tag:blogger.com,1999:blog-25467265036362750232024-02-18T22:13:20.880-08:00Anak Kostanakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.comBlogger78125tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-4542358797563569762015-10-05T14:59:00.003-07:002015-10-05T14:59:30.393-07:00Selamat Jalan Istri Ku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istriku sekarang di alam surgawi, baik-baik sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan sorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil.<br />
<br />
<br />
Begitulah yang kurasakan, karena selama ini aku merasa bahwa aku telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anakku, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu untuk anakku.<br />
Pada suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera berangkat ke kantor, anakku masih tertidur. Ohhh aku harus menyediakan makan untuknya.Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anakku yang masih mengantuk,kemudian aku bergegas berangkat ke tempat kerja.<br />
Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras. Suatu hari ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, aku langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam. Namun, ketika aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang pecah dan tumpah seperti cairan hangat! Aku membuka selimut danâ?¦.. di sanalah sumber "masalah"nya â?¦ sebuah mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut!<br />
Ohâ?¦Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan langsung menghujani anakku yang sedang gembira bermain dengan mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat: "Ayah, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya . Karena aku takut mie"nya akan menjadi dingin, jadi aku menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang. Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainanku, aku minta maaf,ayah â?¦ "<br />
Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku, tetapi, aku tidak ingin anakku melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangisku. Setelah beberapa lama, aku hampiri anakku, kupeluknya dengan erat dan memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur. Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto ibu yang dikasihinya.<br />
Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, aku mencoba, dalam periode ini, untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang seorang ayah dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia. Namun, belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar menyesal. Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak saya absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya menemukan dirinya di sebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lalu mengatakan, "Aku minta maaf, ayah".<br />
Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara "pertunjukan bakat" yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu.<br />
Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke rumah memberitahuku, bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk berlatih menulis,aku yakin , jika istriku masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuat saya bangga juga!<br />
Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Tapi astaga, anakku membuat masalah lagi. Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun jadi kurang bagus.<br />
Mereka menelponku dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anakku telah mengirim beberapa surat tanpa alamat. Walaupun aku sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anakku lagi, tetapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena aku merasa bahwa anak ini sudah benar-benar keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf : "Maaf, ayah". Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu. Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah, dengan marah aku mendorong anakku ke sudut mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya? Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : "Surat-surat itu untuk ibuâ?¦..". Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. â?¦. tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan terus bertanya kepadanya: "Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak surat-surat, pada waktu yg sama?" Jawaban anakku itu : "Aku telah menulis surat buat ibu untuk waktu yang lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus". Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku bingung, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku katakan.<br />
Aku bilang pada anakku, "Nak, ibu sudah berada di surga, jadi untuk selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk ibu, cukup dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada mommy. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah itu, ia bisa tidur dengan nyenyak. Aku berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat tersebut ke luar, tapiâ?¦. aku jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut sebelum mereka berubah menjadi abu. Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur "ibu sayang", Aku sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara "Pertunjukan Bakat" di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi aku tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi.<br />
Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencariku, setelah menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya. Ibu, setiap hari aku melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia teringat padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis di kamarnya. Aku pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua. Tapi bu, aku mulai melupakan wajahmu. Bisakah ibu muncul dalam mimpiku sehingga aku dapat melihat wajahmu dan ingat kamu? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang tersebut dalam mimpimu. Tapi ibu, mengapa engkau tak pernah muncul ?<br />
Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena aku tidak pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak ditinggalkan oleh istriku<br />
Note : Untuk para suami dan laki-laki, yang telah dianugerahi seorang istri/pasangan yang baik, yang penuh kasih terhadap anak-anakmu selalu berterima-kasihlah setiap hari pada istrimu. Dia telah rela menghabiskan sisa umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu, mendukungmu, memanjakanmu dan selalu setia menunggumu, menjaga dan menyayangi dirimu dan anak-anakmu.<br />
Hargailah keberadaannya, kasihilah dan cintailah dia sepanjang hidupmu dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena apabila engkau telah kehilangan dia, tidak ada emas permata, intan berlian yang bisa menggantikannya.</div>
anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-57155792343668426462015-10-03T16:30:00.003-07:002015-10-03T16:30:18.843-07:00Cerita Dewasa: Guru ku MartubasiAku Perkosa Ibu Guru SD yang suka Masturbasi<br />
Cerita Dewasa-Perkosa guru SD: Aku meraba klitorisku dengan jari jariku, terasa nikmat sekali, beberapa saat kututup mataku. Cepat sekali vaginaku sudah licin, basah sekali, sentuhan jari jariku semakin menebarkan rasa nikmat. Sesekali aku tekan lebih keras, tubuhku rasanya tidak sanggup menopang tubuhku, lututku bergetar lemas tidak kuat menopang tubuhku.<br />
Oh ya, keasikan neh, perkenalkan namaku dona, 26 tahun, masih single, aku bekerja sebagai seorang guru SD di Jakarta. Hobiku adalah masturbasi sambil menghayalkan pria pujaanku, fantasi-fantasi liar sering kali tidak dapat kubendung, apalagi semenjak aku jomblo hampir setahun ini.<br />
Dan beginilah, belakangan ini jika sedang horny aku tidak kenal tempat untuk memuaskan gejolak birahiku. Balik ke cerita tadi...<br />
Sangkin nikmatnya masturbasi di toilet sekolah, aku sampai tidak menyadari kalau pintu toilet meski kututup tapi tidak kukunci. Aku semakin tidak peduli, yang kutahu aku harus memuaskan birahiku yang sedang terbakar, kucoba menahan desahanku, meski terkadang terlepas juga desisan desisan kecil dari bibir tipisku.<br />
"sshh..emhhh", desisan kecil sesekali kelaur dari bibir tipisku.<br />
Aku membayangkan bercinta dengan pak Oki, guru olah raga baru disekolah tempatku bekerja, pak Oki sungguh tampan dan tubuhnya yang sangat kekar, tadi siang aku memperhatikannya yang sedang memberi petunjuk cara meregangkan otot kepada murid kelas 6 SD. ototnya begitu keakar, belum lagi ada tonjolan yang menggelembung di antara pahanya. Terus terbayang-bayang, aku jadi ga kaut lagi menahan birahiku sampai akhirnya berujung di toilet sekolah ini ketika jam pelajaran berakhir dan sekolah sudah sepi. Aku membayangkan bercinta dengan pak Oki di toilet ini, dia memompa k*ntolnya yang besar di vaginaku dari arah belakang, tubuhnya mendorong tubuhku sehingga aku terpaksa menahan tubuhku di tembok toilet dan sedikit menungging.<br />
Aku mempraktekkannya seolah-olah semuanya nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan yang lain membelai klitorisku dari depan.<br />
'uuuh pak oki', desisku pelan. aku terus mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas keningku. Tidak lama aku merasa hampir tiba di ujung kenikmatan itu, namun tiba-tiba,<br />
'braaak', pintu toilet tiba tiba terbuka.<br />
'bu dona', kata orang yang berdiri di depan pintu toilet dengan mata yang tidak berkedip sedikitpun melihatku. Aku tersentak kaget,<br />
'pak parman ehhhh...', kataku kaget ketika melihat pak parman, cleaning service sekolah yang umurnya sekitar 40 tahun. Sangkin kagetnya dan tidak tau berbuat apa aku jongkok merapatkan kakiku sangkin kagetnya, namun tanganku masih berada diantara selangkanganku, aku begitu kaget sampai luapa menarik tanganku.<br />
'pak parmaan keluar', kataku dengan suara pelan. Wajahku pucat sangkin takut dan malunya. Kurang ajar benar dia, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar toilet dan menguncinya.<br />
'ngapain pak... keluar,' perintahku dengan tetap berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yang tadinya tersingkap sampai ke pinggul.<br />
'Bu dona', kata parman sambil mendekatiku dan mendekap tubuhku. Aku bertambah kaget, tapi aku tdak berani berteriak, aku takut ada orang yang mengetahui kalau aku masturbasi di toilet sekolah.<br />
'jangaan pak', kataku berusaha melepaskan dekapannya, kugeser tubuhku untuk melepaskan diri dari dekapannya, namun dia tetap mendekapku sampai aku menabrak dinding.<br />
'jangan paak', kataku takut, dia tidak mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan wajahnya dan menciumi leherku,<br />
'jangaaan', kataku lagi.<br />
Melihat parman yang begitu beringas dengan nafas mendengus dengaus menciumi leherku dan tangannya mulai meraba raba buah dadaku. Aku menyadari kalau aku terjebak, aku berusaha melawan, dengan sekuat tenaga aku dorong tubuhnya, berhasil, dia terjatuh di lantai toilet.<br />
Aku langsung mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, namun ketika aku mencoba membuka grendel pintu toilet. Tanganku tertahan oleh tangan parman yang kekar,<br />
'lepaskan', kataku, namun parman yang sudah kesetanan itu tidak mendengarkanku, dia malah memutar tangan kananku ke belakang tubuhku dengan paksa, tangannya yang lain menahan tangan kiriku didinding. Aku terjebak, tenaganya kuat sekali, tubuhku seperti terkunci dan tidak bisa bergerak,<br />
'pak parmman jangan...sakit..lepaskan', kataku memohon dengan suara memelas.<br />
'bu dona... biarkan aku...', katanya didekat telingaku, dengusan nafasnya sampai terasa menerpa telingaku.<br />
"ahhh lepaskan', aku memohon lagi begitu mengetahui tubuh kekarnya menekan tubuhku kedinding. Aku sangat takut, ketika merasa ada benda yang keras kenyal menabrak bokongku.<br />
'ahh k*ntolnya udah tegang, dia akan memperkosaku', jerit batinku<br />
Aku semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangannya yang menahan kedua tanganku.<br />
'sebaiknya bu dona jangan berisik, nanti ada orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang tetapi saya akan cerita ke semua orang kalau ibu dona masturbasi di kamar mandi', katanya mengancam, aku mengurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Apalagi di sekolah aku dikenal sebagai wanita anggun yang berkarisma. Aku menghentikan perlawananku...berpikir sejenak.<br />
Kesempatan itu tidak disia siakannya, tangan kananku diletakkan keatas merapat didinding bersatu dengan tangan kiriku, dengan tangan kirinya dia menahan kedua tanganku.<br />
'jangan paak, kumohhhon jangaan', aku memelas kepadanya. Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah bebas meraba raba buah dadaku, dia memeras buah dadaku keras sekali. Ingin rasanya menangis tetapi aku takut malah ada yang dengar.<br />
"aahh bu dona..toked bu dona gede banget emmhh', kata-kata kotor yang memuji keindahan tubuhku keluar dari mulutnya.Kurang puas meraba buah dadaku yang masih ditutupi kemeja, dia menarik kemejaku keatas melepaskan dari dalam rokku. Tangannya yang kasar mulai terasa meraba raba perutku,<br />
'ammpuun pak lepaskan', kucoba lagi memohon ketika dia mulai memeras buah dadaku.<br />
'emmh bu dona, gede banget toket bu dona'', katanya lagi dengan berbisik dari belakang, dengusan nafasnya yang berderu menandakan dia sangat bernafsu. Dan aku bisa merasakan penisnya sudah sangat keras sekali menabrak nabrak pantatku. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat ingin menyetubuhiku.<br />
'Bu dona ijinkan saya ngent*tin bu dona', bisiknya pelan sambil menarik rokku keatas. Aku kaget mendengarnya, tetapi tenagaku tidak cukup kuat melepaskan kuncian tangannya.<br />
'Pak..jangan jangan kasihani aku', kataku memelas. Sepertinya apapun yang kukatakan tidak dapat membendung nafsu setannya, sejenak tidak kurasakan tangan kanannya meraba raba tubuhku.<br />
Penasaran apa yang dilakukannya. aku menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya..<br />
'oooh jangan pak', aku panik ketika melihat ke belakang dia mengeluarkan k*ntolnya, meski tidak begitu jelas aku bisa melihat penisnya yang besar dan hitam legam sudah keluar dari sarangnya. Belum hilang rasa kagetku, Parman menekan tubuhku merapat kedinding, aku merasakan benda kenyal dan keras mengesek dan menabrak pantatku.<br />
'Aduuh pantat bu dona montok banget', katanya meremas remas pantatku. Aku terkaget, aku baru teringat jika ketika masturbasi tadi aku melepas celana dalamku dan celana dalamku masih tergantung di pintu toilet.<br />
'Gawat neh', pekikku dalam hati mengetahui bokongku tidak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia dengan mudah mencari sasaran tembaknya apa lagi vaginaku udah mengeluarkan cairan karena masturbasi tadi, aku menjadi panik kembali, aku takut membayangkannya. Kucoba lagi memberontak, tapi tetap sia sia.<br />
Aku pasrah, rasanya tidak mungkin lepas, kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek gesek belahan vaginaku yang licin seperti mencari cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di mulut lubang vaginaku setelah mendapatkan sasaran tembak, k*ntol parman sudah berada tepat di depan mulut vaginaku, aku sungguh tidak berdaya.<br />
'Pak parman ampun pak', kataku memohon lagi menyadari dalam hitungan detik k*ntolnya akan segera masuk kedalam tubuhku.<br />
'Bu dona udah lama saya pengen giniin bu dona, bu dona seksi banget', katanya, dan tiba tiba kurasakan k*ntolnya mulai masuk, aku panik mencoba melawan sengan sisa sisa harapanku, bukannya terlepas tapi malah karena gerakan tubuhku k*ntol itu malah terbenam masuk ke dalam lubang vaginaku,<br />
'aaaah tidaaak', pekikku dalam hati ketika kurasakan k*ntolnya terasa terbenam memenuhi vaginaku. Aku menarik nafas, ingin rasanya menangis.<br />
Sungguh sial, vaginaku yang sudah basah ketika aku masturbasi tadi malah memudahkan batang itu masuk, tetapi kupikir itu lebih baik, jika tidak mungkin vaginaku bisa lecet karena ada benda yang memaksa masuk, tapi berkat cairan yang sebelumnya memang udah membanjiri vaginaku membuat k*ntol parman yang besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang vaginaku perlahan.<br />
'emmmh bu dona, vagina bu dona enak banget, ooohhh', desahnya didekat telingaku ketika k*ntolnya dibenamkan sedalam dalam mungkin dan terasa menyentuh rahimku,<br />
'Ya ampuuun panjang banget k*ntol laki laki ini, ampuuun', pekikku dalam hati. Aku berharap k*ntol itu udah mentok karena terasa sangat keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih karena jujur aja belum pernah ada benda sebesar itu masuk ke vaginaku. Ketika batangan itu amblas, aku terdiam, antara bingung, takut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk dikepalaku... aku benar benar terdiam, tidak bergerak.<br />
Aku pasrah, tidak mengeluarkan sepatah katapun, tidak kusangka khyalanku bercinta di toilet sekolah, dan disetubuhi dari belakang kesampean juga, tetapi bedanya bukan dengan pak oki dan aku tidak menginginkan ini terjadi. Tapi kenyataannya, laki laki yang sedang mendesah desah dibelakangku, yang sedang membenamkan batangannya di lubang surgaku yang berharga adalah pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kami.<br />
Kenyataan yang harus kuterima, parman sedang menikmati vaginaku, menikmati memompa penisnya keluar masuk di lubang kemaluanku.<br />
'oooh bu dona...ohhh enaknya', desah parman ga karuan berkali kali<br />
'emmmh', aku mendesis kecil, meski aku tidak suka tapi tiba-tiba aku merasakan rasa nikmat meski tersamar oleh rasa takutku. Parman terus mengocok k*ntolnya tanpa henti, begitu dalam melesak masuk di lubang vaginaku. Kedua tanganku masih ditahan oleh tangannya yang kekar di dinding toilet.<br />
'oooh ya ampppuuun k*ntolnya teraasa banget', teriakku dalam hati. Ketika aku mulai tenang, aku menyadari kalau k*ntol parman memang besar dan keras sekali, gesekan dan tusukan k*ntolnya begitu mantap memenuhi lubang vaginaku. Terasa banget ada benda yang mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yang menjalar diseluruh tubuhku.<br />
Diam diam aku mulai menikmati diperkosa pria ini, tiap kali dia menggerakkan batang k*ntolnya, darahku berdesir, sungguh luar biasa nikmat yang kudapat. Ketika dia menancapkan penisnya kembali ke dalam liangku, aku mendesis pelan, kucoba tidak mengeluarkan suara, aku terlalu sombong untuk mengakui kalau batangan itu sungguh memberikan kenikmatan padaku, tetapi tetap saja desisan kecil keluar dari bibirku.<br />
'mmmh mmmmh', desisku pelan.<br />
'enakkan bu?, katanya tiba tiba.<br />
Ternyata dia mengetahui kalau aku mulai menikmati tusukan k*ntolnya. Aku terdiam malu, tidak berani berkomentar, kalau kubilang tidak atau memaki makinya, dia pasti tahu aku bohong karena vaginaku sudah mengeluarkan banyak cairan yang menandakan aku juga terangsang dan menikmati enjotan k*ntolnya. Aku menundukkan kepalaku dan mencoba menghindari ciuman bibirnya yang mengecup pipi kananku.<br />
'Tunggingin dikit bu dona', katanya sambil menarik pantatku keatas.<br />
'Kurang ajaaar... berani beraninya dia malah menyuruhku menungging', umpatku dalam hati.<br />
Tapi aku tidak punya pilihan selain menuntaskan birahinya secepat mungkin, dan berharap agar semuanya secepat mungkin berakhir. Aku ikuti saja kemauannya dengan menunggingkan sedikit pantatku.<br />
'emmh pantat bo dona memang montok banget, ga salah apa yang aku khayalin selama ini', katanya sambil meremas remas bokongku gemas.<br />
'Gila, ternyata aku sudah lama jadi fantasi laki laki ini', pikirku dalam hati.<br />
Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya menahan pinggulku, dia kembali menggerakkan k*ntolnya kembali.<br />
'emmh pak pelan', kataku ketika kurasakan penetrasi k*ntolnya terasa lebih dalam dari sebelumnya,mungkin karena aku menunggingkan pantatku sehingga posisi vaginaku benar-benar bebas hambatan.<br />
Parman tidak memperlambat kocokannya, dia malah mempercepat, aku mulai mendesah-desah pelan masih menjaga sikapku,<br />
'emmh emmmh', desisku pelan merasakan gesekan batangannya di lubang vaginaku.<br />
Melihat tubuhku yang terdorong dorong kedepan, parman sepertinya sengaja melepaskan kedua tanganku sehingga aku dapat menahan tekanan tubuhnya, dengan kedua tanganku bertopang pada tembok.<br />
'emmmh gila seret banget', erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas bokongku yang bulat padat sambil tidak berhenti mengocok k*ntolnya.<br />
'ooh bu oooh', parman semakin keras mendesah, aku jadi takut kalau-kalau ada orang yang mendengar desahannya itu.<br />
"pak parman..ja..jangan berisik pak..", kataku memohon takut desahannya didengar orang.<br />
'I..i..iya bu emhh abis enak banget', katanya pelan dengan nafas menderu.<br />
Kocokan k*ntolnya terasa semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokongku, dia menguakkan belahan pantatku. dan kurasakan satu jarinya membelai anusku. Kontan aja aku menggeliat, pantatku bergoyang ke kanan ke kiri karena kegelian.<br />
'oooh pak parman..oooh', aku bukan lagi mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku, rasa nikmat yang tercipta dari kocokan k*ntol parman ditambai gesekan jarinya yang membelai anusku seperti racikan yang pas membuat aku lupa diri, dan membuatku tidak dapat membendung desahanku. Hebat sekali, rasanya aku mulai benar benar menikmati semua ini, tubuhku terasa sangat geli, kenikmatan rasanya menyebar diseluruh tubuhku.<br />
'oooh ahhh', aku semankin menggila desahanku bertambah keras saja, parman bukan saja hanya membelai anusku dengan jarinya tetapi memasukkan satu jarinya ke anusku dan menusuk nusuk jarinya ke anusku, refleks pantatku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik k*ntolnya dia membalasnya dengan menusukkan jarinya ke anusku. Jujur saja terlintas dibenakku untuk melakukan anal sex dengan pak parman, seperti yang dulu pernah kulakuan dengan pacarku.<br />
Parman semakin mengerang tak karuan, tidak kuhiraukan lagi apa yang dikatakan parman, rasanya aku sudah mau orgasme.<br />
'saya mau keluar..ahh bu dona', kudengar samar samar erangannya, namun tidak kupedulikan karena aku juga merasa sudah mau orgasme.<br />
'ooh emmmh oooh' desahku lebih keras, kurapatkan tubuhku kedinding, parman mengikuti tubuhku dan menekan keras keras k*ntolnya kedalam vaginaku, bahkan dia menusuk jarinya sampai amblas didalam anusku<br />
'ahhhh setaaan kau parmaaaaan', lirihku panjang, aku orgasme, aku tidak dapat menahannya, sungguh luar biasa aku bisa orgasme ketika diperkosa.<br />
Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan, masih kurasakan penis parman memenuhi liangku, tetapi tidak kurasakan lagi jari parman di anusku, kedua tangannya memegang pantatku dan memompa k*ntolnya dengan ganas.<br />
'oooh bu dona oooh', tiba tiba parman mengerang keras dan menekan tubuhku keras, aku kaget menyadari dia mau orgasme, tapi terlambat, diringi erangannya, k*ntol parman sudah menyemburkan sperma hangat menyirahi rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan penisnya dalam-dalam membuat tubuhku terdorong ke tembok.<br />
'ooooh emmmh', entah kenapa aku ikut menikmati sensasi ketika parman orgasme di liangku, denyutan-denyutan kecil batang k*ntolnya terasa di sinding lubang vaginaku ketika cairan hangat spermanya berhamburan keluar menyirami lubangku.<br />
'Ahhh apa yang kulakukan? Parman orgasme di vaginaku', pekikku dalam hati. Aku tersadar kembali, kurapatkan tubuhku kedinding dan menarik nafasku, aku teringat kalau aku memang sudah mau haid, aku hanya bisa berharap spermanya tidak membuahi telur dirahimku.<br />
'ahh bu dona emmh', dia mencoba mencium pipiku tapi kudorong dengan mata melotot. Melihatku protes, dia segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan k*ntolnya yang masih dilumuri cairan vaginaku.<br />
'Cepat keluar pak', kataku dengan suara lantang sambil merapikan posisi rokku. Parman tanpa berkata apa apa langsung keluar dan kukunci pintu toilet. Aku langsung membersihkan kemaluanku dari cairanku sendiri dan sperma parman yang mengalir keluar,<br />
'gila..banyak banget spermanya', umpatku dalam hati.<br />
Aku mengenakan celana dalam dan merapikan baju yang kukenakan. Aku mengendap endap keluar toilet dengan hati berdebar, takut ada orang yang mengetahui apa yang terjadi tadi di toilet. Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu sudah hampir jam 4 sore. Dengan hati berdebar aku memasuki ruangan guru, kulihat kepala sekolah dan 2 orang guru belum pulang mereka lagi sibuk dengan urusan masing masing. Aku sedikit bernafas lega meski perasaan kotor masih ada dipikiranku. Dan sore itu aku pulang kerumah dengan perasaan yang tidak menentu antara malu, takjub dan takut.anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-51544542970612072542015-09-28T15:36:00.002-07:002015-09-28T15:36:58.042-07:00Cerita Dewasa: Ngentot Di Gudang Sekolah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ3sH4K2uJQMfSQJ54sw1mqQ9xZULZBosjxaM7KaNyAuN4ECdAlrgDUuyl0BYaaZR6e6pkSLD_1rDhrWYjOEb6j7zo-GX_60DVD8N0o2_JvzdYDnjcZzqy6rBe-kzupwU2gpYuOEB2ukqr/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ3sH4K2uJQMfSQJ54sw1mqQ9xZULZBosjxaM7KaNyAuN4ECdAlrgDUuyl0BYaaZR6e6pkSLD_1rDhrWYjOEb6j7zo-GX_60DVD8N0o2_JvzdYDnjcZzqy6rBe-kzupwU2gpYuOEB2ukqr/s1600/images.jpg" /></a></div>
Aloo nama gw leo,gw kuliah di tahun ke 4 sekarang dan gw punya pacar yang binalnya minta ampun dulu di smp gw namanya anggi,dan kalo bicara yang namanya tidur ama cw gw ngelakuiin pertama kali di bangku smp dulu sama dengan anggi ,dan karena itu juga gw punya pacar yang tetap ampe sekarang gw kuliah,kejadiannya tepat di gudang sekolah gw yang tercinta ini pas gw melakukan ini gw kelas 3 smp dan pacar gw kelas 2 smp .Ni ceritanya tapi kalo jelek jangan protes ya.<br />
<br />
Gw sekolah di suatu smp swasta di jakarta,ngomong2x gw termasuk orang yang tenar di sekolah gw (maklum tajir,juga wajah gw juga lumayan dan gw osis di sana).Singkat cerita cewe di sekolah gw banyak yang ngejar dan mau ama gw tapi hanya sedikit cw yang gw ajak tidur ama gw,sekolah gw termasuk sekolah swasta yang favorit di daerah gw sekali kalo engga sekola gw menang sesuatu pasti ada yang mengharumkan nama sekolah gw,di sekolah gw di cap playboy tapi biar di cap gitu masih banyak cw yang mau ama gw dari sekian banyak cw di sekolah gw ada 1 cw di sekolah gw yang pengen banget gw cobaiin namanya anggilina,cantik,imut,kulitnya putih,rambut sebahu warna pirang biru dan sepintas mirip cina dan yang paling gw suka dari dia adalah pantat ama dada gadis tsb tumbuh gd melebihi temen cw ya .<br />
<br />
Anggi pangilan tuk cw ini dan dia termasuk cw yang nakal ato bisa dikatakan binal sekali di sekolah,ada2x aja dulu tingkahnya yang buat orang awam ato guru geleng pala pernah dia tari telanjang di kelas,ciumman di kelas,ampe sepongin ama fetting di wc sekola nih cw termasuk primadona sekola gw banyak cowo yang mau ngajak dia jadian cuma tuk tidur ama dia tapi di tolak secara halus karena menurut dia,dia engga mau sembarang cowo yang masukin kontolnya ke memek dia.<br />
<br />
Pas hari senin pagi seperti biasa gw ama gw berangkat dan engga biasanya gw terlambat ( gw kaga pernah terlambat sekalipun ) dan ternyata banyak siswa yang terlambat dan dari pada di hukum ,gw main di gudang sekolah sambil ngerokok di gudang sekolah ( gw sering ngerokok disitu ) dan digudang sekolah gw liat anggi lagi asyik baca buku,gila ni cw baca bacaan novel cowo dewasa.Dia baca sambil ngusap2x dadanya dan sesekali jarinya di masukkin ke memek,ahhh.ahhh.ahhh gitu kira2x desahan ya ni cw lagi coli kali pikiran gw ,langsung aja gw buka pintu gudang sekola itu kontan dia kaget gw cuma terpana ngeliat memek dia yang di hiasi jembut yang lumayan tebal ehhhleo gw ngapain loekaget..gw kata dia terkejut sambil cepat – cepat ngerapiin celana dalamnya ahh engga,lagi ngapain loe kata gw iya,coli ya kata gw nambahin ihhh. engga lagi baca aja kata dia seraya nunjukin majalah itu ke gw gi loe mau engga jadi bokin gw kata gw bokin loekata dia iya kata gw mendekat seraya mengelus memek anggi yang taunya udah basah itu ehmmm.mauuukata anggi merem melek dan mundur serta memakai celana dalamnya lagi mau engga loe tidur ama gw kata gw langsung ama loe kata dia kaget.<br />
<br />
Iya ama gw,abis ama siapa lagi loe kan bokin gw kata gw nambahin engga ahhh takutt kata anggi takut,takut apaan kata gw takut hamil kata dia engga la,kalo hamil ya gw tanggung jawab kata gw bener mau tanggung jawab kata anggi senyum kapan mau ML ama gwkata anggi disini aja entar siang abis anak2x ama guru balik kata gw seneng kegirangan entar sore jam 3 aja kata anggi tapi gw boleh minta duit engga,buat bayaran sekola gw nunggak 4 bulan nih kata anggi emang loe belum bayaran sekola gi kata gw bingung belon kan uangnya gw pake buat beli majalah ini kata anggi senyum iya nih kata gw seraya mengeluarkan 4 lembar seratus ribuan kembaliannya buat loe aja gii kata gw gw tunggu loe disini ya nanti kata gw bye sayang,tunggu gw ya kata anggi seraya mengecup gw dan kami masuk sekolah di pelajaran ke dua.<br />
<br />
Jam 3 sore guru ama murid di sekola gw pulang dan gw minta ijin ama mang diman,pinjem kunci sekola buat urusan sesuatu seraya masukkin 2 lembar seratus ribu ke kantong mang diman,gw liat sepi gw ke gudang sekolah yang letaknya agak sepi dan terbelakang di sekolah gw,ada,anggi lagi nenggak minuman dingin.<br />
ayo mulai aja kata anggi ayo aja kata gw boleh,tapi jangan sangar ya kata anggi lalu gw melepas celana panjang dan celana dalam anggi kata lo siapa yang paling gd diantara cowok yang pernah loe liat kata gw seraya menyorongkan kontol gw ehhh keliatanya sih lu udah putih panjang lagi kata anggi malu2x gii loe buka donk baju luu kata gw dan anggi pun membuka baju serta celana abu2xnya dan jreeng telah berdiri di hadapan gw si anggi cw seksi yang sudah telanjang bulat engga makai apa 2x berdiri di depan gw wuihhh..bener..<br />
<br />
kata orang badan loe kualitas nomer satu gi kata gw,gw lalu memeluk anggi dan mencium anggi serta meraba pantat anggi dari belakang dan ciumman gw turun ke leher dan tangan gw pindah ke depan dan gw langsung mengusap – ngusap memek anggi dengan tangan dan memasukkan jari tengah gw di memek anggi ahh..sakiitt..tauuu..kata anggi terhentak lalu jari gw berganti bermain di bibir memek anggi dan gw mau anggi melakukan sesuatu dan gw mengghentikan tangan gw di memek anggi dan gw meminta anggi berdiri di depan selangkangan gw dan menyuruh melakukan blow job lalu dia segera melakukannya dan gw mengarahkan anggi ke depan kontol gw dan menyuruh memasukkan kontol gw ke mulut anggi dan mengangkat tangan anggi memegang pantat gw dan gw memaju – mundurkan kontol gw seperti menyetubuhi mulut mungil anggi dan dengan mulutnya anggi mengulum dan kontol gw di sedot sedot.<br />
<br />
kontol gw di kulum biji zakarnya di maju mundurkan kontol gw di mulut anggi yang mungil itu ,kontol gw kadang kadang di jepit diantara dada anggi yang bulat seksi tsb dan anggi menyedot kepala kontol gw dan sensasi yang di berikan anggi serta dadanya itu enak sekali dan gw tidak hentinya mengerang dan dengan keras kedua tangan gw menjambak rambut anggi kedepan dan ke belakang sampai biji zakar gw menghantam muka anggi dengan keras eehhmmm .eenakghhhh. giii enakgghhh teruss. .giii kata gw ngerasa kaya kesetrum listrik jutaan watt pas mulut imut anggi mengemut dan menyedot keras dan sesudah kontol gw mengkilat karena ludah anggi itu ,anggi berkata sayy.. .isepp memek anggiii donk dan gw langsung ke bawah dan langsung mencium memek anggi baunya wangi merangsang itu dan gw langsung menjilat memek anggi seraya mengeluar mesukkan jari tengah gw ke memek anggi dan kadang2x kedalam anus anggi.<br />
<br />
Gw sedot sedot clotoris anggi dan anggi pun tak hentinya mengerang trerus. leooo. sedottt memekkk anggiiii kata anggi,gw makin gila menyedot dan mengeluar masukan jari gw ke memek dan anus anggi leooo memekkk anggiiiikata anggi kenapa.. memek anggiii jawab gw seraya menekan nekan jari gw memek angggiii basahhh kata anggi anggi mauuu keluarrrrr. dan anggi mengejang dan menjambak rambut gw ke memeknya dan dia merasakan orgasme yang pertamanya sesudah itu gw berkata gi gw boleh kan masukin kontol gw ke sini sambil mengusap – usap kontolnya ke memek anggi boleh aja pelan2x ya kata anggi.<br />
<br />
seraya merem melek akibat perlakuan jari dan kontol gw di memek anggi lalu gw pelan – pelan masukin kepala kontol itu ke guanya anggi dan tidak bisa masuk meleset lalu gw lumurin tangan gw dengan ludah dan gw mencoba dan setelah setengah kontol itu masuk anggi memekik keras acchhh ouww.. sakitt.. dii..pelan.. pelan..donk luu. jangan sangar gitu setelah kepala batang keras tersebut masuk kemudian gw mencium leher anggi dan sesudah anggi terangsang gw menghentakkan batang kontol gw sehingga masuk seluruhnya ke memek anggi dan anggi menjerit seraya memeluk punggung gw achhh.<br />
<br />
leooo.. perihhh. jerit anggi setengah menangis tenang gii entar juga enak cuma sebentar kok sayy kata gw seraya mencium dan meremas dadanya supaya dia tenang lalu gw mulai bergerak maju mundur pelan sekali supaya anggi engga merasa sakit achhhohhh enakkkghhh. leooo.. enakk trusss.. leooookata anggi merem melek,mulut anggi tak hentinya meracau enakkkleoooterusss racau anggi enakkk.apakata gw seraya mempercepat genjotan gw di dalam memek anggi kontollll leooo.. enakkk racauan anggi yang sudah tak beraturan itu dan gw bergerak sedikit cepat dan anggi seraya menaikan kakinya dan terus mengusap – usap pantat gw yang gerakannya semakin cepat dan gw hanya bergerak maju mundur seraya memegang dan mengelus – elus paha putih anggi dan sesekali menampar paha anggi seraya sesekali menyedot dada anggi yang membusung keras dan leher anggi yang wangi tsb.<br />
<br />
dan setelah 15 menit anggi di genjot oleh gw anggi merasakan sesuatu yang mau keluar dari liang memeknya achhh diiii. gw. mauuuu. jerit anggi mauuapakata gw memek anggii keluarrr. keluarrr genjotttt. yangg. kerassss donkkkk sayyy kata anggi dan gw segera mengeluar masukan kontol gw dengan cepat dan keras keluariinn.. aja.. giii.. biar memek loe jepit.. kontoll leooo kata gw seraya menaikkan lagi tempo genjotan di memek anggi dan anggi yang sudah tidak tahan itupun menjerit takkala menahan orgasmenya anggi. sayangg.. leoooo dan anggipun merasakan orgasme keduanya dan tubuh anggi pun mengejang dan otomatis menjambak rambut gw kebelakang dan kedua kakinya naik dan menjepit pinggang gw sesudah itu langsung melemas dan jatuh di atas kardus di sampingnya dua.. kosong sayang..<br />
<br />
kata gw saykita coba dogie style yu kata gw seraya membalik tubuh anggi ke posisi seperti orang merangkak,lalu dengan cepat gw menusuk anggi dari belakang dan bleesssshhh kontol gw yang panjang dan putih itu masuk lagi ke memek anggi dari belakang lalu gw mulai kerja lagi keluar masuk memek anggi dan anggi hanya merem melek dan mengoyangkan kepalanya kekanan dan kiri dan sesekali juga mengoyang anusnya kekiri dan kekanan sesuatu ketika gw bergerak dengan cepat dan kasar sekali sampai bunyi anus anggi yang bersentuhan dengan perut gw berbunyi nyaring dan badan anggi tesodok – sodok dan terguncang – guncang dan buah dada anggi yang besar itu beranyun – anyun dan desahan anggi bertambah nyaring dan gerakan anus anggi semakin erotis.<br />
<br />
Gw terus menyodok memek gw dengan gerakan yang sangat cepat dan setelah 10 menit berdogie style dengan anggi akhirnya gw menyerah dan merasa pertahanan gw akan jebol dan gw mengenjot anggi dengan cepat dan sesuatu ketika gw menancapkan kontolnya di memek gw dan meremas dada anggi dengan keras dan tiba – tiba gw berteriak kepada anggi seraya menancapkan batang kontol ke memek anggi yang sekali jadi sehingga anggi pun memekik dan kepalanya mendongak keatas seraya melepas kontol gw di mulutnya ituachhhh.jerit anggiaccchhhh. giii gw mauu. keluarrrghhhh terimaaa. nihhhh.<br />
<br />
pejuuuuu gueee gw mengerang dan tangannya berganti meremas buah anus anggi dengan kencang dan pada saat itu pula gw mengeluarkan spermanya yang jumlahnya banyak itu di dalam memek anggi enakk.. giii enakkk memek loe enakkk kata gw seraya sedikit bergerak keluar masuk lagi di memek anggi tuk merasakan sedikit kenikmatan lagi sampai muncratan sperma terakhir kontol gw dan mencabut kontol gw dan menyuruh anggi membersihkan kontol gw dengan lidahnya dan sesudahnya gw yang kecapaian duduk di kotak di samping tubuh anggi yang mengkilat akibat keringat itu lalu gw mau mendekati anggi lagi ,dan meminta sekali lagi tapi yag ini lain,<br />
<br />
gw dari dulu pengen nyoba yang namanya anal seks dan banget – banget pengen nyobain anus si anggi yang semok dan padat itu lalu dengan sedikit diolesi vaseline punya anggi gw lumuri batang gw yang mengeras lagi dan anus anggi dan gw mulai penetrasi dengan kontol keras gw ke dalam anus anggi achhh. leo sakiiitttt. sakiittt. rintih anggi pas kepala kontol gw memaksa masuk ke anus anggi yang kecil tsb gilagiiipantat loe enakghhh.. seraya bergerak maju mundur pelan – pelan 5 menit waktu yang di butuhkan tuk kontol gw masuk seluruhnya gila .<br />
<br />
loe pantat.. memang. cocok disodomi giikata gw lalu dengan semangat gw gerakin kontol gw keluar masuk anus anggi dengan cepat sambil mengusap buah pantat anggi dan juga kadang kadang seraya tangan kanan gw menjambak rambut anggi ke atas gilabener bener anus nomer satu kata gw sambil terus mengenjot anus anggi dan teriakan anggi terdengar semakin nyaring dan melengking ketika kontol gw bergerak keluar masuk anusnya dengan cepat,achhh. leooo sakitttt erang anggi,gw tau teriakannya itu engga bisa kedengeran oleh siapapun karena gudang itu jauh dari depan sekolah dan sekolah lagian lagi sepi dan itu yang buat gw makin semangat memompa kontol gw di anus anggi .<br />
<br />
Baru kali ini gw ngerasaiin yang namanya anal seks dan dengan kenikmatan anus seorang yang seksi padat pula dan kerasa nikmatnya ampe ubun – ubun gw,gw lalu mencengkram pinggul anggi dengan kedua tangan gw dan mengeluarkan – masukkan kontol gw dengan sangat cepat ayooo. giii ngentootttt luuuu ngenttttottt.. caci gw seraya sesekali menampar anus semok anggi kiri dan kanan sampai kelihatan anusnya kelihatan memerah dan anggi hanya bisa menjerit seirama sodokan kontol gw di dalam liang anusnya yang sedang di tusuk oleh kontol gw ahhh.. .le akiiittt leoo.. .jangannnn. cepeeettthhh. cepettthhhh donkkkkhhh achhhh sakittt.. rintih anggi meminta gw bergerak pelan tapi gw udah terbang ke langit ke tujuh dan tidak perduli akan permintaan anggi yang menjerit itu dan terus mengenjot anus semok ini dengan cepat dan gw ingin lebih kasar lagi mensodomi anus anggi yang semok ini dan menggenjot anus semok ini dan dengan gerakan cepat aku memulai aktivitas dengan anus semok ini.<br />
<br />
lalu tiba – tiba anggi memekik panjang achhhh. achhhh. gilaaaa looooo perihhhhh. tauuuu sakiitttt jeritan melengking dari anggi pas kontol gw tarik hingga tinggal ujungnya dan memasukkannya dengan cepat dan keras sekali jadi ke dalam anus anggi dan keringat dingin pun menetes deras di punggung anggi dan saat itu pula gw menggangkat anggi dan punggung anggi bersentuhan dengan dada gw dan tangan gw meremas – remas buah dada anggi yang bulat seksi tersebut.<br />
<br />
seraya menyedot lehernya,bau harum dari lehernya yang buat gw makin gila menggenjot mundur maju anus anggi dan napas anggi kelihatan memburu dan tangan anggi tak henti – hertinya meremas tangan gw yang sedang meremas dada anggi sendiri dan gw memegang tangan anggi dan menaruh ke belakang punggung gw dan mengangkat paha anggi seperti orang buang air besar dan setengah menundukan anggi ke bawah dan gw mulai lagi bergerak mundur maju menyodok anus anggi dengan cepat dan semakin keras meremas buah dada anggi seraya mencaci dan memaki anggi,<br />
<br />
anggi hanya meremas anus gw dan bergerak maju mundur seirama kontol gw didalam anusnya yang sempit tersebut dan gw makin gila menyodok anus anggi dengan cepat seperti gw ingin menghancurkan anus seksi anggi ngenntootttt..luuu pelacuurrrrhh. caboo .jebolhhh luuuu jebolllhhh rasaiinnnchhh nichhh makann nihhhhhh caci gw seraya meremas dada anggi dengan keras sekali dan kadang kadang menampar buah dada anggi ohhhh.. ahhhh. leooo anggiiii.. .enggaaa.. .kuaaattt lagiiiiii ceeeppeettttaaannn. donkkkk rintihan anggi terdengar lagi ayooo. giiii sebentarrhhhh. laghiiiiii.. kata gw seraya menunggingkan dia lagi ahhh ohhhh.. .ahhhh. ahhhh..desahan anggi yang semakin tidak beraturan ,giiii..leooo engga tahann. mauuu leooo.. mauuu. keluarrrghhh. sayanghhh diii dalammm pantattt kamuuu dan kamuuuu.<br />
<br />
jadiiii. pacarrrrr akuuu.kata gw dan gw menancapkan kontol gw di anus anggi sekali jadi sehingga terbenam seluruhnya sampai keliatan buah zakarnya saja di anus mungil seksi padat anggi angggiiii sayanggg. leooooo jeritan terakhir anggi dan cratt crattt crattt sperma gw meledak kembali tapi ini meledak di dalam anus anggi dan gw seketika itu pula gw menekan kontol gw di anus anggi ke dalam sampai muncratan sperma terakhir gw kedalam anus anggi ini .<br />
<br />
Napas gw dan anggi tersengal – sengal sehabis 20 menit gw menggenjot anus anggi habis habisan dan achhh. enakkk jerit gw ketika kontol gw tercabut dengan sendirinya dari anus anggi makasih ya gi gw puas banget kata gw seraya mengelus rambut dan mencium pipi dan meremas buah dada anggi,anggi hanya tersenyum dan anggi kusuruh membersihkan kontol gw dari sisa sperma dan anggi pun berlutut di depan kontol gw dan dengan mulut dan lidahnya lagi dia membersihkan penis gw dari lumuran sperma sampai bersih serta memijit batang kontol gw dan tidak disangka dia menyedot kontol gw dan menelan sisa sperma gw yang sedikit keluar dari kontol gw dan rasanya ngilu dan enak banget iyagw..<br />
<br />
juga nikmatin kok perlakuan loe tadi enak kata anggi seraya memakai bajunya kembali dan kami berdua keluar dari gudang dan sebelum keluar gw sempat melihat darah di atas karung buku yang menjadi alas kami main dan gw menunjuk tempat alas maingw dan anggi tadi wahh giii loe..kata gw iya gw masih virgin..kata anggi yang sayu karena kecapaian dan hanya melempar senyum ke gw elo nyesel gi berbuat gitu ama gw kalo nyesel,dan kalo terjadi apa apa gw mau kok tanggung jawabkata gw seraya mengelus rambut anggi yang tiba – tiba memeluk dan menangis :<br />
<br />
emang kamu engga main main dengan yang tadi kata anggi dengan mata berair dan gw memeluk tubuh mungilnya ehhmm engga.. la .. gw serius kata gw kan anggi hanya cw bispak disini apa kamu engga malu ama temen2x kamu kata anggi terisak isak cw bispak kok perawan,mau engga jadi bokin gw kata gw engga tau,tapi emang anggi suka ama leo dari dulu dan pas anggi pagi digudang anggi ngebayangin di entot ama leo kata anggi wahhh beneeerrr nihhh jadii..gimana donk kata gw dan anggi hanya tersenyum dan gw keluar mengambil mobil dan mengantar anggi ke rumahnya gw tunggu tlp loe say kata gw seraya mencium bibir anggi dan memasukan kartu nama berisi no tlp gw ke dalam saku bajunya.<br />
<br />
dan sesudah itu gw pulang ke rumah dengan membawa perasaan yang bahagia dan membawa kenangan biru yang romantis di gudang sekolah gw dan menunggu calon pacar gw telpon dan malamnya jadi anggi menelepon gw dan mengatakan perasaannya dan bahwa dia mau jadi bokin gw dan ingin mengulang saat itu lagi,tapi dengan syarat dia mau jadi cewe satu satunya dan sejak itu gw ama anggi jadian dan pernah saat itu gw pacar gw anggi,andi dan pacar yang kami berdua menjebol keperawannya di gudang sekolah yang sama (gw jebol pantat anggi dan gw juga jebol pantat ita..maruk pantat ya ) ita selalu melakukan perbuatan nikmat itu berempat di wc sekolah,di hotel,kontrakan kami,ato dimana saja.<br />
<br />
pernah gw tidur ama anggi ama ita sekaligus dan kalo ama anggi tak terhitung jumlahnya kayanya tuh memek udah memble tapi ajaib lo memek ama anus anggi tetap sempit kaya dulu lain ama ita yang jalannya udah ngegang karena banyak di sodomi ama andi pacarnya dan itu yang ngebuat gw ketagihan dan nyeret dia tuk tidur bareng mulu dan engga mau coba memek ama anus selain punya cw gw,liburan anak – anak pada belajar tapi gw ama anggi malah ngentot abis – abisan pernah suatu hari gw ama anggi dan melakukannya di alam terbuka pas gw berempat kemping di gunung dan gw melakuannya di batu besar disana<br />
<br />
itulah cerita rahasia di gudang sekolah kami gw,temen gw andi serta anggi pacar semok gw yang seksi dan mungkin karena ketagihan ama memek ama anus anggi gw jadian ampe sekarang gw kuliah. www.jitupoker.comanakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-25500015510223716212015-09-27T15:11:00.000-07:002015-09-27T15:11:27.515-07:00Cerita Dewasa: Ngentot Bersama SI TetCerita Dewasa : Sungguh nikmat P3p3x Ani yang Masih Perawan - Waktu itu saya masuk sebuah sekolah akademik diploma 1 tahun di Bandung, dan ternyata semua mahasiswi-mahasiswinya di sini lumayan cakep-cakep juga. Setelah 2 minggu lewat saya mulai akrab dengan semua mahasiswa-mahasiwa sekampus, dan terus terang di jurusan saya (Manajemen Informatika), perempuannya hanya sedikit sekali, dan kampus ini juga baru berdiri jadi belum begitu terkenal.<br />
Setelah tiga minggu belajar di kampus ini, ternyata ada mahasiswi baru yang cantik, putih dan bercahaya, pakaiannya juga biasa-biasa saja tetapi semua laki-laki di kelasku, melongok melihat dia. Yaa ampun, cantik benar nih. Jam mata kuliah pertama selesai dan anak-anak laki-laki di kelasku banyak yang kenalan tapi terus terang hanya saya dan temanku berdua bisa dibilang cool, kami hanya keluar dan makan di kantin. Saya benar-benar belum punya nyali untuk dekat dengan wanita-wanita di kampus waktu itu. Dan dengan si mahasiswi baru itu pun kenalnya sangat lama sekali. Sebut saja nama panggilannya Ani. Saya yang baru memasuki dunia baru di perkuliahan, dan melihat cewek-cewek di kampus pun begitu menggebu-gebu nafsu birahiku. Tapi saya hanya punya pikiran dan perasaan sama si Ani ini, mungkin banyak cowok lainnya berpikiran dan berperasaan begitu juga, tapi saya tidak PD, dan saya itu bisa dibilang pendiam dan rata-rata menurut teman-teman, saya ini punya wajah lumayan ganteng. Yaa.. itu sih menurut teman-temanku.<br />
Waktu perkuliahan pun terus berjalan, dan setelah 3 bulan lebih saya mulai akrab dengan Ani ini dan mulai sering ngobrol (sebelumnya hanya kenal senyum saja, ataupun hanya menanyakan tugas mata kuliah). Dan ternyata Dia ini lagi cuti kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta hukum terkenal di Bandung, tapi saya lupa waktu itu dia semester berapa, yang saya ingat waktu itu saya berumur 19 tahun dan dia berumur 22 tahun. Dan ternyata dia sudah punya pacar. Waduh hatiku lemas, walaupun sudah jarang ketemu tetapi statusnya masih resmi pacaran.<br />
Saat kami berdua ngobrol, dia suka curhat tetapi saya suka mencuri pandangan ke arah buah dadanya yang indah menawan itu. Waduh pokoknya bulat tegap dan sedikit runcing, begitu juga kulitnya tidak satupun bekas goresan luka, hanya putih mulus dan pantatnya bulat menantang. Kalau dilihat dari belakang, waduh.. membuat kemaluan saya berdiri tegap dan ingin kuremas-remas dan ditancap dari belakang. Bayangkan kalau berjalan dia berlenggang-lenggok. Dia memiliki rambut yang indah, hitam dan panjang, berhidung mancung, berbibir tipis, alis dan bulu mata yang lentik (tapi seperti cewek bule). Dan memang cewek ini anak seorang yang kaya raya. Dan kami pun menjadi dekat dan akrab, tapi tidak tahu dia itu sukanya bareng dan jalan sama saya saja. Padahal kan banyak teman cewek di kampus itu ataupun cowok yang lain. Yaa.. tapi saya pun sangat senang sekali bisa jalan bareng sama Ani, Dia pun sering mengajak saya main ke rumahnya. Namun itu tidak pernah terjadi, mungkin saya tidak biasa main ke rumah cewek. Dan akhirnya dia ingin main ke rumah saya, waduh saya juga bingung karena saya juga belum pernah kedatangan teman cewek apalagi seperti dia, tapi dia terus memaksa saya.<br />
Suatu hari di kampus, mata kuliah satu sudah selesai dan harus masuk lagi untuk mata kuliah yang kedua, tapi waktunya sore hari, dan ketika sudah selesai mata kuliah satu, kami pun merasa BT kalau di kampus saja, dan Ani memaksa saya untuk main ke rumah saya, katanya ingin tahu tempat tinggal saya dan sekaligus ingin curhat. Ya untungnya rumah saya itu hanya ada saudara saya (karena saya tidak tinggal bersama orang tua) dan rumah itu milik nenek saya. Oleh karena itu kehidupan saya bebas dan saling cuek sama anggota keluarga lainnya di rumah itu. Tidak ada saling curiga atau hal apapun, yang penting tidak saling merugikan satu sama lain.<br />
Kami pun berdua pergi ke rumah saya. Siang bolong, ketika sudah sampai di rumah, Ani saya persilakan masuk ke kamar saya dan ternyata saya tidak grogi atas kedatangan cewek cantik ini. Dan ketika baru mengobrol sebentar lalu dia bicara, Ted panas yaah hawa di Bandung sekarang ini.<br />
Iya nih! sambil kubawakan minuman dingin yang sangat sejuk sekali.<br />
Ted.. boleh nggak saya buka baju, kamu jangan malu Ted, saya masih pake pakaian dalam kok, habis panass siihh..<br />
Waduh memang saya merasa malu waktu itu dan sedikit deg-degan jantungku.<br />
Aduuh gimana kamu ini, emang kamu nggak malu sama aku? bantahku.<br />
Tapi kan dia sudah ngomong kalau dia masih memakai pakaian dalam. Kemudian saya keluar kamar sebentar untuk mengambil makanan ringan di lemari es, dan ketika saya memasuki kamar lagi, ya ampun.. pakaian dalam sih pakaian dalam tapi kalau ternyata kalau itu BH yang super tipis dan kelihatan puting susunya. Waduh, saya sangat grogi waktu itu dan saya pun sering memalingkan wajah, tapi tidak dapat dipungkiri, kemaluan saya pun berereksi dan aliran darah saya pun mengalir tidak karuan, apalagi hawa sedang panas-panasnya.<br />
Ayo sekarang kamu mau curhat lagi? kataku.<br />
Nggak sih Ted, saya udah minta putus sama dia (pacarnya-red) dan dia setuju untuk resmi putus.<br />
Ya udah.. abis gimana lagi, katanya.<br />
Dalam hatiku, asyik dia sudah putus, dan saya pun berpura-pura bersedih, karena memang kasihan melihat wajahnya sedikit pucat dan sedikit menangis. Dia memelukku sambil sedikit bicara kepadaku, tapi itu lho anuku tidak bisa diam dan semakin panas saja suhu tubuhku. Ketika kuelus rambut dan punggungnya, eh dia menciumku dan kubalas ciumannya dan dia membalas lagi, semakin lama kami berciuman dan dia memasukkan lidahnya ke mulutku. Waduh, ini benar-benar mengasyikan dan terus terang ini adalah pertama kali bagiku. Dan dia pun mengeluarkan suara desahan yang sangat lembut dan sensual, dan dituntunnya tanganku ke buah dadanya, langsung saja kuremas-remas dan BH-nya pun kubuka. Wow, buah dada yang sangat indah, putih, bulat berisi dan mancung serta puting yang bagus, sedikit warna merah di seputar putingnya dan berwarna coklat di puncaknya, sekali-kali kupelentir putingnya dan dia pun mendesah kuat, Ssstthh ha.. hah.. aahh.. okhs Ted, bagus Ted, eenakk, suaranya yang kecil dan merdu. Dia membuka bajuku dan aku kini dibuatnya telanjang, tapi aku hanya pasrah saja, tidak ada rasa malu lagi.<br />
Apa kamu sering melakukan ini sama pacar kamu? kataku.<br />
Iya Ted, tapi nggak sering.. aaksshh.. kata dia sambil mendesah, tanganku diarahkannya ke liang kemaluannya, dan langsung kuelus-elus sambil lidahku menjilat putingnya yang indah itu. Sedikit-sedikit kuselingi dengan gigitan ringan tepat di puncaknya, dan dia menggeliat keenakan. Dan kemaluannya pun basah. Kubuka celananya dan celana dalamnya secara perlahan.<br />
Oh iya, kami melakukannya di sofa kamarku tepat di depan TV dan stereo-set. Dan kami lagi sedang mendengarkan lagu-lagu rock barat tahun 70-an, ketika kubuka CD-nya, yes.. dia memiliki kemaluan yang bagus, bulu sedikit, dan memang dia masih perawan, dengan pacarnya juga hanya melakukan oral sex. Tetapi saya belum berani untuk menjilat kemaluannya, saya hanya mengesekkan tangan saya ke bibir kemaluannya. Eh ternyata dia turun dari sofa dan menghisap batang kemaluanku, Aaakshh.. hsstt oks! dia menjilati biji pelerku dan dia mengisap kemaluanku lagi sambil dipegang dan dikocoknya. Waduuhh.. enak sekalii akkhhss.. aliran-aliran darahku mengalir dengan serentak dan ingin kumasukkan kemaluanku ke liang kemaluannya, tapi apa dia mau? Beberapa menit kemudian.. Ted, kamu punya barang gede enggak, kecil enggak, panjang enggak and pendek enggak, tapi bener Ted, saya sangat suka kamu punya barang, katanya sambil berdiri dan lubang kemaluannya dihadapkannya ke wajahku aku semakin tidak kuat saja.<br />
Langsung saja kujilat liang kemaluannya. Wah agak bau juga nih, tapi bau yang enak. Semakin lama semakin asyik dan sangat enak, dan dia pun merintih-rintih kecil, Uwuuhh oo.. sstt akhs.. akhs.. akhs.. oohh aahh.. sstth, sambil tubuhnya agak bergerak nggak karuan, mungkin jilatanku belum pintar tapi kulihat dia sedang keasyikan menikmati jilatanku. Lalu dia berdiri dan menarik tubuhku ke lantai. Di situ kami berciuman lagi, entah kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat di sekitar liang kemaluannya, kuingin batang kemaluanku dimasukkannya ke lubang kemaluannya. Soalnya aku masih ragu. Tapi saya memberanikan untuk bicara.<br />
An, kamu masih perawan nggak?<br />
Iya.. aksshh.. sstt.. sstt aakhs, katanya. Ternyata dugaanku benar.<br />
Tapi sama pacar kamu itu?<br />
Iya tapi kalau aku sama dia hanya oral aja, kata Ani.<br />
Tapi Ted, gimana kalau kita ini sekarang.. dia tidak melanjutkan pembicaraannya.<br />
Okh.. ookh.. okh.. sstt.. dia mencoba untuk memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dengan bantuan tangannya. Dengan begitu, aku pun berusaha untuk memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, dan secara perlahan kugesekkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dan sedikit demi sedikit kumasukkan kemaluanku, tapi ini hanya sampai kepala aja, dan.. Ooohh aakksshh.. ahh.. ah.. aahh.. oohh.. sset, dia merintih- rintih. Aku terus menggenjot dia.<br />
Ted, ternyata pedih juga, aahh! katanya.<br />
Tapi teruskan saja Ted...<br />
Kulihat wajahnya memang mengkhawatirkan juga, tapi yang kurasakan adalah kenikmatan, meskipun itu masih tersendat-sendat dan sedikit kehangatan, Ookkhhss.. sstt, aduh nikmatnya, kataku. Dan memang ada sedikit darah di batang kemaluanku dan yes.. semua batang kemaluanku masuk, dan benar-benar nikmat tiada tara, dan hilanglah perawannya dan perjakaku.<br />
Ssstt.. sstt.. desahannya yang merdu dan menggairahkan apalagi didukung oleh kecantikannya dan mulus kulitnya. Dan kami masih melakukan gaya konvensional dan terus kugenjot naik turun, naik turun dan tumben, aku masih kuat dan menahan kenikmatan ini, karena kalau aku sedang onani, tidak selama ini. Di lantai itu kami melakukannya serasa di surga. Assh.. asshh.. aakss.. oohh.. aksh.. sstt, dia menjerit-jerit tapi biarlah kedengaran oleh saudaraku, yang lagi nonton TV di ruang keluarga. Karena pasti suara jeritan Ani ini kedengaran. Terus Ted, aduhh Ted kok enak sih.. aakss ssttss.. katanya sambil merem melek matanya dan bibirnya yang aduhai melongo ke langit dan langsung kujilat lidahnya. Duuhh aahss sstt duh An, aku mau keluar nih! kataku. Uuhhss sstt jangan dulu dong Ted.. bentar lagi aja, katanya. Tapi memang saya waktu itu sudah nggak kuat, ehh ternyata.. Sss oohh akkhhss.. oohh, duh Ted boleh deh sekarang, kamu dikeluarinnya di sini aja, sambil ditunjukanya ke arah payudaranya. Dan.. Creett.. cret.. cret.. crret dan air maniku yang banyak itu menyemprot ke payudaranya dan sekitar lehernya. Selesailah main-main sama Ani, dan waktu pun menunjukan arah jam 5 lebih dan memang kami sudah telat untuk pergi lagi ke kampus memasuki pelajaran Mata Kuliah kedua.<br />
Kami berdua terkulai dan ketiduran di lantai itu dalam keadaan masih telanjang, dan lagu di stereo tape-ku pun sudah lama habis. Bangun-bangun sudah hampir jam 19.00, kami pun bergegas berpakaian dan aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, sesudah saya selesai mandi dia juga mandi, dan akhirnya kami pergi jalan-jalan sekalian mencari makan. Kami pergi ke daerah Merdeka dan makan. Sesudah itu kami nonton di Bioskop. Di Bandung Indah Plaza (BIP), lupa lagi waktu itu kami nonton apa. Sesudah selesai nonton Ani tidak mau pulang dia ingin menginap di rumah saya. Waduh celaka juga nih anak, ketagihan atau dia lagi ada masalah dengan keluarga di rumahnya. Setelah kami berbincang-bincang, ternyata dia tinggal tidak bersama orang tuanya, sama seperti saya. Dia tinggal bersama bibinya, dan memang tidak ada perhatian bibinya kepada Ani. Dan kami berdua pulang ke rumah saya dengan membawa makanan ringan, minuman (beer dan Fanta). Sesampainya di rumahku, kami berdua mengobrol lagi sambil menonton TV, dan kusuruh dia tidur duluan, kamipun tidur sambil berpelukan terbuai terbawa oleh mimpi indah kami berdua.<br />
sejak saat itulah kami resmi berpacaran, dengan begitu makin sering juga kami melakukan perbuatan nikmat seperti yang telah kami lakukan sebelumnya.<br />
<div>
<br /></div>
anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-25855664767507398562015-09-26T16:00:00.002-07:002015-09-26T16:00:15.516-07:00Cerita Dewasa: Kuperkosa Bibi Asuh kuSaya adalah seorang karyawan di sebuah instansi pemerintah di bagian administrasi. Umur Saya saat ini 25 tahun. Saya Mau cerita pengalaman pertama kali Saya melakukan hubungan sex. Waktu itu itu umur Saya masih relatif muda kira-kira 14 tahun masih duduk di SMP kelas 3. Sejak SD Saya sudah sering baca buku buku porno yang stensilan pinjem dari temen-temen . Saya juga sering melihat foto-foto porno orang lagi begituan...kalo sudah baca buku porno wah burung Saya keras banget dan tegang sekali rasanya ada seer serrr gitu dikepala burung Saya yang kayak helm bentuknya.<br />
<br />
Saya termasuk anak yang bongsor.. karena untuk ukuran kelas 3 SMP badan Saya sudah lebih tinggi dari babeh Saya, dan juga tulang-tulang Saya termasuk kekar dan besar...... Tapi yang paling Saya tidak tahan adalah itu tuch penis Saya kalo lagi tegang .. Gedeee banget....pernah Saya ukur ama temen Saya waktu itu kita sama sama telanjang di kamar mandi kolam renang.. dan waktu di banding ama temen-temen Saya, Saya punya paling panjang dan gede... dan pernah Saya ukur waktu itu kira-kira panjangnya 17 Cm... Yang paling Saya tidak tahan adalah kalo lagi di kelas Saya suka perhatiin mami Ina guru Bahasa Inggris... kadang-kadang tanpa sadar kalo Saya liat itu mami guru lagi duduk dan pahanya yang putih agak sedikit tersingkap ... burungku langsung mengeras... dan menonjol kedepan... kalo lagi gitu Saya berdoa moga-moga jangan di suruh kedepan kelas...<br />
<br />
Saya punya temen deket sekelas namanya Joko, kita punya hobi dan khayalan yang sama... sering cerita tentang buku porno yang kita baca, dan kita juga sama-sama tergila-gila sama mami guru Ina yang berasal dari tanah Minang. Kalau mami guru Ina lagi nulis di papan kita berdua suka cekikikan memperhatikan betis mami ina yang indah, putih dan berisi dan pinggulnya juga cukup besar dan padat. Gilanya kita berdua suka mengkhayal menjadi kekasih mami ina dan melakukan hubungan sex seperti yang di buku-buku porno dengan mami ina... wah kalo lagi menghayal berdua... burung kita ampe keras banget.. Temen Saya si joko pernah nyarannin Saya ... eh Bram lu kalo mau tahu rasanya hubungan sex ama mami ina gampang.. caranya lu di kamar mandi bayangin mami ina.. terus lu kocok burung lu pake sabun.<br />
<br />
Karena pengen tahu waktu itu Saya coba...wah memang enak mula-mula... burung Saya makin lama makin gede dan keras seperti batu... tapi sudah Saya kocok-kocok ampe sejam lebih kok ntidak keluar-keluar .. akhirnya Saya bosan sendiri dan cape sendiri.... terus besoknya Saya cerita ama Joko .. dia bilang wah tidak normal loe.... sejak itu beberapa kali Saya coba pake sabun tapi tidak pernah berhasil.... akhir Saya jadi males sendiri... ngocok pake sabun.<br />
<br />
Nah ini awal mula cerita Saya... waktu itu pembantu rumah tangga Saya keluar, lali kami dapet lagi pembantu baru berasal dari Tasikmalaya, orang sunda, umur nya kira-kira 27 tahun. Orangnya memiliki kulit kuning langsat wajahnya cukup cantik apalagi kalau lagi tersenyum giginya putih terawat baik. Waktu baru mulai kerja aku nguping wawancaranya ama mami Saya, bahwa dia adalah janda tapi belum punya anak dia cerai ama suaminya 3 tahun yang lalu, suaminya adalah orang kaya di kampung itu tapi umurnya waktu kawin dengan dia sudah berusia 60 tahun dan dia menikah kira-kira 4 tahun, sekarang cerai karena suaminya balik lagi ama bininya yang tua.<br />
<br />
Aku memanggil dia bibi Asih... dia pinter masak masakan kesukaanku seperti sop buntut wah enak banget masakannya. Orangnya sopan dan ramah sekali.. hampir ntidak pernah marah kalo di goda ... Dia sudah 3 bulan kerja di rumahku.. nampaknya dia cukup betah karena kerjaannya juga tidak terlalu banyak . Nah waktu itu adalah hari Jum'at... inget banget Saya....... Nyokap Saya dapet telepon dari jakarta bahwa kakak Saya yang nomor dua sudah masuk rumah sakit bersalin mau melahirkan anak yang pertama. Mereka pergi dengan Sopir kantor babe Saya ke jakarta jum'at sore... Aku tidak ikut soalnya sabtu besok aku ada pertandingan bola basket di sekolahan. Jum'at malem aku sendirian di kamar ku baca buku porno sendirian di kamar... wah cerita bagus sekali sambil membaca aku memegang burungku wah keras sekali......... Kira-kira waktu itu sudah jam 9.00 malam... badanku terasa gerah.. habis baca buku begituan... aku keluar kamar untuk mendinginkan otakku ... kebetulan kamarku dan kamarnya tidak terlalu jauh ... dan aku melihat pintunya agak sedikit terbuka.....<br />
<br />
Tiba-tiba timbul pikiran kotorku... ah ingin tahu gimana bi Asih tidurnya... lalu aku berjingkat-jingkat mendatangi kamar tidur bi Asih.. pelan pelan aku dorong pintunya.... dan mengintip kedalam ternyata Bi Asih sedang tertidur dengan pulasnya... lalu aku masuk kedalam kamarnya... Kulihat Bi Asih tidur terlentang... kakinya yang sebelah kiri agak di tekuk lututnya keatas... dia tidur menggunakan kain kebaya tapi tidak terlalu ketat sehingga betisnya agak tersingkap sedikit... aku perhatikan betisnya... kuning bersih dan lembut sekali.... kemudian aku coba mengintip kedalam kebayanya...wah agak gelap hanya terlihat samar-samar celana dalam berwarna putih.<br />
<br />
Aku menarik napas dan menelan lsudah... aku perhatikan wajah bi Asih kalo-kalo dia bangun tapi dia masih tidur dengan lelap... lalu aku memberanikan diri memegang ujung kain kebayanya yang dekat betisnya tersebut... sambil menahan napas aku angkat pelan-pelan kain kebaya tersebut keatas... terus kusibak kesamping.... dan akhirnya terbukalah kain kebaya yang sebelah kiri dan tersingkap paha bi Asih yang padat dan putih kekuning-kuningan... Aku kagum sekali melihat pahanya bi Asih padat, putih dan berisi tidak ada bekas cacatnya sedikitpun juga... lalu aku pandang lagi wajah bi Asih ..ah dia masih lelap... aku memberanikan diri lagi membuka kain kebaya yang sebelah kanannya... pelan pelan aku tarik kesamping kanan... dan wah akhirnya terbuka lagi... kini di hadapan ku tampak kedua paha bi Asih yang padat dan kuning langsat itu...... aku semakin berani dan pelan-pelan kain kebaya yang di ikat di perutnya bi Asih aku buka perlahan-lahan... keringat dingin aku rasa menahan ketegangan ini... dan burung ku semakin keras sekali .... akhirnya aku berhasil membuka ikatan itu.. lalu kubuka kekiri dan kekanan... kini terlihat bi Asih tidur terlentang dengan hanya di tutupi celana dalam saja.....<br />
<br />
Aku benar-benar bernafsu sekali saat itu.... Kulihat perut bi Asih turun naik napasnya teratur.. kulihat pusarnya bagus sekali... perutnya kecil kencang tidak ada lemaknya sedikitpun juga.. agak sedikit berotot kali.... pinggulnya agak melebar terutama yang di bagian pantatnya agak sedikit besar. Bi Asih memakai celana nylon warna putih dan celana itu kayaknya agak sempit.. mungkin ketarik kebelakang oleh pantatnya yang agak gede.. jadi pas di bagian kemaluannya itu ngepas banget sehingga terbayang warna bulu bulunya yang halus... tidak terlalu banyak... dan bentuk kemaluan Bi Asih lucu juga agak sedikit menggunung kayak bukit kecil.......<br />
<br />
Pelan pelan aku sentuh vagina bagian atasnya... terasa empuk dan hangat... terus pelan-pelan kucium tapi tidak sampai menempel kira-kira 1 milimeter di depan vagina tersebut.. wah tidak bau apa-apa.. cuma agak terasa hangat aja hawanya.... Kupandangi lagi vagina yang menggunung indah itu... wah ingin rasanya aku remas tapi aku takut dia bangun.... Kulihat dia masih tidur nyenyak sekali.. dan kulihat dadanya membusung naik turun... akhhh aku ingin tahu gimana sich bentuk payudara dari bi Asih......Pelan pelan kubuka baju bi Asih.. tidak terlalu sulit karena dia hanya pakai peniti saja tiga biji... dan satu satu kubuka peniti tersebut... lalu angkat geser kesamping bajunya... wah terlihat dada sebelah kiri dan kubuka baju yang sebelah lagi... Kini bi Asih betul betul hampir telanjang tidur telentang di hadapanku...<br />
<br />
Ahh baru pertama kali dalam hidupku menyaksikan hal seperti ini... BH bi Asih nampak sempit sekali menutupi buah dadanya yang padat dan berisi.... Aku perhatikan buah dadanya... naik turun.. dan kulihat ternyata BH tersebut punya kancing cantel dua buah di depannya pas di tengah-tengah di depan belahan dada tersebut... dengan agak gemetar aku pelan-pelan buka cantelan itu..... satu lepas... dan waktu mau buka yang satu lagi bi Asih bergerak.. wah aku kaget sekali.. tapi dia tidak bangun kali lagi mimpi...lalu aku memberanikan lagi membuka cantelan yang satu lagi.... dan akhirnya terbuka.....<br />
<br />
Aduh susunya indah sekali bentuknya besar hampir satu setengah kali bola tenis kali... terus warna pentilnya agak merah muda... bentuk susunya betul-betul bulat.. menonjol kedepan.. Aku pandangi terus kedua buah dada tersebut ...indah sekali... apalagi bi Asih pakai kalung tipis warna kuning emas dan liontinnya warna ungu itu pas deket buah dadanya... serasi sekali....<br />
<br />
Aku semakin bernafsu... jantungku berdetak kencang sekali.. ingin rasanya meremas buah dada tersebut tapi takut bi Asih bangun dan apa yang harus kulakukan bila dia bangun... aku mulai takut saat itu.... akan tetapi hawa nafsuku sudah memuncak saat itu. hingga lupa ama rasa malu tersebut... kini bi Asi sudah setengah telanjang.. tinggal celana dalamnya saja... aku ingin tahu juga kayak apa sih yang namanya vagina itu... terus terang aku seumur itu belum pernah melihat vagina asli kecuali di foto...<br />
<br />
Aku cari akal gimana ya... tiba-tiba aku lihat di meja bi Asih ada gunting kecil... wah aku ada akal.. nih ku ambil gunting tesebut... lalu pelan-pelan aku masukan jari telunjukku ke samping celana bi Asih di dekat selangkangannya... aku tarik pelan-pelan agar dia tidak bangun... terlihat selangkangannya berwarna putih bersih.. setelah agak tinggi aku tarik celana nylon tersebut aku masukan gunting dan pelan pelan aku gunting celana dalam tersebut.. ada kali 10 menit aku lakukan itu akhirnya... segitiga yang pas didepan vagina bi Asih putus juga ku gunting... dan aku singkap calana dalam tersebut ke atas.....<br />
<br />
Kini aku betul-betul melihat kemaluannya Bi Asih tanpa sehelai benang pun... vaginanya bentuknya rapat sekali kayaknya tidak ada lobangnya... bulunya halus tipis... samping-samping bibir kemaluan tersebut putih bersih agak sedikit gelembung tapi belahannya betul-betul rapat...<br />
<br />
Wah aku betul-betul sudah nafsu buta saaat itu... Aku bingung gimana nich... ingin pegang vagina tersebut tapi takut dia bangun... Ah aku nekat karena sudah tidak tahan... lalu aku buka celana pendek ku dan celana dalamku..... wah penisku sudah gede banget kayak batu panjang dan keras.. lalu aku gosok-gosok burungku pakai tanganku sendiri sambil ngeliatin payudara bi Asih dan dan vaginanya....wah tersasa nikmat sekali.. rasanya burungku sampai bunyi greng.. greng gitu.. dan nikmat sekali... rasanya seperti mau pipis.. tapi tidak keluar-keluar. aku gosok lagi yang keras sambil ngebayangin kalo penisku itu sudah berada di dalam vaginanya ... tapi tidak bisa juga keluar... ada kali 15 menit aku gosok-gosok burungku....<br />
<br />
Akhirnya aku sudah tidak tahan dan nekat.. pelan-pelan aku naik tempat tidur bi Asih...... Aku ingat seminggu yang lalu bi Asih pernah dibangunin oleh mami Saya jam sepuluh malam, waktu itu mami Saya mau minta tolong di kerokin.. nah bi Asih ini waktu di ketok-ketok pintuhnya ampe setengah jam baru bangun.. dan dia minta maaf katanya bahwa emang dia kalo sudah tidur susah di banguninnya<br />
<br />
Inget itu aku jadi agak berani mudah-mudahan malam ini juga dia susah bangun... lalu dengan sedikit agak nekat aku angkat dan geser paha bi Asih yang sebelah kanan terus melebar.. wah untung dia tidak bangun juga.. bener-bener nich bi Asih dalam hatiku punya penyakit tidur yang gawat.. aku geser terus sampai maksimal sehingga kini dia benar benar mengkangkang posisinya... aku berlutut tepat di tengah-tengah selangkangannya.......pelan-pelan aku tempelkan burungku di vaginanya ... tapi lubangnya kok tidak ada... aku agak bingung .... pelan-pelan belahan daging itu ku buka pakai jari ku.. terlihat daging warna merah jambu lembut dan agak sedikit basah.. tapi tidak kelihatan lubang.. hanya daging berwarna merah muda dan ada yang agak sedikit menonjol kayak kacang merah bentuknya.. aku berpikir mungkin ini yang dinamakan klitoris oleh kawan-kawanku.... aku buka terus sampai agak kebawah dan mentok tidak ada belahan lagi... ternyata emang tidak ada lubangnya... aku bingung..... wah gimana nich........ tapi aku sudah nafsu banget.. lalu pelan-pelan kutempelkan helm burungku ke vaginanya ternyata...ukuran helmku itu kayaknya kegedean sekali sehingga boro-boro bisa masuk....baru di bagian luarnya saja rasanya belahan vagina bi Asih sudah tidak muat....<br />
<br />
Tetapi ku pikir sudah kepalang basah aku tempel aja helm burung ku ke vaginanya.. wah tidak bisa masuk hanya nempel doang... tapi aku bisa merasakan kelembutan daging bagian dalam vaginanya ... enak sekali hangat..... aku gosok pelan-pelan....... dan vaginanya agak buka dikit tapi tetap aja kepala burungku tidak bisa masuk... makin lama makin enak... aku benar-benar sudah lupa daratan ... dan gosokanku semakin kencang dan agak sedikit menekan kedalam... aku tidak sadar kalo dia bisa bangun... akhirnya bener juga ketika aku agak tekan sedikit dia bangun dan sepertinya masih belum sadar betul..<br />
<br />
Tapi beberapa detik kemudian dia baru aja sadar akan keadaan ini.... dia menjerit dan. Bram ngapain... aduh tidak boleh .. pamali dia bilang.. terus dia dorong tubuh ke samping dan cepat-cepat dia menutup buah dadanya dan kemaluannya.... jangan.... Bram.. keluar.... Bram... Aku seperti di sambar petir saat itu.. muka merah dan maluuuu banget tidak ketulungan... aku ambil celanaku dan lari terbirit-birit keluar..... langsung masuk kamar......rasanya mau kiamat saat itu... .. bingung banget... gimana ntar kalo dia ngadu ke orang tua Saya.... wah mati Saya..... .....<br />
<br />
Besok paginya aku bangun pagi-pagi... terus mandi... tidak pake sarapan aku pergi kesekolah...... di sekolah aku lebih banyak diam dan melamun... bahkan ada temen Saya yang godaain Saya dengan mengolok Saya... Saya tarik kerah bajunya dan hampir Saya tabok untung keburu di pisahin ama temen Saya...dan waktu pertandingan basket... Saya.. di keluarin soalnya Saya tonjok salah satu pemain yang dorong Saya.... wah bener bener kacau.. pikiran Saya saat..itu. Biasanya Saya pulang sekolah jam 12.30... tapi aku tidak langsung pulang tapi main dulu kerumah temen Saya ampe jam 5 sore baru Saya pulang...... Ampe dirumah... bi Asih sudah menunggu di depan rumah... dia menyambutku... kok lama sekali pulangnya .. bi Asih sampe khawatir..... tadi mami telepon dari Jakarta bilang bahwa mungkin pulang ke Bandungnya hari senin sore... soalnya kakakku masih belum melahirkan, diperkirakan mungkin hari minggu besok baru lahir.<br />
<br />
Aku hanya tersenyum kecut.. dalam hatiku wah dia tidak marah sama aku... baik sekali dia... ... aku langsung masuk kamar... dan mandi sore...... terus tiduran di kamar..... Jam 7.00 malam dia ketuk kamarku den.. den... makan malamnya sudah siap.... Aku keluar dan santap malam... lalu setelah selesai aku nonton TV.. dia beres-beres.. meja makan... selama dia memberekan meja.. aku mencuri-curi pandang ... ah dia ternyata cukup cantik juga...badannya sedang tidak tinggi dan bisa di bilang langsing.. hanya ukuran dada dan pinggul bisa dibilang cukup gede....... bener bener seperti gitar......setelah selesai aku panggil dia... bi. bi.... tolong dong aku di bikinin roti bakar.. aku masih laper nich...baik den.... terus dia bikiin aku roti bakar dua tangkap....dan menghidangkannya di depan aku....dan dia langsung mau pergi..... tapi aku segera panggil lagi bi Asih jangan pergi dulu dong.......dia Jawab ada apa den.... ehmmmm itu bi emmm bi Asih tadi cerita tidak ama mami soal semalam..... dia senyum wah mana berani bibi cerita.... kan kasian den Bram.... lagian kali bi Asih juga bisa kena marah....wah lega hatiku... bi Asih makasih ya.. dan maaf ya yang tadi malem itu...maaf celana bibi Asih rusak.. soalnya... emmm soalnya.... aku tidak tahu harus ngomong apa.....Tapi kelihatannya bi Asih ini cukup bijaksana... dia langsung menjawab iya dech den bi Asih ngerti kok itu namanya aden lagi puber... ya khan...aku tertawa.. ah bi Asih ini sok tahu ah.... dia juga tersenyum terus bilang den hati-hati kalo lagi puber...jangan sampai terjerumus...... Kembali aku tertawa... terjerumus ke mana... kalo ke tempat yang asyik sich aku tidak nolak... bi Asih melotot eh jangan den... tidak baik.... Terus dia langsung menasihati aku... dia bilang maaf ya den Bram menurut bibi .. den Bram ini orangnya cukup ganteng... pasti banyak temen-temen cewek den Bram yang naksir... bi Asih juga kalo masih sebaya den mungkin naksir juga ama den Bram hi hi hi nah den Bram harus hati-hati.. jangan sampai terjebak... lalu di suruh kawin... hayo mau ngasih makan apa...<br />
<br />
Tiba-tiba ada semacam perasaan aneh dalam diriku aku tidak tahu apa itu.... terus aku jadi agak sedikit berani dan kurang ajar ama dia..... Aku pandang dia.... terus aku bertanya... bi ... bi Asih khan sudah pernah kawin khan... gimana sich bi rasanya orang begituan.......dia nampak terbelalak matanya dan mukanya agak besemu merah... lalu aku sambung lagi .. jangan marah ya bi.. soalnya aku bener-bener ingin tahu katanya temen-temenku rasanya kayak di sorga betul tidak... dia diam sebentar... ah tidak den selama bi Asih kawin 4 tahun.. bibi tidak ngerasa apa-apa... maksudnya gimana bi....masa bibi tidak begituan ama suami bi Asih... eh maksud bibi.. iya begituan tapi.. tidak sampai 1 menit sudah selesai.....<br />
<br />
Aku semangkin penasaran.. ah masa bi... terus itunya suami bibi ampe masuk kedalam tidak.....<br />
EEhhh ngaco kamu... dia tertawa tersipu-sipu... ehmm tidak kali ya... soalnya baru didepan pintu sudah loyo.... hi hi.....<br />
eh sudah ah jangan ngomong begituan lagi.. pamali dia bilang... lagian bi Asih khan sudah cerai 3 tahun jadi sudah lupa rasanya....<br />
sambil tersenyum dia mau beranjak bangun dan pergi.... ehh bi bi..bi tunggu dong... temenin aku dulu dong.... lalu dia bilang eh sudah besar kok masih di temenin bibi sudah cape nich... tapi setelah ku bujuk-bujuk akhirnya dia mau menami ku nonton TV dan ngobrol ngalor ngidul tidak terasa sudah jam 9.00 malam.. diluar mulai hujan deras sekali... dingin juga rasanya... bi Asih pandai juga bercerita... cerita masa remaja dia... rupanya dia sempat juga mengeyam pendidikan sampai kelas 2 SMP.......<br />
<br />
Aku duduk di sofa panjang.. bi Asih duduk di karpet bawah... terus aku panggil dia bi sini dech... tolong liatin dong ini ku di bagian pinggang belakang kok agak nyeri... bi Asih datang dan pindah ke sofaku.. mana den ini nich aku tarik tangannya kepingang belakang ku... .. lalu dia dia bilang tidak ada apa-apa kok... ....Saat itu tiba-tiba timbul lagi pikiran mesumku mengingat kejadian malam kemarin dan bi Asih tidak marah... kalo sekarang aku agak nakal dikit pasti bi Asih tidak bakalan marah.... Lalu aku bilang ini bi Asih tapi dia matanya meram ya...... dia tersenyum dan menganguk... lalu memejamkan matanya.... nah ini aku pikir kesempatanku..... aku pegang kecang-kencang pergelangan tangan bi Asih... lalu aku buka resleting celanaku dan aku tarik kebawah celana dalamku.... burungku masih setengah besar belum gede banget........ Lalu aku tarik tangan bi Asih dan letakkan di atas burungku.... dia bilang ehhh apa ini... lalu aku bilang eh awas jangan buka matanya ya... dia nganguk dan tanya lagi apa sich ini kok anget... Begitu tersentuh tangan bi Asih penisku mulai berdiri dengan gagah sekali dan mulai membesar cepat sekali... rupanya dia curiga .. dan membuka mata... eh pamali dia bilang.... tapi aku tahan terus tangannya dan aku pandangi matanya.. dia tersenyum malu dan tersipu.. dengan lirih dia bilang jangan den tidak sopan....tapi aku bilang tolong dong bi... ingin banget dech.....<br />
<br />
Kayaknya dia kasian sama aku... dia mengangguk... dan bilang.. cepetan ya den sebentar aja jangan lama-lama dan tidak boleh macam-macam...ntar kalo orang tua aden tahu dia kena marah.. dan dia bilang eeeh ih kok gede banget sich den...iya jawabku singkat...lalu tangan dia menggenggam burungku dengan lembut dia gosok-gosok dari ujung kepala sampai kepangkal burungku... kira-kira 10 menit... dengan agak serak dia bilang sudah belom den.....<br />
<br />
Saat itu aku merasa melayang... dan ntah gimana tiba-tiba keberanianku timbul... aku pegang lengannya terus naik ke bahu... leher.. pelan-pelan turun ke dadanya... dia bilang eh den mau apa... tapi aku pura-pura tidak denger tanganku terus turun dan sampai kedadanya yang agak membusung kedepan.. dia agak sedikit bergetar badannya.. dia bilang dengan halus jangan den....jangan. tapi dia tidah menepis tanganku... aku semakin berani... pelan-pelan aku remas dadanya kiri kanan bergantian... nampak napas dia agak memburu.. aku semkin berani lagi... teringat akan bentuk buah dadanya yang indah tadi malam.. maka dengan sedikit nekat tangan ku mulai masuk ke BH nya ...... ah susunya terasa lembut sekali...dia bilang lagi dengan lirih... den jangan .... aku tidak perduli.... lalu aku buka baju atas bi Asih dan ku buka juga BH nya... mula-mula bi Asih menolak untuk di buka tapi dengan agak sedikit maksa akhirnya dia pasrah... dan terbuka bagian atas badan bi Asih... susunya munjung membusung kedepan besar, putih dan bundar.... lalu mulai kuremas-remas bi Asih agak sedikit menggeliat.....napasnya memburu ........aku ingat akan buku porno yang kubaca... lalu aku coba praktekkan.... ya itu aku mencoba mencium pentil dari payudaranya dan lalu aku emut-emut seperti mengemut permen...... wah kayaknya dia kenikmatan banget... napasnya memburu dan agak sedikit terengah-engah... waktu aku kenyot lagi pentilnya dia pegang kepalaku dan bilang den.. sudah den... sudah.... ah dia tidak tahan... katanya.....<br />
<br />
Aku malah semakin semangat seluruh payudaranya aku jilatin aku kulum-kulum aku emut-emut..... dia semakin gelisah dan tangannya yang tadi mengocok-ngocok burungku kini berhenti bergerak dan hanya meremas burungku dengan kencang sekali... agak sakit juga rasanya tapi aku biarin aja.... Supaya lebih enak akhirnya aku buka baju atasnya aku ciummi lehernya, bahunya yang putih.... dan aku buka seluruh celanaku...sehingga dia bebas memegang burungku dan telurku bergantian.... Adegan ini cukup lama juga berlangsung hampir sejam... kali aku liat jam diding sudah jam 10.30.... Lalu aku rebahkan dia di sofa panjangku.. mula-mula dia agak sedikit nolak tapi aku dorong dengan tegas dan lembut dia akhirnya nurut aja... kini aku lebih leluasa lagi menciumi buah dadanya.... pelan-pelan agak turun ... aku ciummi perutnya .... dia tampak agak kegelian.... aku semangkin terangsang... aku tidak ingat apa lagi yach yang harus dilakukan seperti di buku-buku porno...<br />
<br />
Akhirnya pelan-pelan aku buka kain kebaya bi Asih... dia bilang eh den jangan mau apa... tidak tenang aja dech. aku bilang.. akhirnya kainnya copot sudah dan aku buang jauh-jauh...dia tinggal memakai celana dalam saja.... eh.. biarpun dia ini orang desa... tapi ternyata badannya bagus banget seprti gitar dan mulus banget. betisnya indah, pahanya kencang sekali... mungkin sering minum jamu kampung sehingga badannya terawat baik.....<br />
<br />
Aku ciumi perut bi Asih terus turun kebawah... dan terus kebagian kemaluannya.... dia tampak mendorong kepalaku... jangan den... tapi lagi-lagi aku paksa akhirnya dia diam.. setelah dia agak tenang aku mulai beraksi lagi.. celana dalamnya kutarik turun... wah ini dia betul-betul melawan dan tidak kasih aku kesempatan dia pegangin celananya itu... tapi aku terus berusaha... adu tarik dan akhirnya.. setelah cukup lama dia menyerah tapi tetapnya tangannya menutupi kemaluannya... pelan-pelan aku ciummi tangannya akhir mau minggir juga dan kuciumi kemaluannya... dia tampak mengelinjang.. dan dia bilang jangan den... jangan den.... tapi aku ciumi terus....akhirnya suaranya itu hilang yang terdengar hanya napasnya aja yang terengah engah.... dibagian tengah vagina agak keatas vagina bi Asih ada daging agak keras seperti kacang... mungkin klitoris... nah klitorisnya ini aku jilat-jilat dan kadang-kadang aku emut-emut dengan bibirku...<br />
<br />
Aku ciumi terus vaginanya .. dan tahu tahu aku merasakan sesuatu yang agak basah dan bau yang khas. dia tampak menggoyang-goyangkan kepalanya dan pantatnya mulai goyang-goyang juga... cairan yang keluar dari vaginanya makin banyak aja.. dan makin licin.... Ah aku sudah tidak tahan lagi rasanya...lalu kubuka kaos bajuku... dan aku juga sekarang sama bugilnya dengan nya ...aku periksa lagi vaginanya.. yach masih seperti tadi malam tidak keliatan lobang apa-apa cuma daging-daging merah jambu mengkilat karena basah... aku coba tusuk pakai jari tanganku dan eh ada juga lubangnya tapi kecil banget pas sejari tanganku ini, rupanya lubang itu tertutup oleh lapisan daging... aku pikir-pikir apa cukup ya lubang ini kalo di masukin penisku...<br />
<br />
Aku penasaran lalu aku bangun dan berlutut di pinggir sofa dan burungku aku arah kan ke vaginanya. Dia nampak terkejut melihat aku telanjang bulat dan dia hendak mau bangun... dan bilang den jangan sampai ketelanjuran... ya tidak boleh... aku bilang iya bi tenang aja... aku cuma mau ngukur aja kok... dan dia percaya lagu rebahan lagi... sambil bilang janji ya den jangan di masukin punya aden ke liang nya... iya jawabku singkat... lalu aku ukur-ukur lagi lubang vaginanya dengan penisku ternyata memang penisku ini tidak normal kali.. karena jangankan lubang yang didalam tadi itu yang seukuran jari telunjukku besarnya... bibir bagian luarnya aja tidak muat... aku mulai berfikir ... wah bener kata Joko aku ini tidak normal..... lalu aku bilang ke bi Asih.... bi kok kayaknya lubangnya mampetnya... tidak ada lubangnya... dia mengangkat kepala... tahu ya... dulu juga burungnya suami bibi rasanya tidak pernah masuk sampai kedalam... wah aku pikir yang normal aku atau dia nich... tapi dasar sudah nafsu banget... tidak ada lubang .... lubang apapun jadi dech aku pikir... vagina dia semakin basah aku pegang-pegang terus...<br />
<br />
Lalu aku tarik dia bangun dan ku ajak ke kamar... dia menolak ech jangan den... tidak apa-apa aku bilang.... aku paksa dia kekamar dan aku rebahkan dia di tempat tidur spring bed... kebetulan tempat tidur itu menghadap ke kaca jadi aku bisa liat di kaca... lalu aku naik di atas tubuhnya ... dan dia agak sedikit meronta.. den kan janji ya tidak sampai di gituin.... iya dech aku bilang.... Aku lalu turun dari tubuhnya dan berlutut disamping tempat tidur lalu kutarik ke dua kakinya sampai pantatnya tepat dipinggiran tempat tidur lalu aku ciumi lagi vaginanya ... dia kelihatannya senang diciumi lalu aku praktekkan apa yang aku baca di buku porno ... aku masukan lidahku di sela-sela vaginanya.. terasa hangat dan basah .. lalu aku mainkan lidahku.. aku jilat-jilat seluruh daging berwarna merah muda yang ada di dalam vaginanya... aku jilat terus dan kadang kadan aku sedikit hisap-hisap bagian klitorisnyanya itu... dia tampak kegelian dan menggoyang-goyangkan pantatnya ke atas seolah-olah hendak mengejar lidahku.... terasa semakin basah vaginanya dan mungkin sudah banjir kali dan semakin banyak cairannya... semakin licin..........aku lalu bangun......dan aku dorong lagi dia ketengah tempat tidur dan aku timpah lagi tubuhnya.......<br />
<br />
Aku ciumi lagi payudaranya yang keras dan kenyal itu... dia nampak mulai menikmati lagi dan agak sedikit mengerang-erang dan mengelus elus rambut kepalaku.... pelan-pelan aku kangkangin pahanya mula-mula dia agak melawan tapi akhirnya pasrah... dan kutaruh penisku tepat di tengah-tengah vaginanya...pelan-pelan aku dorong.. dorong penisku ke vaginanya... yang sudah mulai banjir dan mulai licin... aku merasa bahwa sekarang helm penisku sudah mulai terjepit oleh bibir vaginanya tapi tetap belum bisa masuk... pelan pelan aku tekan agak keras dia tampak agak menggelinjang dan bilang aduh den jangan di toblos den... aku tidak perduli aku tekan lagi tapi susah juga rasanya sampai dekok kedalam vaginanya tapi belum mau tembus juga... aku tarik lagi sedikit kebelakang dan dorong lagi tetap seperti tadi ... tapi aku tidak menyerah aku tarik dorong tarik dorong ada kali 10 menitan.. dan waktu aku tarik-dorong itu terdengar bunyi ceprak..ceprok..ceprak... rupanya vagina dia bener-bener banjir... dan tiba-tiba aku mulai merasakan ada celah yang terbuka.... aku makin semangat tarik dorong tarik dorong... dia nampak mulai merem melek matanya... dan matanya membalik balik kebelakang....mulutnya mendesis desis... aku jadi semakin nafsu lalu aku kulum bibirnya.. dia menyambut ciumku dengan hot sekali.. baru pertama kali ini aku berciuman ... jadi tidak tahu caranya tapi.. aku pake naluri aja aku isap-isap lidahnya .. wah dia makin membinal... dan celah di vaginanya makin terasa agak melebar... dan aku merasa kalau aku tekan agak keras pasti helm burungku ini bisa masuk.. ke dalam vaginanya... lalu aku ambil ancang-ancang... kebetulan kedua jari jempol kaki ku bisa masuk di sela-selah tempat tidur sehingga aku punya pijakkan untuk mendorong kedepan...<br />
<br />
Pelan-pelan aku hitung dalam hati sambil tarik dorong tarik dorong satu... dua tiga.... empat ...liiima aku tekan yang keras penisku ke vaginanya, bibir dia yang masih ada di dalam mulutku tiba... bersuara huhh...ehmmh hu pelan-pelan aku hitung dalam hati sambil tarik dorong tarik dorong satu... dua tiga.... empat ...liiima aku tekan yang keras penisku ke vaginanya, sementara bibirnya yang masih ada di dalam mulutku tiba... bersuara huhh...ehmmh huhuu dan dia memundurkan pantatnya kebelakang... dia memandang ke padaku dan menggelengkan kepala ...jangan... sakit... dia bilang... aku mengangguk.. lalu aku mulai kerja lagi.. tarik dorong... belum masuk-masuk juga.. helm penisku... tapi akibat dorongang tadi kayaknya agak sedikit terbuka....aku cari akal... wah gimana nich.. ya.... lalu kedua tanganku turun kebawah dan kumasukan kebelakang pinggangnya lalu turun sedikit kuremas-remas pantatnya yang besar ... kayaknya dia tambah semakin terangsang... dan aku pikir ini lah saatnya... aku pegang pantatnya keras-keras dan kutahan sekuat tenaga..dan kuhitung lagi satu. dua tiga... tekaaaaannnnnn.........dia tampak meronta-ronta... tapi aku tidak perduli terus kutekaaaaaaan dan blesssssss penisku masuk kira-kira sepertiga...dia meronta lagi...mungkin merasa sakit pada vaginanya karena penisku ukurannya kebesaran sekali sehingga aku juga merasa bahwa kayaknya lubangnya kecil sekali sampai-sampai penisku tidak bisa bergerak terjepit seperti mau dipress rasanya kurang enak juga sehingga dia berusaha mendorong pinggulku keatas tapi aku lebih cepat lagi... kutarik tanganku dari pantatnya dan ku pegang ke dua tangannya dan kutarik ke atas kepalanya dan kutahan...<br />
<br />
Dia berusaha meronta... dengan mengeser pantat kekiri dan kekanan tapi aku tidak mau lepas... aku ikuti arah pergerakan pantatnya.. dia kekanan aku kekanan dia kekiri aku kekiri dia mundur aku maju.... dia agak merintih-rintih dan seperti orang makan cabai pedas.... dia memang kuat pinggangnya... terus goyang kiri dan kanan .... tapi aku terus tancap burungku yang sudah masuk sepertiga ke vaginanya.... akibat gerakannya ini mula-mula penisku yang tidak bisa bergerak akibat terjepit vaginanya mulai bisa bergerak dan aku aku malah semangkin terangsang karena dengan gerakan kiri-kanan gitu penisku terasa tersgesek-gesek oleh vaginanya. Terus aku tahan... penisku di dalam vaginanya dan memang saat itu rasanya lobangnya sempit sekali.. dan penisku terasa di emot-emot oleh vaginanya... Lama-lama gerakannya agak melemah dan nafas agak terengah engah... dan agaknya dia mulai bisa menerima kehadiran penisku di dalam vaginanya dan sakitnya mulai hilang.....<br />
<br />
Pelan-pelan aku mulai beraksi lagi kutarik sedikit penisku keluar tapi buru-buru kutekan lagi kedalam. agar tidak lepas.. terasa agak sempit tapi enak karena vaginanya sudah basah banget jadi agak licin dan lancar pergerakkan penisku lalu aku terik sedikit..dan tekan kedalam.. kira-kira 5 menitan... aku melakukan hal itu aku benar-benar merasa nikmat sekali yang tak terhingga... lalu dengan amat sangat bernafsu aku mulai menekan lagi penisku agak masuk lebih dalam lagi... aku tarik dulu keluar sedikit lalu aku tekan keras-keras kedalam.dia menggelinjang.. dan bersuara ... aduh.. huhh hmmm tapi suara desahan itu malah makin merangsangku dan kutekan dengan keras lagi dan .. blesssss masuk lagi penisku lebih dalam dia agak sedikit meronta.. mungkin agak sedikit nyeri... tapi aku tidak perduli aku tekan lagi lebih keras lagi... cabut sedikit tekan lagi... dia agak meronta-ronta... aku semakin nikmat sekali rasanya agak seperti mau kencang... aku semakin bersemangat... dan dengan sekuat tenaga..<br />
<br />
Aku tekan tiba-tiba pantatku kedepan .... dan bleessssss penisku amblas kedalam vaginanya.... dia agak sedikit menjerit..dan berusaha mencabutnya dengan menggeser pantatnya kekiri dan kekanan lagi.. tapi aku sudah semakin pintar aku tekan terus dan kuikuti pergerakannya.... setelah dia tidak melawan lagi mulai aku cabut setengah dan kumasukin lagi .. begitu berulang-ulang.. nampaknya dia mulai menikmati dan dia kelihatan mengejang dan lalu memeluk aku keras-keras..... dan mulutnya mendesis desis... aku semakin bersemangat... dan genjotanku semakin keras dan kencang.... dengan kedua kakiku kukangkangkan pahanya lalu aku genjot lagi penisku keluar masuk..... kira-kira 10 menit.. dia mengejang lagi dan memelukku lebih kencang lagi.. kayaknya dia orgasme lagi.... dan... setelah itu dia kelihatan agak loyo... tapi aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku ... aku semakin keras mengocok penisku di dalam vaginanya...dan kulihat dari kaca.. bagaimana penisku keluar masuk vaginanya... bila aku tekan... tampak vaginanya dekok kedalam dan bila aku tarik keluar kelihatan bibir vaginanya ikut munjung ke depan......... kira-kira.... 15 menit ... aku merasa helm kepalaku agak panas dan sret-sret.... ada sesuatu keluar dari penisku... aku merasa nikmat banget... aku tekan keras-keras penisku di dalam vaginanya... dan dia yang tadi sudah lemes tampak bersemangat lagi dan dia goyangkan pantatnya kekiri kekanan.... aku semakin kenikmatan... dan tiba-tiba terasa lagi seeer serr ada cairan keluar dari penisku... dan dia juga kelihatannya merasa nikmat juga...<br />
<br />
Dia seperti mencari-cari sesuatu... Pantatnya naik-naik keatas dan tiba-tiba dia mengejang dan memelukku keras sekali dan kedua pahanya melilit keras di pinggangku... seperti orang main gulat.... aku tidak berkutik tidak bisa bergerak... dan terasa cairan dari dalam penisku semakin banyak keluar....... dia semakin menggila dia mengigit.. gigit... bahuku.... dan menjerit lirih.. den.. enak sekali den......... aku peluk dia keras-keras..... dan kami berpelukan kurang lebih lima menit....... penisku yang tadi keras kayak batu sudah mulai melembek... dan dia nampak tergelak.. lunglai di sebelahku...... Aku lalu bangun dan kucabut penisku dari vaginanya.. dan kulihat vaginanya.... ... Aku pegang dan aku buka belahannya kini nampak ada lubangnya.... dan aku melihat di seprai dekat vaginanya banyak sekali cairan.. dan agak berwarna sedikit merah jambu.... aku agak kaget... dan bilang kepadanya... bi ..... bibi masih perawan ya...........dia tersenyum manis... dan menjawab... iya den soalnya selama bibi nikah... bibi belum pernah kemasukan.... karena mantan suami bibi dulu orangnya loyo.... baru nempel sudah banjir dan lemes.... Aku menggumam.... pantas susah banget masuknya.......terus dia nimpali bukan susah....tapi emang burungnya den bram yang kegedean.... bibi ampe hampir semaput rasanya......<br />
<br />
Malam itu aku tidur berdua dengan dia di kamar Saya.... kita tidur telanjang bulat.... cuma di tutup pakai selimut...... pagi-pagi jam 5 pagi sudah terbangun.... dan penisku tiba-tiba mengeras lagi.... ... tanpa permisi... aku langsung naik lagi kebadannya.....yang masih setengah tidur dan dia terbangun..... Aku kangkangin lagi pahanya kekiri dan kekanan... dia diam aja pasrah hanya memandangi perbuatan ku dengan sedikit senyum..... lalu penisku yang sudah mulai mengeras.. aku tempelkan lagi di depan vaginanya dan aku tekan-tekan... tapi tidak bisa masuk-masuk... bi asih tersenyum.... dan dia bilang sini bi asih bantu... lalu tangannya kebawah memegang penisku dan membimbing penisku tepat di muka lubang vaginanya bi asih.. terasa hangat... lubang itu dan mulai basah... ternyata kali ini tidak sesulit tadi malam... helm penisku dengan beberapa kali tusukan maju mundur... mulai bisa masuk kedalam tapi tetapnya aja terasa sempit walaupun vaginanya mulai basah dan licin... dan kelihatanya Dia juga merasa bahwa penisku luar biasa ukuranya... beberapa kali dia sedikit mengaduh... tapi... setelah vaginanya betul-betul banjir... dan penisku bias masuk seluruhnya.. dia mulai bisa menikmati... dan... pagi itu aku bersenggama dengannya sampai jam 7.00 pagi... Dia orgasme sampai 3 kali... dan aku muncrat juga tapi tidak sebanyak tadi malam......<br />
<br />
Seharian kita males-malesan di tempat tidur... dan sore hari... kami melakukannya lagi......sampai jam 10 malem.... Senin pagi aku bangun dan bolos sekolah.... karena pagi itu sehabis mandi pagi dan sarapan.... aku rencananya mau berangkat sekolah .... tapi tiba-tiba aku menjadi nafsu lagi melihat dia baru keluar dari kamar mandi pakai handuk saja.... lalu aku tarik dia ke kamarnya .... ku buka handuknya ku ciumi payudara .. ku isap-isap pentil... dan kurebahkan dia di tempat tidurnya.... dan ku setubuhi lagi.... wah enak rasanya bi asih yang baru mandi karena bau badannya segar banget bau sabun..... dan aku bersetubuh dengannya di kamarnya senin pagi itu sampi jam 9.00 pagi... dan aku terpaksa membolos sekolah......<br />
<br />
Sorenya orang tuaku pulang dari jakarta...... dan sejak saat itu aku kalau malam sering kekamarnya dan melakukan hal itu lagi.. dan kelihatannya dia juga mulai ketagihan seperti aku.... mami aktif organisasi dharma wanita... sehingga kami sering punya kesempatan berdua dan selalu tidak pernah menyia-nyia kesempatan itu.....<br />
<br />
Hubungan ini berlangsung kurang lebih 3 bulan... lama-lama kayaknya mamiku mencium gelagat.... dan hari itu kira-kira sebulan lagi sebelum aku ujian akhir kelas 3 smp aku lihat pagi-pagi mamiku ada di kamar bi asih.....dan bi asih nampak tertunduk.. dan kayaknya agak sedikit menangis... aku tidak berani campur tangan..... dan waktu aku pulang sekolah.... dia sudah tidak di rumahku lagi... dia sudah pulang kampung di antar oleh sopir ayahku. Aku sedih banget saat itu..<br />
tamat<br />
<div>
<br /></div>
anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-66715191877545245782015-09-24T15:40:00.000-07:002015-09-24T15:40:30.056-07:00Cerita Dewasa: Demi Nilai Bagus Rela Di Gilir<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOmM-2zbKNwhadvOUlkVERpZLW5BxsopjGxhi9Wsmo1LSTztd0DvWPwcu2-kS_S89X8OcNJ3O6hgURtWKciG-EKgjiAy294NODxTUHllmYpRzdcTnI4YbLujJih2ekY6zlHu5lTeM5nace/s1600/sexy+girls+china+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOmM-2zbKNwhadvOUlkVERpZLW5BxsopjGxhi9Wsmo1LSTztd0DvWPwcu2-kS_S89X8OcNJ3O6hgURtWKciG-EKgjiAy294NODxTUHllmYpRzdcTnI4YbLujJih2ekY6zlHu5lTeM5nace/s320/sexy+girls+china+2.jpg" width="320" /></a></div>
Dengan langkah ragu-ragu aku mendekati ruang dosen di mana Pak Hr berada.“Winda…”, sebuah suara memanggil.“Hei Ratna!”.“Ngapain kau cari-cari dosen killer itu?”, Ratna itu bertanya heran.“Tau nih, aku mau minta ujian susulan, sudah dua kali aku minta diundur terus, kenapa ya?”.“Idih jahat banget!”.<br />
<br />
“Makanya, aku takut nanti di raport merah, mata kuliah dia kan penting!, tauk nih, bentar ya aku masuk dulu!”.“He-eh deh, sampai nanti!” Ratna berlalu. Dengan memberanikan diri aku mengetuk pintu.“Masuk…!”, Sebuah suara yang amat ditakutinya menyilakannya masuk.“Selamat siang pak!”.“Selamat siang, kamu siapa?”, tanyanya tanpa meninggalkan pekerjaan yang sedang dikerjakannya.<br />
<br />
“Saya Winda…!”.<br />
“Aku..? Oh, yang mau minta ujian lagi itu ya?”.<br />
“Iya benar pak.”<br />
“Saya tidak ada waktu, nanti hari Mminggu saja kamu datang ke rumah saya, ini kartu nama saya”, Katanya acuh tak acuh sambil menyerahkan kartu namanya.“Ada lagi?” tanya dosen itu.<br />
“Tidak pak, selamat siang!”<br />
“Selamat siang!”.Dengan lemas aku beranjak keluar dari ruangan itu. Kesal sekali rasanya, sudah belajar sampai larut malam, sampai di sini harus kembali lagi hari Minggu, huh!<br />
<br />
Mungkin hanya akulah yang hari Minggu masih berjalan sambil membawa tas hendak kuliah. Hari ini aku harus memenuhi ujian susulan di rumah Pak Hr, dosen berengsek itu.<br />
<br />
Rumah Pak Hr terletak di sebuah perumahan elite, di atas sebuah bukit, agak jauh dari rumah-rumah lainnya. Belum sempat memijit Bel pintu sudah terbuka, Seraut wajah yang sudah mulai tua tetapi tetap segar muncul.<br />
<br />
“Ehh…! Winda, ayo masuk!”, sapa orang itu yang tak lain adalah pak Hr sendiri.<br />
“Permisi pak! Ibu mana?”, tanyaku berbasa-basi.<br />
“Ibu sedang pergi dengan anak-anak ke rumah neneknya!”, sahut pak Hr ramah.<br />
“Sebentar ya…”, katanya lagi sambil masuk ke dalam ruangan.<br />
<br />
Tumben tidak sepeti biasanya ketika mengajar di kelas, dosen ini terkenal paling killer.<br />
<br />
Rumah Pak Hr tertata rapi. Dinding ruang tamunya bercat putih. Di sudut ruangan terdapat seperangkat lemari kaca temapat tersimpan berbagai barang hiasan porselin. Di tengahnya ada hamparan permadani berbulu, dan kursi sofa kelas satu.<br />
<br />
“Gimana sudah siap?”, tanya pak Hr mengejutkan aku dari lamunannya.<br />
“Eh sudah pak!”<br />
“Sebenarnya…, sebenarnya Winda tidak perlu mengikuti ulang susulan kalau…, kalau…!”<br />
“Kalau apa pak?”, aku bertanya tak mengerti. Belum habis bicaranya, Pak Hr sudah menuburuk tubuhku.<br />
“Pak…, apa-apaan ini?”, tanyaku kaget sambil meronta mencoba melepaskan diri.<br />
“Jangan berpura-pura Winda sayang, aku membutuhkannya dan kau membutuhkan nilai bukan, kau akan kululuskan asalkan mau melayani aku!”, sahut lelaki itu sambil berusaha menciumi bibirku.<br />
<br />
Serentak Bulu kudukku berdiri. Geli, jijik…, namun detah dari mana asalnya perasaan hasrat menggebu-gebu juga kembali menyerangku. Ingin rasanya membiarkan lelaki tua ini berlaku semaunya atas diriku. Harus kuakui memang, walaupun dia lebih pantas jadi bapakku, namun sebenarnya lelaki tua ini sering membuatku berdebar-debar juga kalau sedang mengajar. Tapi aku tetap berusaha meronta-ronta, untuk menaikkan harga diriku di mata Pak Hr.<br />
<br />
“Lepaskan…, Pak jangan hhmmpppff…!”, kata-kataku tidak terselesaikan karena terburu bibirku tersumbat mulut pak Hr.<br />
<br />
Aku meronta dan berhasil melepaskan diri. Aku bangkit dan berlari menghindar. Namun entah mengapa aku justru berlari masuk ke sebuah kamar tidur. Kurapatkan tubuhku di sudut ruangan sambil mengatur kembali nafasku yang terengah-engah, entah mengapa birahiku sedemikian cepat naik. Seluruh wajahku terasa panas, kedua kakikupun terasa gemetar.<br />
<br />
Pak Hr seperti diberi kesempatan emas. Ia berjalan memasuki kamar dan mengunci pintunya. Lalu dengan perlahan ia mendekatiku. Tubuhku bergetar hebat manakala lelaki tua itu mengulurkan tangannya untuk merengkuh diriku. Dengan sekali tarik aku jatuh ke pelukan Pak Hr, bibirku segera tersumbat bibir laki-laki tua itu. Terasa lidahnya yang kasap bermain menyapu telak di dalam mulutku. Perasaanku bercampur aduk jadi satu, benci, jijik bercampur dengan rasa ingin dicumbui yang semakin kuat hingga akhirnya akupun merasa sudah kepalang basah, hati kecilku juga menginginkannya. Terbayang olehku saat-saat aku dicumbui seperti itu oleh Aldy, entah sedang di mana dia sekarang. aku tidak menolak lagi. bahkan kini malah membalas dengan hangat.<br />
<br />
Merasa mendapat angin kini tangan Pak Hr bahkan makin berani menelusup di balik blouse yang aku pakai, tidak berhenti di situ, terus menelup ke balik beha yang aku pakai.<br />
<br />
Jantungku berdegup kencang ketika tangan laki-laki itu meremas-remas gundukan daging kenyal yang ada di dadaku dengan gemas. Terasa benar, telapak tangannya yang kasap di permukaan buah dadaku, ditingkahi dengan jari-jarinya yang nakal mepermainkan puting susuku. Gemas sekali nampaknya dia. Tangannya makin lama makin kasar bergerak di dadaku ke kanan dan ke kiri.<br />
<br />
Setelah puas, dengan tidak sabaran tangannya mulai melucuti pakaian yang aku pakai satu demi satu hingga berceceran di lantai. Hingga akhirnya aku hanya memakai secarik G-string saja. Bergegas pula Pak Hr melucuti kaos oblong dan sarungnya. Di baliknya menyembul batang penis laki-laki itu yang telah menegang, sebesar lengan Bayi.<br />
<br />
Tak terasa aku menjerit ngeri, aku belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Aku sedikit ngeri. Bisa jebol milikku dimasuki benda itu. Namun aku tak dapat menyembunyikan kekagumanku. Seolah ada pesona tersendiri hingga pandangan mataku terus tertuju ke benda itu. Pak Hr berjalan mendekatiku, tangannya meraih kunciran rambutku dan menariknya hingga ikatannya lepas dan rambutku bebas tergerai sampai ke punggung.<br />
<br />
“Kau Cantik sekali Winda…”, gumam pak Hr mengagumi kecantikanku.<br />
<br />
Aku hanya tersenyum tersipu-sipu mendengar pujian itu.<br />
<br />
Dengan lembut Pak Hr mendorong tubuhku sampai terduduk di pinggir kasur. Lalu ia menarik G-string, kain terakhir yang menutupi tubuhku dan dibuangnya ke lantai. Kini kami berdua telah telanjang bulat. Tanpa melepaskan kedua belah kakiku, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkanganku. Nafas laki-laki itu demikian memburu.<br />
<br />
Tak lama kemudian Pak membenamkan kepalanya di situ. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluanku yang tertutup rambut lebat itu. Aku memejamkan mata, oohh, indahnya, aku sungguh menikmatinya, sampai-sampai tubuhku dibuat menggelinjang-gelinjang kegelian.<br />
<br />
“Pak…!”, rintihku memelas.<br />
“Pak…, aku tak tahan lagi…!”, aku memelas sambil menggigit bibir. Sungguh aku tak tahan lagi mengalamai siksaan birahi yang dilancarkan Pak Hr. Namun rupanya lelaki tua itu tidak peduli, bahkan senang melihat aku dalam keadaan demikian. Ini terlihat dari gerakan tangannya yang kini bahkan terjulur ke atas meremas-remas payudaraku, tetapi tidak menyudahi perbuatannya. Padahal aku sudah kewalahan dan telah sangat basah kuyup.<br />
<br />
“Paakk…, aakkhh…!”, aku mengerang keras, kakinya menjepit kepala Pak Hr melampiaskan derita birahiku, kujambak rambut Pak Hr keras-keras. Kini aku tak peduli lagi bahwa lelaki itu adalah dosen yang aku hormati. Sungguh lihai laki-laki ini membangkitkan gairahku. aku yakin dengan nafsunya yang sebesar itu dia tentu sangat berpengalaman dalam hal ini, bahkan sangat mungkin sudah puluhan atau ratusan mahasiswi yang sudah digaulinya. Tapi apa peduliku?<br />
<br />
Tiba-tiba Pak Hr melepaskan diri, lalu ia berdiri di depanku yang masih terduduk di tepi ranjang dengan bagian bawah perutnya persis berada di depan wajahku. aku sudah tahu apa yang dia mau, namun tanpa sempat melakukannya sendiri, tangannya telah meraih kepalaku untuk dibawa mendekati kejantanannya yang aduh mak.., Sungguh besar itu.<br />
<br />
Tanpa melawan sama sekali aku membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu kukulum sekalian alat vital Pak Hr ke dalam mulutku hingga membuat lelaki itu melek merem keenakan. Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulutku. Itupun sudah terasa penuh. Aku hampir sesak nafas dibuatnya. Aku pun bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutku. Terasa benar kepala itu bergetar hebat setiap kali lidahku menyapu kepalanya.<br />
<br />
Beberapa saat kemudian Pak Hr melepaskan diri, ia membaringkan aku di tempat tidur dan menyusul berbaring di sisiku, kaki kiriku diangkat disilangkan di pinggangnya. Lalu Ia berusaha memasuki tubuhku belakang. Ketika itu pula kepala penis Pak Hr yang besar itu menggesek clitoris di liang senggamaku hingga aku merintih kenikmatan. Ia terus berusaha menekankan miliknya ke dalam milikku yang memang sudah sangat basah. Pelahan-lahan benda itu meluncur masuk ke dalam milikku.<br />
<br />
Dan ketika dengan kasar dia tiba-tiba menekankan miliknya seluruhnya amblas ke dalam diriku aku tak kuasa menahan diri untuk tidak memekik. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik.<br />
<br />
Pak Hr cukup mengerti keadaan diriku, ketika dia selesai masuk seluruhnya dia memberi kesempatan padaku untuk menguasai diri beberapa saat. Sebelum kemudian dia mulai menggoyangkan pinggulnya pelan-pelan kemudian makin lama makin cepat.<br />
<br />
Aku sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap Pak Hr menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding dalam liang senggamaku sungguh membuatku lupa ingatan. Pak Hr menyetubuhi aku dengan cara itu. Sementara bibirnya tak hentinya melumat bibir, tengkuk dan leherku, tangannya selalu meremas-remas payudaraku. Aku dapat merasakan puting susuku mulai mengeras, runcing dan kaku.<br />
<br />
Aku bisa melihat bagaimana batang penis lelaki itu keluar masuk ke dalam liang kemaluanku. Aku selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalam. Milikku hampir tidak dapat menampung ukuran Pak Hr yang super itu, dan ini makin membuat Pak Hr tergila-gila.<br />
<br />
Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Pak Hr membalik tubuhku hingga menungging di hadapannya. Ia ingin pakai doggy style rupanya. Tangan lelaki itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua belah payudara aku yang kini menggantung berat ke bawah. Sebagai seorang wanita aku memiliki daya tahan alami dalam bersetubuh. Tapi bahkan kini aku kewalahan menghadapi Pak Hr. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia bertahan. Aku yang kini duduk mengangkangi tubuhnya hampir kehabisan nafas.<br />
<br />
Kupacu terus goyangan pinggulku, karena aku merasa sebentar lagi aku akan memperolehnya. Terus…, terus…, aku tak peduli lagi dengan gerakanku yang brutal ataupun suaraku yang kadang-kadang memekik menahan rasa luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu sampai, aku tak peduli lagi…, aku memekik keras sambil menjambak rambutnya. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhku mengejang. Sungguh hebat rasa yang kurasakan kali ini. Sungguh ironi memang, aku mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan orang yang aku sukai. Tapi masa bodohlah.<br />
<br />
Berkali-kali kuusap keringat yang membasahi dahiku. Pak Hr kemudian kembali mengambil inisiatif. kini gantian Pak Hr yang menindihi tubuhku. Ia memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuhku. Sementara kami terus berpacu. Sungguh hebat laki-laki ini. Walaupun sudah berumur tapi masih bertahan segitu lama. Bahkan mengalahkan semua cowok-cowok yang pernah tidur denganku, walaupun mereka rata-rata sebaya denganku.<br />
<br />
Namun beberapa saat kemudian, Pak Hr mulai menggeram sambil mengeretakkan giginya. Tubuh lelaki tua itu bergetar hebat di atas tubuhku. Penisnya menyemburkan cairan kental yang hangat ke dalam liang kemaluanku dengan derasnya.<br />
<br />
Beberapa saat kemudian, perlahan-lahan kami memisahkan diri. Kami terbaring kelelahan di atas kasur itu. Nafasku yang tinggal satu-satu bercampur dengan bunyi nafasnya yang berat. Kami masing-masing terdiam mengumpulkan tenaga kami yang sudah tercerai berai.<br />
<br />
Aku sendiri terpejam sambil mencoba merasakan kenikmatan yang baru saja aku alami di sekujur tubuhku ini. Terasa benar ada cairan kental yang hangat perlahan-lahan meluncur masuk ke dalam liang vaginaku. Hangat dan sedikit gatal menggelitik.<br />
<br />
Bagian bawah tubuhku itu terasa benar-benar banjir, basah kuyub. Aku menggerakkan tanganku untuk menyeka bibir bawahku itu dan tanganku pun langsung dipenuhi dengan cairan kental berwarna putih susu yang berlepotan di sana.<br />
<br />
“Bukan main Winda, ternyata kau pun seperti kuda liar!” kata Pak Hr penuh kepuasan. Aku yang berbaring menelungkup di atas kasur hanya tersenyum lemah. aku sungguh sangat kelelahan, kupejamkan mataku untuk sejenak beristirahat. Persetan dengan tubuhku yang masih telanjang bulat.<br />
<br />
Pak Hr kemudian bangkit berdiri, ia menyulut sebatang rokok. Lalu lelaki tua itu mulai mengenakan kembali pakaiannya. Aku pun dengan malas bangkit dan mengumpulkan pakaiannya yang berserakan di lantai.<br />
<br />
Sambil berpakaian ia bertanya, “Bagaimana dengan ujian saya pak?”.<br />
<br />
“Minggu depan kamu dapat mengambil hasilnya”, sahut laki-laki itu pendek.<br />
“Kenapa tidak besok pagi saja?”, protes aku tak puas.<br />
“Aku masih ingin bertemu kamu, selama seminggu ini aku minta agar kau tidak tidur dengan lelaki lain kecuali aku!”, jawab Pak Hr.<br />
<br />
Aku sedikit terkejut dengan jawabannya itu. Tapi akupun segera dapat menguasai keadaanku. Rupanya dia belum puas dengan pelayanan habis-habisanku barusan.<br />
<br />
“Aku tidak bisa janji!”, sahutku seenaknya sambil bangkit berdiri dan keluar dari kamar mencari kamar mandi. Pak Hr hanya mampu terbengong mendengar jawabanku yang seenaknya itu.<br />
<br />
Aku sedang berjalan santai meninggalkan rumah pak Hr, ini pertemuanku yang ketiga dengan laki-laki itu demi menebus nilai ujianku yang selalu jeblok jika ujian dengan dia. Mungkin malah sengaja dibuat jeblok biar dia bisa main denganku. Dasar…, namun harus kuakui, dia laki-laki hebat, daya tahannya sungguh luar biasa jika dibandingkan dengan usianya yang hapir mencapai usia pensiun itu. Bahkan dari pagi hingga sore hari ini dia masih sanggup menggarapku tiga kali, sekali di ruang tengah begitu aku datang, dan dua kali di kamar tidur. Aku sempat terlelap sesudahnya beberapa jam sebelum membersihkan diri dan pulang. Berutung kali ini, aku bisa memaksanya menandatangani berkas ujian susulanku.<br />
<br />
“Masih ada mata kuliah Pengantar Berorganisasi dan Kepemimpinan”, katanya sambil membubuhkan nilai A di berkas ujianku.<br />
“Selama bapak masih bisa memberiku nilai A”, kataku pendek.<br />
“Segeralah mendaftar, kuliah akan dimulai minggu depan!”.<br />
“Terima kasih pak!” kataku sambil tak lupa memberikan senyum semanis mungkin.<br />
“Winda!” teriakan seseorang mengejutkan lamunanku. Aku menoleh ke arah sumber suara tadi yang aku perkirakan berasal dari dalam mobil yang berjalan perlahan menghampiriku. Seseorang membuka pintu mobil itu, wajah yang sangat aku benci muncul dari balik pintu Mitsubishi Galant keluaran tahun terakhir itu.<br />
<br />
“Masuklah Winda…”.<br />
“Tidak, terima kasih. Aku bisa jalan sendiri koq!”, Aku masih mencoba menolak dengan halus.<br />
“Ayolah, masa kau tega menolak ajakanku, padahal dengan pak Hr saja kau mau!”.<br />
<br />
Aku tertegun sesaat, Bagai disambar petir di siang bolong.<br />
<br />
“Da…,Darimana kau tahu?”.<br />
“Nah, jadi benar kan…, padahal aku tadi hanya menduga-duga!”<br />
<br />
“Sialan!”, Aku mengumpat di dalam hati, harusnya tadi aku bersikap lebih tenang, aku memang selalu nervous kalau ketemu cowok satu ini, rasanya ingin buru-buru pergi dari hadapannya dan tidak ingin melihat mukanya yang memang seram itu.<br />
<br />
Seperti tipikal orang Indonesia bagian daerah paling timur, cowok ini hitam tinggi besar dengan postur sedikit gemuk, janggut dan cambang yang tidak pernah dirapikan dengan rambut keritingnya yang dipelihara panjang ditambah dengan caranya memakai kemeja yang tidak pernah dikancingkan dengan benar sehingga memamerkan dadanya yang penuh bulu. Dengan asesoris kalung, gelang dan cincin emas, arloji rolex yang dihiasi berlian…, cukup menunjukkan bahwa dia ini orang yang memang punya duit. Namun, aku menjadi muak dengan penampilan seperti itu.<br />
<br />
Dino memang salah satu jawara di kampus, anak buahnya banyak dan dengan kekuatan uang serta gaya jawara seperti itu membuat dia menjadi salah satu momok yang paling menakutkan di lingkungan kampus. Dia itu mahasiswa lama, dan mungkin bahkan tidak pernah lulus, namun tidak ada orang yang berani mengusik keberadaannya di kamus, bahkan dari kalangan akademik sekalipun.<br />
<br />
“Gimana? Masih tidak mau masuk?”, tanya dia setengah mendesak.<br />
<br />
Aku tertegun sesaat, belum mau masuk. Aku memang sangat tidak menyukai laki-laki ini, Tetapi kelihatannya aku tidak punya pilihan lain, bisa-bisa semua orang tahu apa yang kuperbuat dengan pak Hr, dan aku sungguh-sungguh ingin menjaga rahasia ini, terutama terhadap Erwin, tunanganku. Namun saat ini aku benar benar terdesak dan ingin segera membiarkan masalah ini berlalu dariku. Makanya tanpa pikir panjang aku mengiyakan saja ajakannya.<br />
<br />
Dino tertawa penuh kemenangan, ia lalu berbicara dengan orang yang berada di sebelahnya supaya berpindah ke jok belakang. Aku membanting pantatku ke kursi mobil depan, dan pemuda itu langsung menancap gas. Sambil nyengir kuda. Kesenangan.<br />
<br />
“Ke mana kita?”, tanyaku hambar.<br />
“Lho? Mestinya aku yang harus tanya, kau mau ke mana?”, tanya Dino pura-pura heran.<br />
“Sudahlah Dino, tak usah berpura-pura lagi, kau mau apa?”, Suaraku sudah sedemikian pasrahnya. Aku sudah tidak mau berpikir panjang lagi untuk meminta dia menutup-nutupi perbuatanku. Orang yang duduk di belakangku tertawa.<br />
“Rupanya dia cukup mengerti apa kemauanmu Dino!”, Dia berkomentar.<br />
“Ah, diam kau Maki!” Rupanya orang itu namanya Maki, orang dengan penampilan hampir mirip dengan Dino kecuali rambutnya yang dipotong crew-cut.<br />
“Bagaimana kalau ke rumahku saja? Aku sangat merindukanmu Winda!”, pancing Dino.<br />
“Sesukamulah…!”, Aku tahu benar memang itu yang diinginkannya.<br />
<br />
Dino tertawa penuh kemenangan.<br />
<br />
Ia melarikan mobilnya makin kencang ke arah sebuah kompleks perumahan. Lalu mobil yang ditumpangi mereka memasuki pekarangan sebuah rumah yang cukup besar. Di pekarangan itu sudah ada 2 buah mobil lain, satu Mitsubishi Pajero dan satu lagi Toyota Great Corolla namun keduanya kelihatan diparkir sekenanya tak beraturan.<br />
<br />
Interior depan rumah itu sederhana saja. Cuma satu stel sofa, sebuah rak perabotan pecah belah. Tak lebih. Dindingnya polos. Demikian juga tempok ruang tengah. Terasa betapa luas dan kosongnya ruangan tengah itu, meski sebuah bar dengan rak minuman beraneka ragam terdapat di sudut ruangan, menghadap ke taman samping. Sebuah stereo set terpasang di ujung bar. Tampaknya baru saja dimatikan dengan tergesa-gesa. Pitanya sebagian tergantung keluar.<br />
<br />
Dari pintu samping kemudian muncul empat orang pemuda dan seorang gadis, yang jelas-jelas masih menggunakan seragam SMU. Mereka semua mengeluarkan suara setengah berbisik. Keempat orang laki-laki itu, tiga orang sepertinya sesuku dengan Dino atau sebangsanya, sedangkan yang satu lagi seperti bule dengan rambutnya yang gondrong. Sementara si gadis berperawakan tinggi langsing, berkulit putih dan rambutnya yang hitam lurus dan panjang tergerai sampai ke pinggang, ia memakai bandana lebar di kepalanya dengan poni tebal menutupi dahinya. Wajahnya yang oval dan bermata sipit menandakan bahwa ia keturunan Cina atau sebangsanya. Harus kuakui dia memang cantik, seperti bintang film drama Mandarin. Berbeda dengan penampilan ketiga laki-laki itu, gadis ini kelihatannya bukan merupakan gerombolan mereka, dilihat dari tampangnya yang masih lugu. Ia masih mengenakan seragam sebuah sekolah Katolik yang langsung bisa aku kenali karena memang khas. Namun entah mengapa dia bisa bergaul dengan orang-orang ini.<br />
<br />
Dino bertepuk tangan. Kemudian memperkenalkan diriku dengan mereka. Yos, dan Bram seperti tipikal orang sebangsa Dino, Tito berbadan tambun dan yang bule namanya Marchell, sementara gadis SMU itu bernama Shelly. Mereka semua yang laki-laki memandang diriku dengan mata “lapar” membuat aku tanpa sadar menyilangkan tangan di depan dadaku, seolah-olah mereka bisa melihat tubuhku di balik pakaian yang aku kenakan ini.<br />
<br />
Tampak tak sabaran Dino menarik diriku ke loteng. Langsung menuju sebuah kamar yang ada di ujung. Kamar itu tidak berdaun pintu, sebenarnya lebih tepat disebut ruang penyangga antara teras dengan kamar-kamar yang lain Sebab di salah satu ujungnya merupakan pintu tembusan ke ruang lain.<br />
<br />
Di sana ada sebuah kasur yang terhampar begitu saja di lantai kamar. Dengan sprei yang sudah acak-acakan. Di sudut terdapat dua buah kursi sofa besar dan sebuah meja kaca yang mungil. Di bawahnya berserakan majalah-majalah yang cover depannya saja bisa membuat orang merinding. Bergambar perempuan-perempuan telanjang.<br />
<br />
Aku sadar bahkan sangat sadar, apa yang dimaui Dino di kamar ini. Aku beranjak ke jendela. Menutup gordynnya hingga ruangan itu kelihatan sedikit gelap. Namun tak lama, karena kemudian Dino menyalakan lampu. Aku berputar membelakangi Dino, dan mulai melucuti pakaian yang aku kenakan. Dari blouse, kemudian rok bawahanku kubiarkan meluncur bebas ke mata kakiku. Kemudian aku memutar balik badanku berbalik menghadap Dino.<br />
<br />
Betapa terkejutnya aku ketika aku berbalik, ternyata di hadapanku kini tidak hanya ada Dino, namun Maki juga sedang berdiri di situ sambil cengengesan. Dengan gerakan reflek, aku menyambar blouseku untuk menutupi tubuhku yang setengah telanjang. Melihat keterkejutanku, kedua laki-laki itu malah tertawa terbahak-bahak.<br />
<br />
“Ayolah Winda, Toh engkau juga sudah sering memperlihatkan tubuh telanjangmu kepada beberapa laki-laki lain?”.<br />
“Kurang ajar kau Dino!” Aku mengumpat sekenanya.<br />
<br />
Wajah laki-laki itu berubah seketika, dari tertawa terbahak-bahak menjadi serius, sangat serius. Dengan tatapan yang sangat tajam dia berujar, “Apakah engkau punya pilihan lain? Ayolah, lakukan saja dan sesudah selesai kita boleh melupakan kejadian ini.”<br />
<br />
Aku tertegun, melayani dua orang sekaligus belum pernah aku lakukan sebelumnya. Apalagi orang-orang yang bertampang seram seperti ini. Tapi seperti yang dia bilang, aku tak punya pilihan lain. Seribu satu pertimbangan berkecamuk di kepalaku hingga membuat aku pusing. Tubuhku tanpa sadar sampai gemetaran, terasa sekali lututku lemas sepertinya aku sudah kehabisan tenaga karena digilir mereka berdua, padahal mereka sama sekali belum memulainya.<br />
<br />
Akhirnya, dengan sangat berat aku menggerakkan kedua tangan ke arah punggungku di mana aku bisa meraih kaitan BH yang aku pakai. Baju yang tadi aku pakai untuk menutupi bagian tubuhku dengan sendirinya terjatuh ke lantai. Dengan sekali sentakan halus BH-ku telah terlepas dan meluncur bebas dan sebelum terjatuh ke lantai kulemparkan benda itu ke arah Dino yang kemudian ditangkapnya dengan tangkas. Ia mencium bagian dalam mangkuk bra-ku dengan penuh perasaan.<br />
<br />
“Harum!”, katanya.<br />
<br />
Lalu ia seperti mencari-cari sesuatu dari benda itu, dan ketika ditemukannya ia berhenti.<br />
<br />
“36B!”, katanya pendek.<br />
<br />
Rupanya ia pingin tahu berapa ukuran dadaku ini.<br />
<br />
“BH-nya saja sudah sedemikian harum, apalagi isinya!”, katanya seraya memberikan BH itu kepada Maki sehingga laki-laki itu juga ikut-ikutan menciumi benda itu. Namun demikian mata mereka tak pernah lepas menatap belahan payudaraku yang kini tidak tertutup apa-apa lagi.<br />
<br />
Aku kini hanya berdiri menunggu, dan tanpa diminta Dino melangkah mendekatiku. Ia meraih kepalaku. Tangannya meraih kunciran rambut dan melepaskannya hingga rambutku kini tergerai bebas sampai ke punggung.<br />
<br />
“Nah, dengan begini kau kelihatan lebih cantik!”<br />
<br />
Ia terus berjalan memutari tubuhku dan memelukku dari belakang. Ia sibakkan rambutku dan memindahkannya ke depan lewat pundak sebelah kiriku, sehingga bagian punggung sampai ke tengkukku bebas tanpa penghalang. Lalu ia menjatuhkan ciumannya ke tengkuk belakangku. Lidahnya menjelajah di sekitar leher, tengkuk kemudian naik ke kuping dan menggelitik di sana. Kedua belah tangannya yang kekar dan berbulu yang tadi memeluk pinggangku kini mulai merayap naik dan mulai meremas-remas kedua belah payudaraku dengan gemas. Aku masih menanggapinya dengan dingin dengan tidak bereaksi sama sekali selain memejamkan mataku.<br />
<br />
Dino rupanya tidak begitu suka aku bersikap pasif, dengan kasar ia menarik wajahku hingga bibirnya bisa melumat bibirku. Aku hanya berdiam diri saja tak memberikan reaksi. Sambil melumat, lidahnya mencari-cari dan berusaha masuk ke dalam mulutku, dan ketika berhasil lidahnya bergerak bebas menjilati lidahku hingga secara tak sengaja lidahkupun meronta-ronta.<br />
<br />
Sambil memejamkan mata aku mencoba untuk menikmati perasaan itu dengan utuh. Tak ada gunanya aku menolak, hal itu akan membuatku lebih menderita lagi. Dengan kuluman lidah seperti itu, ditingkahi dengan remasan-remasan telapak tangannya di payudaraku sambil sekali-sekali ibu jari dan telunjuknya memilin-milin puting susuku, pertahananku akhirnya bobol juga. Memang, aku sudah sangat terbiasa dan sangat terbuai dengan permaian seperti ini hingga dengan mudahnya Dino mulai membangkitkan nafsuku. Bahkan kini aku mulai memberanikan menggerakkan tangan meremas kepala Dino yang berada di belakangku. Sementara dengan ekor mataku aku melihat Maki beranjak berjalan menuju sofa dan duduk di sana, sambil pandangan matanya tidak pernah lepas dari kami berdua.<br />
<br />
Mungkin karena merasa sudah menguasai diriku, ciuman Dino terus merambat turun ke leherku, menghisapnya hingga aku menggelinjang. Lalu merosot lagi menelusup di balik ketiak dan merayap ke depan sampai akhirnya hinggap di salah satu pucuk bukit di dadaku, Dengan satu remasan yang gemas hingga membuat puting susuku melejit Dino untuk mengulumnya. Pertama lidahnya tepat menyapu pentilnya, lalu bergerak memutari seluruh daerah puting susuku sebelum mulutnya mengenyot habis puting susuku itu. Ia menghisapnya dengan gemas sampai pipinya kempot.<br />
<br />
Tubuhku secara tiba-tiba bagaikan disengat listrik, terasa geli yang luar biasa bercampur sedikit nyeri di bagian itu. Aku menggelinjang, melenguh apalagi ketika puting susuku digigit-gigit perlahan oleh Dino. Buah anggur yang ranum itu dipermainkan pula dengan lidah Dino yang kasap. Dipilin-pilinnya kesana kemari. Dikecupinya, dan disedotnya kuat-kuat sampai putingnya menempel pada telaknya. Aku merintih. Tanganku refleks meremas dan menarik kepalanya sehingga semakin membenam di kedua gunung kembarku yang putih dan padat. Aku sungguh tak tahu mengapa harus begitu pasrah kepada lelaki itu. Mengapa aku justeru tenggelam dalam permaianan itu? Semula aku hanya merasa terpaksa demi menutupi rahasia atas perbuatanku. Tapi kemudian nyatanya, permainan yang Dino mainkan begitu dalam. Dan aneh sekali, Tanpa sadar aku mulai mengikuti permainan yang dipimpin dengan cemerlang oleh Dino.<br />
<br />
“Winda…”, “Ya?”, “Kau suka aku perlakukan seperti ini?”. Aku hanya mengangguk. Dan memejamkan matanya. membiarkan payudaraku terus diremas-remas dan puting susunya dipilin perlahan. Aku menggeliat, merasakan nikmat yang luar biasa. Puting susu yang mungil itu hanya sebentar saja sudah berubah membengkak, keras dan mencuat semakin runcing.<br />
<br />
“Hsss…, ah!”, Aku mendesah saat merasakan jari-jari tangan lelaki itu mulai menyusup ke balik celana dalamku dan merayap mencari liang yang ada di selangkanganku. Dan ketika menemukannya Jari-jari tangan itu mula-mula mengusap-usap permukaannya, terus mengusap-usap dan ketika sudah terasa basah jarinya mulai merayap masuk untuk kemudian menyentuh dinding-dinding dalam liang itu.<br />
<br />
Dalam posisi masih berdiri berhadapan, sambil terus mencumbui payudaraku, Dino meneruskan aksinya di dalam liang gelap yang sudah basah itu. Makin lama makin dalam. Aku sendiri semakin menggelinjang tak karuan, kedua buah jari yang ada di dalam liang vaginaku itu bergerak-gerak dengan liar. Bahkan kadang-kadang mencoba merenggangkan liang vaginaku hingga menganga. Dan yang membuat aku tambah gila, ia menggerak-gerakkan jarinya keluar masuk ke dalam liang vaginaku seolah-olah sedang menyetubuhiku. Aku tak kuasa untuk menahan diri.<br />
<br />
“Nggghh…!”, mulutku mulai meracau. Aku sungguh kewalahan dibuatnya hingga lututku terasa lemas hingga akhirnya akupun tak kuasa menahan tubuhku hingga merosot bersimpuh di lantai. Aku mencoba untuk mengatur nafasku yang terengah-engah. Aku sungguh tidak memperhatikan lagi yang kutahu kini tiba-tiba saja Dino telah berdiri telanjang bulat di hadapanku. Tubuhnya yang tinggi besar, hitam dan penuh bulu itu dengan angkuhnya berdiri mengangkang persis di depanku sehingga wajahku persis menghadap ke bagian selangkangannya. Disitu, aku melihat batang kejantanannya telah berdiri dengan tegaknya. Besar panjang kehitaman dengan bulu hitam yang lebat di daerah pangkalnya.<br />
<br />
Dengan sekali rengkuh, ia meraih kepalaku untuk ditarik mendekati daerah di bawah perutnya itu. Aku tahu apa yang dimauinya, bahkan sangat tahu ini adalah perbuatan yang sangat disukai para lelaki. Di mana ketika aku melakukan oral seks terhadap kelaminnya.<br />
<br />
Maka, dengan kepalang basah, kulakukan apa yang harus kulakukan. Benda itu telah masuk ke dalam mulutku dan menjadi permainan lidahku yang berputar mengitari ujung kepalanya yang bagaikan sebuah topi baja itu. Lalu berhenti ketika menemukan lubang yang berada persis di ujungnya. Lalu dengan segala kemampuanku aku mulai mengelomoh batang itu sambil kadang-kadang menghisapnya kuat-kuat sehingga pemiliknya bergetar hebat menahan rasa yang tak tertahankan.<br />
<br />
Pada saat itu aku sempat melirik ke arah sofa di mana Maki berada, dan ternyata laki-laki ini sudah mulai terbawa nafsu menyaksikan perbuatan kami berdua. Buktinya, ia telah mengeluarkan batang kejantanannya dan mengocoknya naik turun sambil berkali-kali menelan ludah. Konsentrasiku buyar ketika Dino menarik kepalaku hingga menjauh dari selangkangannya. Ia lalu menarik tubuhku hingga telentang di atas kasur yang terhampar di situ. Lalu dengan cepat ia melucuti celana dalamku dan dibuangnya jauh-jauh seakan-akan ia takut aku akan memakainya kembali.<br />
<br />
Untuk beberapa detik mata Dino nanar memandang bagian bawah tubuhku yang sudah tak tertutup apa-apa lagi. Si Makipun sampai berdiri mendekat ke arah kami berdua seakan ia tidak puas memandang kami dari kejauhan.<br />
<br />
Namun beberapa detik kemudian, Dino mulai merenggangkan kedua belah pahaku lebar-lebar. Paha kiriku diangkatnya dan disangkutkan ke pundaknya. Lalu dengan tangannya yang sebelah lagi memegangi batang kejantanannya dan diusap-usapkan ke permukaan bibir vaginaku yang sudah sangat basah. Ada rasa geli menyerang di situ hingga aku menggelinjang dan memejamkan mata.<br />
<br />
Sedetik kemudian, aku merasakan ada benda lonjong yang mulai menyeruak ke dalam liang vaginaku. Aku menahan nafas ketika terasa ada benda asing mulai menyeruak di situ. Seperti biasanya, aku tak kuasa untuk menahan jeritanku pada saat pertama kali ada kejantanan laki-laki menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku.<br />
<br />
Dengan perlahan namun pasti, kejantanan Dino meluncur masuk semakin dalam. Dan ketika sudah masuk setengahnya ia bahkan memasukkan sisanya dengan satu sentakan kasar hingga aku benar-benar berteriak karena terasa nyeri. Dan setelah itu, tanpa memberiku kesempatan untuk membiasakan diri dulu, Dino sudah bergoyang mencari kepuasannya sendiri.<br />
<br />
Dino menggerak-gerakkan pinggulnya dengan kencang dan kasar menghunjam-hunjam ke dalam tubuhku hingga aku memekik keras setiap kali kejantanan Dino menyentak ke dalam. Pedih dan ngilu. Namun bercampur nikmat yang tak terkira. Ada sensasi aneh yang baru pertama kali kurasakan di mana di sela-sela rasa ngilu itu aku juga merasakan rasa nikmat yang tak terkira. Namun aku juga tidak bisa menguasai diriku lagi hingga aku sampai menangis menggebu-gebu, sakit keluhku setiap kali Dino menghunjam, tapi aku semakin mempererat pelukanku, Pedih, tapi aku juga tak bersedia Dino menyudahi perlakuannya terhadap diriku.<br />
<br />
Aku semakin merintih. Air mataku meleleh keluar. kami terus bergulat dalam posisi demikian. Sampai tiba-tiba ada rasa nikmat yang luar biasa di sekujur tubuhku. Aku telah orgasme. Ya, orgasme bersama dengan orang yang aku benci. Tubuhku mengejang selama beberapa puluh detik. Sebelum melemas. Namun Dino rupanya belum selesai. Ia kini membalikkan tubuhku hingga kini aku bertumpu pada kedua telapak tangan dan kedua lututku. Ia ingin meneruskannya dengan doggy style. Aku hanya pasrah saja.<br />
<br />
Kini ia menyetubuhiku dari belakang. Tangannya kini dengan leluasa berpindah-pindah dari pinggang, meremas pantat dan meremas payudaraku yang menggelantung berat ke bawah. Kini Dino bahkan lebih memperhebat serangannya. Ia bisa dengan leluasa menggoyangkan tubuhnya dengan cepat dan semakin kasar.<br />
<br />
Pada saat itu tanpa terasa, Maki telah duduk mengangkang di depanku. Laki-laki ini juga telah telanjang bulat. Ia menyodorkan batang penisnya ke dalam mulutku, tangannya meraih kepalaku dan dengan setengah memaksa ia menjejalkan batang kejantanannya itu ke dalam mulutku.<br />
<br />
Kini aku melayani dua orang sekaligus. Dino yang sedang menyetubuhiku dari belakang. Dan Maki yang sedang memaksaku melakukan oral seks terhadap dirinya. Dino kadang-kadang malah menyorongkan kepalanya ke depan untuk menikmati payudaraku. Aku mengerang pelan setiap kali ia menghisap puting susuku. Dengan dua orang yang mengeroyokku aku sungguh kewalahan hingga tidak bisa berbuat apa-apa. Malahan aku merasa sangat terangsang dengan posisi seperti ini.<br />
<br />
Mereka menyetubuhiku dari dua arah, yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada di arah lainnya semakin menghunjam. Kadang-kadang aku hampir tersedak. Maki yang tampaknya mengerti kesulitanku mengalah dan hanya diam saja. Dino yang mengatur segala gerakan.<br />
<br />
Perlahan-lahan kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar di sekujur tubuhku. Perasaan tidak berdaya saat bermain seks ternyata mengakibatkan diriku melambung di luar batas yang pernah kuperkirakan sebelumnya. Dan kembali tubuhku mengejang, deras dan tanpa henti. Aku mengalami orgasme yang datang dengan beruntun seperti tak berkesudahan.<br />
<br />
Tidak lama kemudian Dino mengalami orgasme. Batang penisnya menyemprotkan air mani dengan deras ke dalam liang vaginaku. Benda itu menyentak-nyentak dengan hebat, seolah-olah ingin menjebol dinding vaginaku. Aku bisa merasakan air mani yang disemprotkannya banyak sekali, hingga sebagian meluap keluar meleleh di salah satu pahaku. Sesudah itu mereka berganti tempat. Maki mengambil alih perlakuan Dino. Masih dalam posisi doggy style. Batang kejantanannya dengan mulus meluncur masuk dalam sekali sampai menyentuh bibir rahimku. Ia bisa mudah melakukannya karena memang liang vaginaku sudah sangat licin dilumasi cairan yang keluar dari dalamnya dan sudah bercampur dengan air mani Dino yang sangat banyak. Permainan dilanjutkan. Aku kini tinggal melayani Maki seorang, karena Dino dengan nafas yang tersengal-sengal telah duduk telentang di atas sofa yang tadi diduduki Maki untuk mengumpulkan tenaga. Aku mengeluh pendek setiap kali Maki mendorong masuk miliknya. Maki terus memacu gerakkannya. Semakin lama semakin keras dan kasar hingga membuat aku merintih dan mengaduh tak berkesudahan.<br />
<br />
Pada saat itu masuk Bram dan Tito bersamaan ke dalam ruangan. Tanpa basa-basi, mereka pun langsung melucuti pakaiannya hingga telanjang bulat. Lalu mereka duduk di lantai dan menonton adegan mesum yang sedang terjadi antara aku dan Maki. Bram nampak kelihatan tidak sabaran Tetapi aku sudah tidak peduli lagi. Maki terus memacu menggebu-gebu. Laki-laki itu sibuk memacu sambil meremasi payudaraku yang menggelantung berat ke bawah.<br />
<br />
Sesaat kemudian tubuhku dibalikkan kembali telentang di atas kasur dan pada saat itu Bram dengan tangkas menyodorkan batang kejantanannya ke dalam mulutku. Aku sudah setengah sadar ketika Tito menggantikan Maki menggeluti tubuhku. Keadaanku sudah sedemikian acak-acakan. Rambut yang kusut masai. Tubuhku sudah bersimpah peluh. Tidak hanya keringat yang keluar dari tubuhku sendiri, tapi juga cucuran keringat dari para laki-laki yang bergantian menggauliku. Aku kini hanya telentang pasrah ditindihi tubuh gemuk Tito yang bergoyang-goyang di atasnya.<br />
<br />
Laki-laki gemuk itu mengangkangkan kedua belah pahaku lebar-lebar sambil terus menghunjam-hunjamkan miliknya ke dalam milikku. Sementara Bram tak pernah memberiku kesempatan yang cukup untuk bernafas. Ia terus saja menjejal-jejalkan miliknya ke dalam mulutku. Aku sendiri sudah tidak bisa mengotrol diriku lagi. Guncangan demi guncangan yang diakibatkan oleh gerakan Titolah yang membuat Bram makin terangsang. Bukan lagi kuluman dan jilatan yang harusnya aku lakukan dengan lidah dan mulutku.<br />
<br />
Dan ketika Tito melenguh panjang, ia mencapai orgasmenya dengan meremas kedua belah payudaraku kuat-kuat hingga aku berteriak mengaduh kesakitan. Lalu beberapa saat kemudian ia dengan nafasnya yang tersengal-sengal memisahkan diri dari diriku. Dan pada saat hampir bersamaan Bram juga mengerang keras. Batang kejantanannya yang masih berada di dalam mulutku bergerak liar dan menyemprotkan air maninya yang kental dan hangat. Aku meronta, ingin mengeluarkan banda itu dari dalam mulutku, namun tangan Bram yang kokoh tetap menahan kepalaku dan aku tak kuasa meronta lagi karena memang tenagaku sudah hampir habis. Cairan kental yang hangat itu akhirnya tertelan olehku. Banyak sekali. Bahkan sampai meluap keluar membasahi daerah sekitar bibirku sampai meleleh ke leher. Aku tak bisa berbuat apa-apa, selain dengan cepat mencoba menelan semua yang ada supaya tidak terlalu terasa di dalam mulutku. Aku memejamkan mata erat-erat, tubuhku mengejang melampiaskan rasa yang tidak karuan, geli, jijik, namun ada sensasi aneh yang luar biasa juga di dalam diriku. Sungguh sangat erotis merasakan siksa birahi semacam ini hingga akupun akhirnya orgasme panjang untuk ke sekian kalinya.<br />
<br />
Dengan ekor mataku aku kembali melihat seseorang masuk ke ruangan yang ternyata si bule dan orang itu juga mulai membuka celananya. Aku menggigit bibir, dan mulai menangis terisak-isak. Aku hanya bisa memejamkan mata ketika Marchell mulai menindihi tubuhku. Pasrah.<br />
<br />
Tidak lama kemudian setelah orang terakhir melaksanakan hasratnya pada diriku mereka keluar. aku merasa seluruh tubuhku luluh lantak. Setelah berhasil mengumpulkan cukup tenaga kembali, dengan terhuyung-huyung, aku bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaianku seadanya dan pergi mencari kamar mandi.<br />
<br />
Aku berpapasan dengan Dino yang muncul dari dalam sebuah ruangan yang pintunya terbuka. Lelaki itu sedang sibuk mengancingkan retsluiting celananya. Masih sempat terlihat dari luar di dalam kamar itu, di atas tempat tidur tubuh Shelly yang telanjang sedang ditindihi oleh tubuh Maki yang bergerak-gerak cepat. Memacu naik turun. Gadis itu menggelinjang-gelinjang setiap kali Maki bergerak naik turun. Rupanya anak itu bernasib sama seperti diriku.<br />
<br />
“Di mana aku bisa menemukan kamar mandi?” tanyaku pada Dino.<br />
<br />
Tanpa menjawab, ia hanya menunjukkan tangannya ke sebuah pintu. Tanpa basa-basi lagi aku segera beranjak menuju pintu itu.<br />
<br />
Di sana aku mandi berendam air panas sambil mengangis. Aku tidak tahu saya sudah terjerumus ke dalam apa kini. Yang membuat aku benci kepada diriku sendiri, walaupun aku merasa sedih, kesal, marah bercampur menjadi satu, namun demikian setiap kali teringat kejadian barusan, langsung saja selangkanganku basah lagi.<br />
<br />
Aku berendam di sana sangat lama, mungkin lebih dari satu jam lamanya. Setelah terasa kepenatan tubuhku agak berkurang aku menyudahi mandiku. Dengan berjalan tertatih-tatih aku melangkah keluar kamar mandi dan berjalan mencari pintu keluar. Sudah hampir jam sebelas malam ketika aku keluar dari rumah itu.<br />
<br />
Sampai di dalam rumah, Aku langsung ngeloyor masuk ke kamar. Aku tak peduli dengan kakakku yang terheran-heran melihat tingkah lakuku yang tidak biasa, aku tak menyapanya karena memang sudah tidak ada keinginan untuk berbicara lagi malam ini. Aku tumpahkan segala perasaan campur aduk itu, kekesalan, dan sakit hati dengan menangis.<br />
<div>
<br /></div>
anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-91875392830042974172015-09-22T14:06:00.002-07:002015-09-22T14:06:30.189-07:00Banyak jones<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB56ceKtcMvFhtfHNuQZrOM78CsUvgflx9PCb6Qaz45wkjd9Ep4uNVsP88HoaoBaumTK6NQxxX3orV3CzHVt_FtVB54br5Mq8bJsOA8hYYMTG1OHBZO-AF_f1R36J1fCNxvzahNeGdoxOW/s1600/11902362_10200711751313116_765483035412195247_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="319" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB56ceKtcMvFhtfHNuQZrOM78CsUvgflx9PCb6Qaz45wkjd9Ep4uNVsP88HoaoBaumTK6NQxxX3orV3CzHVt_FtVB54br5Mq8bJsOA8hYYMTG1OHBZO-AF_f1R36J1fCNxvzahNeGdoxOW/s320/11902362_10200711751313116_765483035412195247_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-90159612904905861472015-09-19T23:50:00.002-07:002015-09-19T23:50:28.333-07:00Cerita Dewasa: Pepek Cewek Cina 3SMA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc8n5keE_FwO16yehNK5If7NbyAGUc6Nt2gf6qOtBclJCRMtP8YVZmjWkH-U3wpznXDnzGL8nVvXAdlAxPMvZSTvgoONXD-t982zDaP-lbouQmV9Pk7pQW7Vpc-y2TebFaFKlU5dh8DGqR/s1600/eee.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc8n5keE_FwO16yehNK5If7NbyAGUc6Nt2gf6qOtBclJCRMtP8YVZmjWkH-U3wpznXDnzGL8nVvXAdlAxPMvZSTvgoONXD-t982zDaP-lbouQmV9Pk7pQW7Vpc-y2TebFaFKlU5dh8DGqR/s320/eee.jpg" width="240" /></a></div>
Cerita Sex ABG ini adalah Cerita pengalaman seks anak SMA dari kisah nyata yang diceritakan oleh seseorang. Mungkin nama-nama dalam kisah ini adalah rekayasa untuk menjaga privasi. Silahkan anda nikmati cerita sex ini.<br />
<br />
Nama gw Andre gw masih kuliah di salah satu PTS di jakarta. gw orangnya biasa aja… tapi banyak yang bilang badan gw gagah… tinggi gw 175…. dulu di SMU gw termasuk salah satu cowo yang di PUJA” sama wanita… dari Kelas 1 sampai kelas 3.<br />
<br />
<br />
Cerita Mesum ini berawal pas gw duduk di SMU.. pertama kali gw masuk kelas 3.. gw pindahan dari surabaya.. SMP gw di jakarta cuma sampai kelas 2 semester 1.. kelas 2 SMP.. selanjutnya gw terusin di surabaya.. maklum bonyok pindah kerja melulu… terpaksa gw ikut juga……<br />
<br />
waktu itu hari pertama gw masuk kelas 3.. gw di kenalin di salah satu kelas kalu nggak salah 3 IPA… gw orang pinter wajar masuk IPA… hauahahhauah!!.. gw di kenalin sama guru gw n kepsek di kelas… udah gitu gw di suruh duduk di samping cewe yang langsung gw kenal namanya anita tingginya sebahunya gw.. badannya sintel banget payudaranya yang selalu buat gw ndisir melulu klo deket dya…. gw sempet tuker-tukeran no. hp sama dya… setelah gw tau dya kaya’ gimana… gw coba aja jadian sama dya…<br />
Cerita Sex ABG<br />
Gw jalan sama dya masih sampai sekarang… dya klo deket gw rada” binal… Napsuan… bersyukur banget gw dapet cewek macem gitu… waktu itu pelajaran biologi, kebetulan gurunya nggak masuk… gw sama anita ngobrol aja dipojok kelas.. maklum tempat duduk gw sama dya di taro di pojok sama walas… pertama gw sich nggak berani ngapangapain dya di kelas tapi klo udah masuk ke mobil gw abis tuch cewe…. waktu itu gw liat temen gw lagi cipokan di depan kelas…. balakng meja guru… tiba” aja cewe gw ngomong gini<br />
<br />
“tuch rido aja berani.. masa’ kamu kalah sama dya??”<br />
“ha? aku kalah……<br />
<br />
belum sempet selesai bibir gw di lahap sama anita… di bales aja dengan ciuman n sedotan yang bikin dya ampun-ampunan sama gw. Anita sempet ngasih lidahnya ke gw. tapi gw lepas ciumannya “kenapa??” gw bilang aja begini<br />
“aku nggak mau maen lidah di kelas.. takut kelewatan”…<br />
“y udah.. maen biasa aja”…<br />
gw lanjutin ciuman gw di bawah.. bangku meja gw gw dorong ke depan supaya lebih luas gw ngelakuin ciuman demi ciuman……<br />
<br />
“ahhhhhh…. ahhhh…… ndree..”<br />
<br />
kata-kata itu selalu keluar dari mulutnya. Setelah gw puas ciumin tuch bibir, gw turun ke bawah ke lehernya dya yang makin membuat dya kewalahan. Dan tangan gw ngeremes” payudara dya.. yang ukurannya gw taksir 35 tau A B C D.. cuz setiap gw tanya dya g pernah mau jawab…. gw remes tuch dadanya sampe dya kelojotan… setelah gw nandain tanda merah di lehernya… dya ngeremes remes kontol gw… yang membuat ni “ADEK” kagak kuat lagi buat nahan di dalam kancut…. maupun masih make baju seragam n gw ngelakuin di dalam kelas… gw tetep nggak gentar…. gw bukan resleting seragam gw… n gw keluarin tuch siADEK.. dan si anita udah siap dengan mulutnya yang menganga…. gw sempet nutupin dya pake jaket gw… sehingga misalnya temen gw nanya gw bilang aja lagi sakit.<br />
<br />
jilatan demi jilatan dya beri untuk gw….. isapan dya bikin gw nggak kuat lagi buat nahan keluarnya mani gw….. lidahnya bergoyang” di ADEK gw…. “akhhhhhhh………. crotttttt…… croooootttt crotttttttttttt….” keluar mani gw….. anita membersihkannya dengan mulutnya… dan di kocok” trus di ADEK gw…….. selesai itu gw bersiin mulutnya dya pake tissue yang ada di kantongnya…. gw sama anita kembali berciuman… freenc kiss,,, lidahnya dya ber gelugit” di dalam mulut gw……<br />
<br />
jam 12.00 gw balik sekolah…. sebelum gw gas mobil gw ke rumah gw di bilangan bekasi.. nggak jauh dari rumahnya anita.. gw bermain dadanya anita dolo di mobil gw…. gw buka kancing seragam pelan” di bantu anita… dengan napsu yang ganas… anita ngerti maksud gw and dya nge buka tali BHNya dan 2 buah gunung merapi yang bakal mengeluarkan volcano gara isapan gw muncul di depan gw….. dengan napsu di ujung rambut gw isap puting susunya tangan kiri gw megangin kepala belakang dya.. and tangan kanan gw ngeremes” dada yang satu lagi…. “ahhhhh…….. andre…… pelan” donkkk……. anita udah nggak bisa nahannnnn lagiiiii nehhhhhhhh”….. puting anita yang berwarna merah ke merah” mudaan tertelan abis oleh mulut gw and tiba” aja tubuhhhhh anita mejelijang seperti cacing kepanasan……. gw sedot trus dada anita…. sampai puting itu terasa keras banget di mulut gw…. anita cuma diam dan terkulai lemas di mobil gw…. gw liat parkiran mobil di sekolahan gw udah sepi…. anita mengancingi baju seragamnya satu gw bantu supaya cepet….<br />
<br />
selama perjalanan pulang anita tetap lemas dan memejamkan matanya… gw kecup keningnya sesampai di rumah gw….<br />
<br />
anita bangun dan dya pengen ke kamar kecil… gw suruh dy ganti seragam dengan baju kaos yang dya bawa dari rumah sebelum berangkat kesekolah…. selesai dari kamar mandi gw liat anita nyopot BHnya…. terlihat jelas putingnya dan bongkahan susu sebesar melon itu…..<br />
<br />
belum sempat masukin baju ke tasnya dya… dya gw dorong gw tempat tidur… dan gw lahap bibirnya dan dya membalas nya dengan penuh hot panas bercampur dengan napsu… gw yang cuma make bokser doank… ke walahan tangan dy bermain” di selangakangan gw….. gw bermain di leher dya dan gw buat cap merah lagi di lehernya…. gw sibak SMA negeri yang hanya sampai lutut itu dy cuma make CD G string… dengan perlahan” dya nurunin roknya dan dy hanya menggunakan CDnya… gw copot dan gw jilatin vaginanya….. ” ahhhhhhhhhhhhhhhhhh……….. . Ndree…..ahhh hhhhhhh” cuma kata” itu yang keluar daru mulutnya….. gw rasain vagina anita semakin keras… dan gw gigit kelentitnya dya terik semakin kencang untung di rumah cuma da pembantu gw….. “Ndree.. puasin gwwww dunkkkkkkk.”…… nggak pake cing cong gw jilat n gw sodok” tuch vagina pake telunjuk gw…<br />
“Ndree… gw keluarrrrrrrrrrrrrrrr……..” vagina anita basah ketika di depan mata gw.<br />
di sedot sampai bersih tuch vagina…… udah gitu gw liat dya memegang bantal dengan keras. gw deketin dya dan gw cium bibir dya. ternyata dya blum lemas. dy bangkit dan memegang kontol gw dan di kocokinnya sampe si ADEK mengacung sangat keras….. kontol gw di masukin ke mulutnya anita…. di masukan di keuarkan…. sampai” di sedot….uhhhhhhhhh….. nikmat banget yang sekarang dari pada yang di kelas tadi……. biji zakar gw juga nggak lupa ikut ke sedot….. pass biji gw di sedot rasanya gw pengen FLY……. kocokin anita semakin panas dan hisapannya semakin nggak manusiawi lagi…… wajahnya tambah maniss kalo dya sambil horny begini…….. ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh….. …. crottttttttttttttttttttttttttt tt many gw tumpah semua ke lantai kamar gw…. yang sisanya di jilatin anita sampai bersuh…………………… …… gw bangkit dan menarik tangan anita… gw ciumin dadanya gw kenyot”lagi putingnya sampai merah……….. gw cupang di sebelah putingnya…. manis banget susunya……. membuat gw semakin napsu sama dya……………<br />
<br />
“anitaku sayang…. masukinnn sekarang yach??”<br />
“ya udahhhh cepetannn aku dari tadi Nungggu kamu…..”<br />
<br />
gw bertukar posisi anita di bawah…. dan gw di atas… sebelum gw masukan gw gesek” dolo di depan vaginanya… belum gw masukin aja anita udah meringis”…. gw dorong perlan”… “Ndree… pelan” sakit. nee”….. di bantu dengan tangannya dya perlahan” kontol gw masuk…. baru seperempatnya masukkk gw cabut lagi dannn gw sodok lagi…. dan akhirnya masuk semua….. gw lihat anita sangat menderita…… tapi sepertinya dya seneng banget……. udah semuanya masuk gw goyangin… gw maju mundurin perlahan lahan….. bokong anita pun ikut bergoyang yang membuatku kewalahan….. setelah beberapa menit gw goyang” tiba” badan anita mengejang semua….. dan akhirnya… anita orgasme untuk ke 3xnya…..<br />
<br />
Gw cabut kembali penis gw dan anita berada di atas gw. Posisi ini membuat gw lebih rileks. Anita memasukannya pelan-pelan. Digenggamnya penisku dan dimasukannya penisku ke vaginanya. Dan blesssss ternanam semua di dalam vaginanya. Badan anita naik turun mengikuti irama…. anita mengambil bantal yang da di sebelahnya dan menarohnya di pala gw…. posisi ini membuat gw bisa ngerasaain 2 gerakan sekaligus… gw emut” kecil putingnya anita dan meremas remasnya….. bokong anita terusss bergoyaanggg…….. ” ahhhhhhhhh…… ahhhhhhhhh…….. isappp teruss ndree…………” badan anita mengenjang dan ” andreeee…. akuuu pengen keluar lagi….”….. ” akuuu juga pengennnnn selesaiiiiii metttt……… tahannnn sebentarrrrrrr lagi…….”….. gw dan anita mempercepat permainan dan akhirnya……………”ahhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhh……………….. … gw keluar….. kata” itu yang mengakiri permainan ini..<br />
<br />
Sampai sekarang pun anita tetep bermain sama gw. Kami tetap melakukan banyak hal. Dan gw di tunangin sama anita karena orang tua kami sama-sama setuju atas hubungan kami.anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-6848178913871487702015-09-18T23:46:00.002-07:002015-09-18T23:46:55.488-07:00Agen Poker Online Terbesar Dan Terpercaya.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoCHCv46-JszRGhayA8bpcrSydgSPWoJMPhbW5AkrzuP_DecPmK8MINGDuOv_oc1ymnrHap_2QGx0qvbWhbeuaPpXlBLE6KXiayMoMsooLfSe_Dt1E_TkCtzR4vB-VLuUxF-8RNOV-dHnf/s1600/poker.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoCHCv46-JszRGhayA8bpcrSydgSPWoJMPhbW5AkrzuP_DecPmK8MINGDuOv_oc1ymnrHap_2QGx0qvbWhbeuaPpXlBLE6KXiayMoMsooLfSe_Dt1E_TkCtzR4vB-VLuUxF-8RNOV-dHnf/s320/poker.gif" width="320" /></a></div>
<br />anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-66109512619763213162015-09-17T00:51:00.002-07:002015-09-17T00:51:20.652-07:00Cerita Dewasa: Perkosa Cewek Cina Pas Kerusuhan Tahun98Ini mungkin cerita yang umum terjadi ketika tragedi kerusuhan mei 1998, banyak cerita warga keturunan cina yang di perkosa akibat peristiwa mei itu, cewek china yang di perkosa dikatakan tak terhitung jumlahnya, dan hanya sbagian yang mengaku, yang lainnya menutup diri dari pembeitaan. Berikut adalah cerita seks tentang pemerkosaan wanita keturunan china. cerita pemerkosaan<br />
<br />
Di kampusku ada seorang gadis yang cantik jelita, namanya Ai Ling, ia keturunan China. Kulitnya putih mulus, rambutnya di-highlight kemerahan panjang, bentuk tubuh langsing dan proporsional. Sekali melihatnya kita akan langsung mengetahui bahwa ia anak orang kaya. tetapi yang paling kusuka darinya yaitu payudaranya yang besar, kutaksir berukuran sekitar 36B. Aku sering bermasturbasi dengan membayangkan kubuka BH-nya pelan-pelan dan tampaklah dua gunung padat menawan. Lalu kubayangkan kuperkosa ia, kubuat badannya dan susunya terguncang-guncang, tak peduli ia menjerit-jerit kesakitan dan meronta-ronta. tetapi itu tak perlu kuceritakan lebih lanjut, karena akan kuceritakan pengalamanku yang sesungguhnya, yaitu memperkosa Ai Ling.<br />
<br />
Kampusku, T, terkenal dengan mayoritas mahasiswa keturunan Chinanya. Kami kaum pribumi hanya menjadi warga minoritas di sana. Sudah minoritas, kebanyakan laki-laki pula. Kalaupun di antara kami ada yang perempuan, biasanya jelek, gendut dan hitam kulitnya seperti kulitku. tetapi jangan memandang enteng diriku, aku berbadan besar, tinggi dan “adikku” panjangnya 18 cm bila sedang “on”. Suatu hari si Ai Ling ini datang ke kampus dengan memakai baju ketat berwarna merah yang menonjolkan keindahan bentuk payudaranya dan celana panjang hitam yang memperlihatkan lekukan pinggulnya. Sebenarnya sudah biasa ia datang ke kampus dengan pakaian seperti itu, tetapi kali ini aku tak sanggup menahan birahiku yang sudah tertahan sejak lama. Pokoknya kali ini aku harus mendapatkannya, pikirku waktu itu. Ia lewat di depanku, aku hanya bisa menahan ludah mencium bau harum tubuhnya dan melihat kedua susunya yang seakan minta kuremas-remas. Saat ia menuju ke arah mobilnya kuikuti ia. Kebetulan tempat parkir kampusku sepi karena waktu itu sudah sore sekali, jam 6:00. Saat ia membuka pintu mobil, kubekap mulutnya dan kutempelkan pisau di lehernya yang jenjang.<br />
<br />
“Heh! Lu jangan macem-macem ya kalo masih pengin hidup! Sekarang kita masuk mobil, lu yang mengemudi dan ingat, pisau ini siap ngeluarin usus lu kalo lu macem-macen di jalan!” ancamku. “I… iya Mas, ampun! Jangan sakiti saya!” kata Ai Ling meratap mohon ampun. Rencana itu berjalan sukses, satpam yang menjaga pintu gerbang kampus tidak curiga begitu mobil kami lewat. Jelas ia tak berkutik, di sampingnya ada aku yang memeganginya dan menempelkan pisau di pinggangnya.<br />
<br />
Sepanjang jalan Ai Ling meratap-ratap mohon belas kasihan, ia bilang aku boleh mengambil semua duitnya, perhiasan dan handphone jika ia dibiarkan pergi. Mimpi kali dia, mana mungkin aku melepaskan gadis secantik dia tanpa di-“mainin” dulu. Akhirnya kami sampai di rumahnya. Sudah kuselidiki dulu kalau ia tinggal sendirian di rumah besar itu tanpa pembantu dan orangtua. Orangtuanya sering ke luar negeri untuk urusan bisnis. Kugiring ia ke dalam kamar khusus karaoke yang kedap suara dan kukunci pintunya. Sebelumnya aku sudah mencabut kabel telepon, mengunci pagar dan lain-lain agar tidak tampak sesuatu yang mencurigakan dari luar. Wajahnya sudah pucat pasi membayangkan apa yang akan kuperbuat. “Mas mau apa… Aaw!” Aku segera merobek t-shirtnya dan terlihat dua buah bukit indah yang seakan tidak cukup ditampung oleh BH-nya. Ia lari ke ujung kamar, tetapi aku segera memburunya dan menarik BH-nya hingga kini payudaranya terlihat jelas. Susunya ternyata lebih besar dari dugaanku dan warnanya lebih putih dari kulit tangannya. Dengan nafsu kuremas-remas, ia berteriak kesakitan dan meronta melepaskan diri. Aku semakin bernafsu, kutarik celananya dengan paksa sambil kuremas susunya lebih kuat lagi.<br />
<br />
Tanpa kesulitan aku berhasil merobek celana dalamnya, ia kalah tenaga denganku yang berbadan besar ini. Langsung kuangkat ia, pantatnya kuangkat dengan tanganku dan kemaluannya kupompa dengan paksa. Ia berteriak kesakitan karena ukuran batang kemaluanku yang besar itu dan dengan kalap mencakar dan memukul mukaku. Tindakannya justru membuatku semakin bernafsu, makin cepat dan dalam kupompa dia. Ia menjerit-jerit dan mencakar tangan dan dadaku. Justru rasa sakit membuatku makin bernafsu, dengan kasar kugoncang dia naik-turun seperti naik kuda-kudaan. Rupanya Ai Ling masih perawan, aku bisa merasakan darah segar mengalir dari lubang kewanitaannya ke pangkal pahaku. Pantas ia merasakan sakit yang amat sangat, itu karena aku menembus selaput daranya dengan paksa. Posisi sekarang berubah, aku duduk dengan dia duduk di pangkuanku. Lama-lama tenaganya melemah dan tiba-tiba ia mengejang, kedua kakinya melingkari punggungku. Kurasakan kemaluannya telah basah, rupanya pompaanku yang ganas dan ukuran kemaluanku telah membuatnya orgasme walau ia berusaha menolaknya. Ai Ling langsung lemas dan tanpa perlawanan ia jatuh ke belakang. Karena aku belum sampai, kutahan tubuhnya agar tetap di pangkuanku dan terus kupompa ia. Dalam posisi itu kuhisap pentilnya yang coklat dan kugigit payudaranya yang besar hingga berdarah dan memerah. Ai Ling hanya bisa menangis sesenggukan tanpa melawan lagi, sudah pasrah rupanya.<br />
<br />
15 menit, aku belum juga ejakulasi, kubalik tubuhnya hingga menungging dan tanpa basa-basi kutembus anusnya langsung sampai sedalam-dalamnya dengan batang kemaluanku yang 18 cm itu. Sejenak Ai Ling seperti tersentak kaget dan berusaha melepaskan diri. Ia meronta sekuat tenaga tetapi kupegangi pinggangnya dengan kedua tanganku kuat-kuat. Ia kembali mencakarku membabi buta dan rasa sakit itu membuatku lebih bersemangat memompa Ai Ling. Satu tanganku kugunakan untuk meremas susunya kuat-kuat dan satunya lagi kugunakan untuk menyodok kemaluannya dalam-dalam keluar masuk. Kali ini ia benar-benar tidak bisa berkutik. Kurasakan anusnya sudah lecet tergesek oleh batang kemaluanku tetapi kemaluannya basah karena rangsangan hebatku. Tiba-tiba ia menggigit tanganku yang kugunakan untuk meremas susunya. Aku terpaksa melepaskannya karena kesakitan dan ia berhasil melepaskan anusnya dari batang kemaluanku. Ai Ling lari ke pintu tetapi ia tak bisa membukanya karena kuncinya ada di saku celanaku. Nafsuku yang belum terpuaskan membuatku marah, kuburu ia dan kupukul muka serta payudaranya yang besar dan kenyal itu. Ai Ling terjerembab dengan mulut berdarah. “Oh jadi elu mau maen kasar ya, OK!!” teriakku. Kupukuli dada, perut dan mukanya hingga ia jatuh lemas dengan muka sembab. Kulitnya yang putih mulus tampak memerah dan Ai Ling sudah setengah sadar, yang jelas ia tak bisa bangkit lagi.<br />
<br />
Dari tasku kukeluarkan dua anting-anting berbentuk ring dan salah satunya kutindikkan ke puting payudara Ai Ling. Ai Ling menjerit kesakitan dan darah langsung mengalir di susunya. Aku semakin bernafsu melihatnya dan ia memberontak berusaha lari lagi. Kali ini kupukul ia kuat-kuat sampai ia pingsan dan memudahkanku untuk memasang anting-anting kedua. Darah yang mengalir dari puting dan kemaluan Ai Ling semuanya kuhisap dan kujilati sampai kering. Dengan pingsannya dia, aku bisa sesuka hati berganti posisi. Pertama kuangkat ia dan kududukkan di pangkuanku sambil kunaik-turunkan pinggulnya. Lalu dari belakang kupompa ia sekuat tenaga. Masih belum juga aku ejakulasi. Kedua kakinya kunaikkan ke bahuku dan kubentang lebar-lebar lalu kupompa kemaluannya yang berdarah-darah dengan kencang. Perlu sekitar 50 kali pompaan untuk mengeluarkan spermaku. Semuanya kutumpahkan di dalam sebanyak 5 kali semprotan. Sisanya yang mengalir keluar kuambil dan kulapkan di susu dan perutnya. Kunikmati dulu keadaan itu, dimana batang kemaluanku masih tertancap di lubang kemaluannya. Kulihat wajah cantiknya yang bersimbah peluh masih pingsan, tampak tak berdaya, nafsuku timbul lagi. Sayang sekali jika aku hanya menyetubuhinya satu kali hari ini.<br />
<br />
Kupapah ia ke kamar mandinya yang ternyata sangat mewah. Bak mandinya kuisi dengan air hangat sampai penuh dan Ai Ling kubaringkan di situ. Kulit putih mulusnya yang basah kuyup membuat batang kemaluanku yang tadinya lemas kembali tegang. Aku duduk di dalam bak mandi itu juga, dihadapannya, dan kali ini dengan leluasa kujamah seluruh tubuhnya dan kuremas-remas payudaranya yang besar itu. Putingnya yang beranting-anting kuisap, kusedot seluruh darah yang tersisa. Lalu kuangkat tubuhnya dan kusedot kemaluannya sampai seluruh cairan kewanitaannya habis. Tiba-tiba aku teringat, Ai Ling bisa sadar kapan saja dan meronta-ronta. Dengan cepat kucari tali untuk mengikat kedua tangannya ke belakang erat-erat. Di dalam bak mandi itu aku kembali memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya. Kupompa ia dengan cepat selama 15 menit. Karena merasakan ada benda yang mengganjal dan keluar masuk di kemaluannya, akhirnya Ai Ling sadar. Ia mendesah karena belum sepenuhnya sadar dari pingsannya. Aku tak peduli, kugenjot terus ia sampai cairan maniku keluar dan kutumpahkan di dalam kemaluannya. Ia akhirnya sadar, menangis sesenggukan dan berusaha meronta walau tangannya terikat. Ia kembali merintih mohon ampun dan mengeluh kesakitan di kemaluannya.<br />
<br />
Kucabut batang kemaluanku dan kulihat kemaluannya, ternyata agak bengkak kemerahan. Rupanya kemaluannya tak sanggup menampung batang kemaluanku yang besar dan gesekan terus-menerus yang kasar. Entah kenapa, keadaan itu malah membuatku makin terangsang. Ketidakberdayaan Ai Ling dan kemaluannya yang bengkak itu membuatku bernafsu memasukkan batang kemaluanku yang besar ke lubang kemaluannya sekali lagi. Kali ini kutancapkan dalam-dalam dan kupompa ia sekuat-kuatnya. Ia menjerit-jerit kesakitan mohon ampun, meronta-ronta dengan tangan terikat, tetapi aku tetap memompanya dengan penuh semangat di bak mandi itu. Akhirnya ia pingsan karena kusenggamai terus-menerus selama 3 jam. Kulihat kemaluannya sudah bengkak dan kembali mengeluarkan darah. Kemudian kufoto ia dengan kamera yang sudah kupersiapkan sebanyak 1 rol film dari berbagai posisi. Kucuci cetak foto itu dan kutunjukkan ke Ai Ling tiga hari kemudian pada saat ia masuk kuliah. Ia kuancam dengan janji tak akan kuedarkan foto itu asal ia mau kusenggamai tiap hari di rumahnya. Dengan terpaksa akhirnya Ai Ling melayaniku tiap hari sampai aku bosan dan mencari mangsa lain. tetapi yang membuatku bangga, walaupun ia kuperkosa, tetapi ia selalu orgasme berkali-kali setiap kupakai tubuhnya.<br />
<br />
Demikian kisah cerita pemerkosaan cewek cina, nantikan cerita kami lainnyaanakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-38319771642117307382015-09-16T00:05:00.001-07:002015-09-16T00:05:22.332-07:00Cerita Dewasa: Perkosa 2 Cewek Cina<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtOkuja5dP_Yoe366zfRlZxmNnlO6dL4otNqYGTDgWHJqnLFkhDz4EwbRVA3hZVvWbA8bPBRelOuHxkCRgzILBljl3WtrApWQgWooJNKfII3xSt_T-cHWGSSUUZWu1yqmWVJayqIG2mx_g/s1600/tokyohot-party-sex-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtOkuja5dP_Yoe366zfRlZxmNnlO6dL4otNqYGTDgWHJqnLFkhDz4EwbRVA3hZVvWbA8bPBRelOuHxkCRgzILBljl3WtrApWQgWooJNKfII3xSt_T-cHWGSSUUZWu1yqmWVJayqIG2mx_g/s320/tokyohot-party-sex-1.jpg" width="320" /></a></div>
Seperti yang terjadi pada setiap perguruan tinggi, di universitasku setiap tahunnya terdapat mahasiswa baru dan sudah menjadi tradisi kami bahwa akan ada acara penggojlokan (pemloncoan) sebagai alat untuk para mahasiswa baru agar dapat bersosialisasi dengan mahasiswa lainnya dan untuk pengakraban.<br />
Kebetulan aku menjadi anggota panitia sekaligus koordinator bidang perlengkapan. Acara pemloncoan berlangsung selama 2 minggu, satu minggu berada di lingkungan kampus dan berikutnya selama 4 hari 3 malam berada di luar kampus tepatnya di tempat perkemahan, kami biasa menyebutnya malam pengakraban (makrab).<br />
Makrab kali ini benar-benar menyenangkan karena banyak mahasiswi baru cewek yang cantik-cantik. Maklum karena semua fakultas makrabnya dilebur menjadi satu sehingga fakultas-fakultas dengan mayoritas cewek seperti program sekretaris dan bisnis juga psikologi ikut jadi satu bagian.<br />
Singkatnya aku sudah mengincar setidaknya 5 cewek yang menurutku paling menarik diantara semua mahasiswa baru. Salah satu dari cewek tersebut adalah Leony, angkatan 2003 fakultas sekretary. Wajahnya putih bersih dan kulitnya mulus putih, bahenol abis deh pokoknya. Makrab mengambil tempat di sebuah bumi perkemahan di dekat lereng gunung, dan karena saat itu acara makrab kami sedikit lebih cepat daripada acara-acara serupa milik universitas lain maka saat kami datang ke tempat makrab, tempat itu sangat sepi dan nampaknya hanya kami saja yang menggunakan tempat itu sekalipun kadang tampak beberapa anak pramuka SMP di beberapa spot tertentu tapi jumlahnyapun sedikit.<br />
Bagian utara adalah sebuah gunung dengan hutan yang sangat lebat dan sebelah timur merupakan lereng yang didasarnya terdapat sungai yang hebatnya sungai itu masih bersih, mungkin karena tidak adanya pemukiman penduduk didekat tempat ini. Pemukiman penduduk terdekat kurang lebih satu kilometer selatan dari tempat kami makrab.<br />
Malamnya setelah semua tenda telah berdiri, kami para panitia dan koordinator berkumpul untuk technical meeting dengan ketua koordinator dan setelah itu dilanjutkan dengan makan malam. Karena aku koordinator perlengkapan yang notabene punya banyak anak buah maka pekerjaanku sangatlah santai, aku sering meluangkan waktu untuk berjalan dari satu tenda ke tenda yang lain hanya untuk mengecek siapa tahu ada gadis cantik. Dan benar saja tidak sampai satu jam aku berkeliling, aku sudah bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Amanda, anak psikologi. Kami mengobrol sebentar sambil berbasa basi aku goda-goda dia sedikit. Entah karena aku panitia dan dia junior atau karena hal lain, nampaknya dia enjoy saja aku godain.<br />
Jam 10 malam sudah, saat untuk melakukan pembagian tugas malam, di tiap tenda dipilih seorang ketua regu untuk mengambil tugas yang akan dikerjakan dan harus dikumpulkan pada pagi harinya. Malam itu semua sibuk mengerjakan tugas masing-masing. Saat itu aku sedang jalan-jalan menyusuri sungai yang juga merupakan tempat kami mengambil air bersih. Samar-samar kudengar langkah beberapa orang mendekat, iseng-iseng aku bersembunyi untuk mengagetkan mereka. Ternyata itu adalah sekelompok anak SMU dan dilihat lebih lanjut sepertinya mereka anak kelas 3 . Sementara itu dari sisi lain sungai dibalik bebatuan muncul 2 orang gadis peserta makrab. Aku mengenal salah satunya, yup dia adalah Leony, salah satu idola angkatan 2003.<br />
Urung niatku untung mengagetkan mereka saat aku melihat ketiga anak SMP tersebut mendekati Leony dan temannya, yang akhir-akhir ini baru kuketahui namanya adalah Ratna. Dengan cepat anak SMU yang bertubuh jangkung segera mendekap Ratna sementara dua yang lain yang berambut cepak dan yang berbadan kurus segera mendekap Leony.<br />
Apa-apaan ini? Mau apa kalian? seru Leony keras. Lepaskan! Kalo nggak gua teriak. Ratna tak mau kalah meneriaki mereka. Dengan cepat si jangkung membungkam mulut Ratna dengan kain setangan leher pramuka nya sementara Leony ditindih tangan dan kakinya oleh kedua anak yang lain. Maaf mbak, tapi kita-kita sudah gak tahan. Mbaknya tadi pas mandi bodynya keren banget sih. kata seorang anak yang berambut cepak. Ternyata mereka sudah lama mengintip Leony dan Ratna mandi. Ugh . Ratna berusaha untuk melepaskan diri namun sia-sia karena walaupun si jangkung yang mendekapnya tidaklah gede-gede amat namun dia tetap cowok yang bertenaga lebih dari cewek.<br />
Aku tidak begitu jelas mendengar apa yang mereka bicarakan karena mataku terfokus pada pemandangan luar biasa dimana Ratna dengan liarnya dugumuli oleh si jangkung dan akhirnya lepas juga kausnya dan juga celana pendeknya. Sementara Leony sudah tanggal celana pendeknya. Tak sampai beberapa menit kedua dara cantik ini sudah bugil. Kupikir mereka akan segera memperkosa kedua gadis ini namun pemikiranku benar-benar salah. Sementara si jangkung menindih Ratna dan si cepak menindih Leony, si kurus yang akhirnya kutahu bernama Bambang hanya menduduki kaki Leony dan melakukan mansturbasi sambil meremas-remas bagian tubuh Leony. Hal yang sama dilakukan oleh kedua temannya.<br />
Sialan! Apa-apaan iani ? pikirku. Aku segera keluar dari persembunyianku dan membuat semua orang itu kaget. Hah ampun mas. kata si Bambang. Mereka ketakutan karena aku muncul sambil membawa parang terhunus. Parang itu sengaja aku gunakan terus untuk berjaga-jaga dan membabat ilalang dan nampaknya dapat menciutkan nyali ketiga orang bocah ini. Kak panitia, tolong saya. isak Ratna. Leony pun ikut menimpali, Mereka mau memperkosa kita kak, tolong rintihnya sambil kedinginan.<br />
Ampun kak. pinta si jangkung yang ternyata bernama Rudi. Sesaat aku memandang tubuh kedua gadis ini. Jujur saja nafsuku saat itu sudah diujung ubun-ubun. Kalian ****** yah? bentakku kepada ketiga anak SMP itu. Ngapain ngerjain cewek kalo cuman buat onani? Dasar ******! bentakku lagi. Mereka bertiga kaget melihat reaksiku dan Leony dan Ratna lebih kaget lagi.<br />
Aku segera menyingkirkan Bambang dari kaki Leony dan menyuruhnya membantu Rudi memegangi Ratna. Sana loe! Ini cewek dah lama gua taksir, enak aja lo maen sembarangan. seruku sambil menduduki paha Leony yang putih mulus itu. Kak kakak gimana sih? Kenapa nggak bantuin kita? isak Leony. Lah ini juga dah aku bantuin non. kataku sambil tersenyum.<br />
Segera kusuruh ketiga bocah itu untuk melapas baju mereka semua, Nanggung kalau cuman onani, ga ada seninya dodol. Mending perkosa sekalian. seruku pada mereka. Tapi mas, ntar kalau ketahuan bisa bahaya. si cepak menjawab takut-takut. Gua ada kamera digital, kalau dah selesai tinggal jepret aja, dijamin ga bakalan ngadu mereka. kataku sambil meyeringai. Seolah tak percaya dengan apa yang baru saja kuucapkan, Leony dan Ratna berteriak namun tak lama karena dengan setangan leher pramuka segera kami bungkam mulut kedua dara ini.<br />
Montok juga kamu Ny. kataku pelan sambil meremas buah dadanya. Sementara kami semua sudah telanjang bulat segera mulai mengerjai kedua cewek ini. Aku gesek-gesekkan penisku kemulut vagina Leony dan dia tak dapat berkata apa-apa karena mulutnya tersumpal dan hanya dapat bergumam tak jelas. Segera kulesakkan batang kejantananku kedalam liang senggamanya. Sesaat Leony mendongak tersentak dan matanya membelalak menahan rasa sakit. Gila, gede amat punya mas. celetuk si cepak yang bernama Bimo itu. Heh .kalian ngapain diem aja? Tuh ada cewek satu lagi nganggur. kataku. Dalam hati bangga juga aku dibilang berpenis gede karena aku melihat kemaluan ketiga anak SMP itu jelas jauh dibawahku. Setidaknya hanya separuh milikku panjang dan besarnya. Oh enak nih .kenyal. Aku masukin ya mbak. kata Bambang kepada Ratna sambil membimbing penisnya kearah vagina Ratna yang bersih dari rambut itu, nampaknya dia rajin mencukurnya. Dan bleshhhh .dalam beberapa hunjaman saja penis milik si Bambang segera masuk semuanya kedalam vagina Ratna.<br />
Hmmm ..achhh .ohhhh. racau Bambang sambil menggenjot Ratna. Darah keperawananpun mengalir deras keluar dari liang kewanitaan Ratna seiring dengan pompaan penis Bambang. Kulihat mereka masih canggung saat melakukan persenggamaan dengan gadis.<br />
Kulihat Leony sudah lemas karena sudah kuhajar liang senggamanya selama duapuluh menitan. Darah segar perawan dan cairan-cairan kewanitaannya keluar luber bersama dengan cairan dari penisku. Memekmu dihajar darimanapun juga nikmat Ny. kataku. Air mata mulai membasahi pipinya. Kubalik posisinya menjadi doggy style dan semakin kupercepat dorongan penisku masuk ke liang vaginanya yang putih bersih itu. Vagina yang tadinya putih berubah kemerahan karena gesekan dan cipratan darah perawannya tadi. Clok .clok clok. suara benturan penisku dan bibir vaginanya semakin jelas terdengar dan menarik perhatian ketiga anak yang lain. Mereka nampak terpana melihat permainan panasku dengan Leony yang selalu berubah-ubah gaya. Kulihat Bambang sudah tidak kuat menahan dirinya lagi dan sambil memeluk erat Ratna, dia mempercepat sodokannya. Mbak aku keluar nih. serunya dan segera dia cabut batang kemaluannya dan disodorkan penis itu keperut Ratna. Crottt ctottt! entah berapa semburan sperma yang keluar dari ujung penis itu menumpahi perut dan pusar Ratna.<br />
Melihat temannya selesai, Rudi segera ambil posisi. Kali ini dia membalik tubuh Ratna, nampaknya dia terinspirasi pada gaya permainan doggy style milikku. Sementara batang kemaluankupun bergetar dahsyat. Segera kupercepat goyangan pinggulku dan kubuka sumpalan mulut Leony dan kucium dia dalam-dalam sambil memperdalam sodokan penisku didalam vaginanya dan selang beberapa detik keluarlah cairan cinta itu memenuhi seluruh ruangan liang senggamanya. Crott ..croottttt crottt .crottt! keluar dengan sangat banyak, bahkan jauh lebih banyak daripada saat aku berhubungan dengan pacarku.<br />
Selama satu setengah jam kami berempat bergantian mengerjai kedua gadis ini. Ratna aku kerjai dengan posisi berdiri dengan menyandarkan tubuhnya pada batu kali. Kami bercinta didalam air sungai yang mengalir. Ini kali pertamanya aku bercinta didalam air. Benar-benar sensasi yang luar biasa. Rasa dingin diluar namun hangat membara didalam. Sementara aku mengerjai Ratna, Leony diperkosa tiga orang sekaligus. Baik vagina, mulut dan anusnya di masuki penis secara bersamaan dan mereka mengocok disaat bersamaan pula. Benar-benar pemandangan yang sangat hebat batinku. Tuh, temenmu di entotin tiga bocah langsung. kataku ke Ratna yang menggigil kedinginan dan terisak-isak.<br />
Neh ****** gue. Emut dong! perintahku kepada Ratna secara paksa. Aku paksa dia mengoral penisku yang menegang dari dalam air. Kontan dia gelagapan dan tersedak. Lalu kubalik tubuhnya dan kuperkosa dia dari belakang. Sepuluh menit kemudian aku merasa akan segera mencapai klimaks. Aku dah mau keluar nih. Keluarin di muka lo yah. kataku. Kupercepat goyanganku dan kucabut dengan cepat lalu kuarahkan kewajah Ratna dan muncratlah cairan putih kental itu membanjiri wajahnya yang manis itu. Sementara itu kulihat ketiga bocah SMP itu sudah selesai mengerjai Leony. Tubuh dara cantik itu belepotan sperma dimana-mana. Segera kuambil kamera digital dan aku portet tubuh telanjang mereka. Sebagai pengaman agar mereka tidak lapor kesiapapun mengenai hal ini atau bakal disebarkan semua foto-foto ini.<br />
Begitulah malam pertama makrabku yang indah. Malam itu aku mendapat tubuh 2 dara cantik dari fakultas sekretary. Benar-benar malam yang indah.<br />
Malam kedua makrab diisi dengan acara mencari jejak. Tentu saja tidak serius-serius amat karena ini hanya untuk melatih kekompakan dan meningkatkan rasa persaudaraan saja antar peserta. Rutenya tidak jauh-jauh banget hanya saja banyak jalan memutar sehingga terasa jauh.<br />
Singkatnya aku bertugas sebagai pengawas saja jika-jika ada anggota yang pingsan atau mendapat masalah di jalan. Aku bersama seorang temanku bernama Joni, nama lengkapnya Joni Everrat. Namanya sangat aneh menurutku, tapi maklum orang tuanya yang pria adalah keturunan orang Amerika Latin sehingga menamai anaknyapun tidak mau nama yang normal-normal saja.<br />
Aku dan Joni menggunakan rute kecil yang berada dekat dengan rute makrab. Dingin nih Di. Bosen gua kalau sepi gini. kata Joni padaku. Beh! Kita tugas bro, lo mau ntar dimaki-maki sama si Johan ketua panitia kalau sampai ada yang ilang? sahutku pelan. Iye seh, tapi bosen abis neh bro. By the way ntar kalau ada yang nyasar kita kerjain yuk biar seru. Biar tambah nyasar hahahahaha tawanya, syukur lah dalam hatiku berkata akhirnya dia sudah ga menggerutu lagi bosan aku mendengarnya.<br />
Sekitar satu jam setelah kami nongkrong di tempat persembunyian, ada suara beberapa anak mendekat. Ada 6 orang anak disitu, setelah habis makrab aku baru tahu nama mereka adalah: Antony, Silvia, Rasti, Iman, Nugroho dan Ashanti. Gie! panggil Antony kepada Nugroho yang panggilannya Nugie. Apaan? sahut Nugie. Gila neh. Lo yakin ini bener jalannya? sahut Antony lagi. Nugie menyahut, Lah, mana gua tahu. Gua khan bukan panitia. Lagian semua tandanya bikin kepala gua puyeng nih. Mana didepan ada perempatan pula. ****** nih panitia-panitia, ngerjain kita semua nih. umpatnya berkepanjangan.<br />
Silvia menengahi, Sudah-sudah! Ga ada gunanya kalian semua nih cowok-cowok. Gini aja, kita bagi regu menjadi 3. Trus kita lihat jalan didepan buntu atau kagak, kalau sudah yakin dengan jalan didepan baru kita balik ke perempatan ini lagi. Gimana?<br />
Iman yang dari tadi diam menjawab, Masuk akal nih, gua setuju. Lah, ntar yang cewek-cewek gimana dong? Aku ogah jalan sendirian ma cewek, ntar kalau kenapa-kenapa bisa gawat. kata Rasti. Silvia menyahut, OK! Tiap regu terdiri dari satu cewek dan satu cowok. Lalu merekapun berpencar. Anthony bersama dengan Ashanti, Silvia bersama Nugie, Iman bersama Rasti.<br />
Dilihat dari arah yang mereka tuju, sudah jelas bagi aku dan Joni bahwa arah yang dituju Nugroho dan Silvia adalah jalan menuju kepuncak gunung. Jelas mereka tak akan sampai di tempat perkemahan sebelum sadar dan itu bakalan lama karena lingkungan jalannya benar-benar menipu mata para pendaki pemula. Sementara itu Antony dan Ashanti menempuh jalan yang nantinya akan buntu karena dibatasi sungai, yang jalannya hanya bisa dilalui oleh orang-orang yang bisa berenang saja dan aku yakin Ashanti tak akan pernah mau. Hanya Iman dan Rasti yang berhasil memilih jalan.<br />
Bro! Lo denger gak tadi mereka ngomong apa? kata Joni. Emang napa seh? sahutku. Belagu tuh anak-anak kemaren sore. serunya dan kulihat dia benar-benar jengkel dengan ucapan si Nugie. Aku tersenyum padanya, Lah terus mau ngapain lagi? Kita khan panitia, masak mau marahin mereka. Ga pada tempatnya. sahutku lagi.<br />
Joni lalu mengikuti Anthony dan Ashanti pergi. Hoi, mau kemana loe? tanyaku pada Joni. Udah ikut aja bro. Gua pengin tahu ngapain mereka pilih jalan buntu ini, jelas-jelas arahnya melenceng keluar dari arah perkemahan. ujarnya. benar juga batinku, ngapain mereka mau pilih jalan itu.<br />
Tak lama kemudian aku dan Joni sudah mencapai jalan buntu yang dilewati sungai itu. Alirannya tidak deras-deras banget tapi kedalamnya hampir satu setengah meter, mau tak mau buat orang jeri juga bagi mereka yang tidak bisa berenang.<br />
Ssssttt! Tuh denger! Joni berbisik sambil membuat tanda diam dimulutnya. Dan benar saja aku melihat Anthony dan Ashanti sedang bercumbu di atas sebuah batu kali yang lebar dan lempeng. Pas bener nyari tempatnya? Gua berani tebak, mereka pasti sudah melihat kalau ada tempat asik disini pas waktu santai tadi siang. Gila tuh cewek, pahanya mulus coi, toketnya juga gede putih dan mulus. kata Joni sambil menelan ludahnya. Bah! Sialan, malam-malam gini malah bermesum ria. gerutuku. Kerjain yuk? kata Joni sambil senyum-senyum. Ntar! Kita liat dulu aja mereka mau ngapain. sahutku.<br />
Sssshhh achhh sshhh .achhhhh!!! Ton, kalau temen-temen liat gimana? Ashanti mencoba bicara ditengah gelora nafsunya. Anthony sambil terus menciumi lehernya dan meremas buah dada gadis cantik itu hanya tersenyum dan mempreteli seluruh pakaian gadis itu dan pakaiannya sendiri. Hanya dalam beberapa detik mereka sudah bugil dan permainan bertambah panas karena Anthony dengan batang kemaluan yang sudah membesar itu segera melakukan penetrasi ke liang vagina Ashanti.<br />
Say, aku masukin yah. kata Anthony pada gadis itu yang ternyata merupakan kekasihnya sejak di SMU kelas 3. Iya deh honey. Kita main cepetan yah, takut kalau ada yang tahu. ucap Ashanti disela-sela desahan kenikmatannya.<br />
Achhh terus ..te .te .rus .sayang .honey .ochhhh h! racau Ashanti saat penis Anthony menerobos liang senggamanya dan mulai digoyangkan pinggulnya naik turun. Laksana lokomotif, dia menggenjot tubuh kekasihnya itu diatas batu kali. Ahhh ..ohhh ahhhhh . racau Ashanti semakin menjadi-jadi saat kekasihnya semakin liar menyodokkan penisnya kedalam vaginanya. Enak yah say? canda Anthony ditengah-tengah goyangannya yang semakin cepat. Achhhh ..ahhhhhhhhhhhhhhh!!! racauan Ashanti berubah menjadi sebuah suara yang cukup keras. Nampaknya dia sudah mencapai orgasmenya yang pertama. Sementara itu Anthoni hanya senyum-senyum saja, dilanjutkannya penetrasinya dengan sodokan-sodokan yang mulai melemah lalu medadak menjadi liar kembali. Penis berukuran kurang lebih 13-15 sentimeter itu benar-benar membuat lubang vagina Ashanti yang putih bersih itu menjadi kemerah merahan karena efek gesekan yang sangat cepat. Clap, clap, clap, clap. bunyi saat penis milik Anthony menjarah liang kewanitaan Ashanti kekasihnya itu. Tak lama kemudian baru dia mencabut batang kejantanannya dan mengocoknya diatas perut kekasihnya dan, Crottt, crot, crottt! keluarlah semua spermanya dan membasahi perut gadis putih itu bahkan pusarnyapun tertutup cairan mani yang putih kental itu.<br />
Say, kamu bener-bener lihai bercinta sekarang. kata Anthony sambil mengecup bibir gadisnya. Ashanti yang lemas hanya dapat tersenyum.<br />
Srakkkk . suara semak-semak terinjak oleh Joni yang keluar dari persembunyian. Sepasang burung madu itupun kaget dan mencoba menutupi tubuh mereka dengan pakaian, tapi apa daya karena Joni sudah merengut pakaian mereka yang berjatuhan di bebatuan dan melemparkannya kesungai kecuali pakaian dalam sang cewek dan beberapa barang seperti dompet dan handphone. Hilang sudah semua pakaian mereka berdua.<br />
Mau apa lo? bentak Anthony lantang menutupi kagetnya dan juga perasaan takut. Bah! Bocah kemaren sore belagu. Mau cari mati lo hah? Malam-malam makrab malah dibuat *******. seru Joni lebih lantang. Ton Ashanti bersembunyi dibalik tubuh kekasihnya guna menutupi tubuhnya yang telanjang bulat dan dia terisak-isak.<br />
Akupun keluar dari semak-semak, Heh kalian! Apa kalian gak tau aturan disini? seruku pada sepasang kekasih itu. Disini kalau mau bersenang-senang kagak boleh sendirian. tambahku.<br />
Anthony menjauh dan berusaha untuk mecari alat buat menutupi tubuhnya. Mau apa kalian? serunya kali ini tidak selantang yang tadi. Aku tersenyum sambil melihat body Ashanti yang telanjang itu, Gua cuman mau cewek lo aja buat malam ini. tandasku padanya. Hah! Apaaaa? Anthony kaget namun aku yakin dia sudah memikirkan kemungkinan itu sebelumnya. Kalau kagak mau juga ga apa apa seh. Cuman cewek lo bakalan jadi bulan-bulanan disini karena dia bakalan pulang telanjang bulat karena celana dalam dan bra nya bakalan kami buang kesungai. seruku.<br />
Anthony berusaha menyerang Joni dengan harapan dapat merebut barang kekasihnya namun aku juga sigap dengan segera aku memukul tengkuk pria itu hingga dia pingsan. Lalu kami mengikat Anthony di sebuah pohon besar agak jauh dari tempat kami bertemu mereka sambil membawa paksa Ashanti yang bugil dan kedinginan.<br />
Nah. Kalau disini ntar kalau temen-temen lo pada balik nyariin gak bakalan ada yang nemuin lo. kataku pada Ashanti Lo kalau kedinginan ngapain pakai acara ******* malem-malem dihutan? lanjutku sambil mencium paksa bibirnya. Luar biasa lembut, gadis cantik ini benar-benar membuatku terpesona. Ampun kak. Saya minta pakaian dalamnya lagi, saya nggak akan bilang siapa-siapa soal ini asal saya dilepasin kak. katanya padaku sambil berlinangan air mata. Beh! Emang lo masih perawan apa? Anggap aja ngelayanin kami sama aja ngelayanin cowok lo. seru Joni sambil mempreteli bajunya. Menurut undian aku lebih dulu yang dapat jatah.<br />
Segera setelah aku melepaskan bajuku, aku segera menindih cewek bahenol ini dan mulai melakukan penetrasi. Sambil kuciumi payudara dan leher juga bibirnya aku berkata, Gua jamin, pelayanan gua lebih memuaskan daripada cowokmu itu.<br />
Jangan kak. Ampun! Kak janga ..an ..achhhhhh .achhhhhhhhh !!! ucapannya berubah menjadi rintihan saat penisku menerobos liang kemaluannya. Tak butuh waktu lama hingga seluruh penisku yang panjangnya 18 senti itu masuk semua kedalam vagina Ashanti. Sekarang enak khan? Penis gua lebih gedean khan dari punya cowok lo? kataku pelan sambil memulai sodokan-sodokan penisku kearah dalam vaginanya.<br />
Ach, ohhh, achhh, ochhh, jangan kak! Ahhhh ohhh Ashanti mulai tak terkendali, nampaknya walaupun dia ingin menolak tetapi dia tetap merasakan kenikmatannya. Tak sampai sepuluh menit dia mencapai orgasme keduanya malam ini. Achhhh, kak ahhhh! serunya diiringi tubuhnya yang mengejang kuat dan tanpa sadar tangannya menekan bahuku. Heheh! Ternyata menikmati juga yah? ejek Joni pada Ashanti.<br />
Lalu kupercepat gerakan sodokanku, kali ini kurubah gaya menjadi woman on top sehingga dia bisa bergoyang lebih bebas dan dengan gaya ini dia orgasme untuk ketiga kalinya. Cairan cinta dari vaginanya bercampur dengan cairan pelumas yang keluar dari batang kejantananku menimbulkan bunyi-bunyian yang berkesan becek saat kedua kelamin kami berbenturan.<br />
Kemudian kuakhiri petualanganku malam ini dengan doggy style dimana di kuposisikan menghadap kekasihnya yang masih pingsan dan kusuruh dia mendesah seliar mungkin. Tak lama kemudian aku merasakan spermaku akan keluar. Say, aku keluarin didalam yah. kataku padanya namun tak ada jawaban. Crot, crot, crot, crottt! spermaku menyemprot liang vaginanya setidaknya 4 sampai 5 kali.<br />
Selang 2 menitan Ashanti langsung disuruh jongkok oleh Joni dan dimembersihkan vagina cewek itu dengan air sungai. Bah! Tercemar sudah. serunya sambil terkekeh. Lalu tanpa aba-aba lagi dia langsung menyodokkan penisnya kedalam vagina Ashanti yang sudah lemas itu dengan posisi doggy style.<br />
Ach, ach, ohhh! Ashanti kembali meracau tidak karuan. Saat itu kekasihnya bangun dari pingsan dan melihat betapa liarnya Joni menggenjot kekasihnya. Nih liat! Cewekmu aduhai bener bodynya, goyangannya juga mantap. kata Joni pada Anthony sambil memperliar sodokannya sehingga kadang membuat Ashanti mengaduh kesakitan. Ahhh, yes, ohhh .yessss! kali ini giliran Joni yang meracau tak karuan. Aku segera ambil posisi, Kalau kamu mau pakaian dalam kamu balik, kamu harus mengoral penis gua dulu. Nih! kataku sambil menyodorkan batang kejantananku yang mengeras lagi kedepan bibir mungilnya yang menurutku sangat seksi.<br />
Dia lalu membuka bibirnya perlahan dan mulai memasukkan penisku kedalam mulutnya. Ahhh, gitu dong dari tadi. seruku sambil memaju mundurkan pinggangku mengerjai mulut Ashanti gadis manis ini. Tak lama kemudian Joni mempercepat goyangannya dan langsung meremas buah dada Ashanti dengan keras hingga gadis ini mengaduh keras. Ahhh gua keluar nih. Memek lo emang legit abis Shan, kalau jadi lonte dah bakalan laris lo. Joni berkata sambil melakukan sodokan pamungkasnya yang mendalam dan keluarlah seluruh cairan haram itu didalam vagina Ashanti. Gadis ini hanya bisa menutup mata namun tak lama dia terpaksa harus membuka matanya karena aku berejakulasi saat penisku dioral mulutnya. Dia mencoba melepaskan penisku namun gagal dan akhirnya harus menerima sebagian besar maniku keluar dimulutnya.<br />
Setelah puas, aku dan Joni berpakaian dan memberikan pakaian dalam Ashanti tapi sebelumnya aku kembali menggunakan kamera digitalku untuk memotret mereka berdua dalam kondisi telanjang bulat. Kalau lo pada buka mulut, foto-foto ini bakalan gua kirimin kesemua relasi kalian and tentu saja keseluruh kampus dan keluarga kalian. Ngerti! bentakku. Udah! Ayo pergi! Dah puas gua ngentotin tuh anak baru. kata Joni sambil ngeloyor pergi. Sebelum aku pergi aku berbisik pada Ashanti, Lain kali kalau kamu butuh kepuasan, cari saja aku. OK? bisikku.<br />
Kejadian itu merupakan kejadian yang sangat berkesan, karena aku bisa memperoleh tubuh cewek angkatan baru ketigaku. Lalu aku dan Joni segera pergi kearah Silvia dan Nugie pergi. Ceritanya cukup seru juga.<br />
Setelah menempuh setidaknya satu jam perjalanan, aku dan Joni memutuskan untuk berhenti mencari Silvia dan Nugie. Tapi benar-benar takdir, aku dan Joni mendengar ada suara ribut-ribut didekat kami dan kamipun mencari arah suara tersebut. Hmmm, tuh mereka berdua. Malah perang sendiri. kata Joni padaku.<br />
Anak baru emang ga berguna semua, nyari jalan saja pakai berantem. ucapku. Kami berdua lalu mendekati kedua anak itu. Mereka kaget tapi lega dan senang melihat ada panitia didekat mereka. Untung ada kakak panitia. kata Nugie pada Silvia. Silvia ini tidak begitu cantik paras wajahnya, namun dia sangat modis cara berpakaiannya dan body nya itu yang aduhai, jauh lebih seksi daripada Ashanti yang padahal menurutku sudah cukup seksi.<br />
Kami berencara untuk turun gunung namun ternyata jalan yang kami lalui tadi tertutup kabut. Bener-bener deh! Tadi waktu diatas ga ada kabutnya kok dibawah sekarang ada. gerutu Joni lagi. Aneh juga, baru kali ini ada yang beginian. Kalian juga sih pake acara naik gunung, dah tahu perkemahannya di kaki gunung. kataku kesal. Seolah mengakui kesalahan mereka, kedua bocah itu diam. Akhirnya kami berempat harus menunggu sampai kabut hilang karena jalan yang dilalui ada beberapa bagian yang curam dan jarak pandang hanya 2 meter didepan.<br />
Dah! Kita diam disini dulu saja sampai kabut ilang. kataku sambil duduk disebuah potongan ranting kayu yang besar yang nampaknya jatuh dari sebuah pohon. Joni terdiam lalu angkat bicara, Jangan! Gue kayaknya masih inget ada tempat persinggahan disini, pos buat para pendaki. Kami lalu mencari pos tersebut dan ternyata Joni benar dan letaknya tidak jauh dari tempat kami berdiri tadi.<br />
Pos berukuran 5×5 meter yang sederhana sekali, hanya terdapat sebuah tempat tidur dari semen yang bisa digunakan buat tidur, duduk ataupun bersantai sambil menaruh bawaan. Malam semakin larut dan kabut diluar pos semakin tebal saja. Karena hanya membawa lampu senter multifungsi tanpa membawa oncor, obor atau sebagainya maka hawa dingin semakin merajalela.<br />
******! Dingin abis disini. Mana kaga ada perapian pula. Nugie mulai menyumpah serapahi keadaan. Aku melihat Silvia mulai mendekatiku dan berbagi jaket gunung bersamaku. Maklum diantara kami berempat, akulah yang menggunakan jaket gunung paling tebal, tapi jujur saja suasana dingin sudah biasa bagiku karena aku lahir didaerah pegunungan juga. Hih! Dingin, dingin banget. Silvia kini mulai berani memeluk tanganku. Kurasakan tonjolan menyentuh lengan atas tanganku. Dada Silvia yang cukup besar, 36B setidaknya menurut tebakanku menyentuh tanganku. Disuasana sedingin ini sebuah kehangatan merupakan surga.<br />
Hmm! Silvia. panggilku padanya dan dia menoleh. Dia terkejut karena tanganku sudah memasuki jaket dan baju kausnya bahkan sudah melewati himpitan branya dan menyentuh buah dadanya yang montok itu. Kakak! Kakak apa-apaan sih? bentaknya padaku namun tak berpengaruh bahkan aku semakin berani mereka payudaranya kali ini menggunakan kedua tanganku. Kamu tau nggak Silv, di cuaca sedingin ini kehangatanlah yang penting. Dari pada aku mati beku mending kita bekrja sama. aku beralasan. Tanpa di komando lagi, Joni segera memegangi kedua tangan Silvia dari belakang sementara aku membuka bra nya. Kali ini dada Silvia tidak tertutupi bra lagi walaupun dia masih mengenakan jaket dan kaus. Tak hanya itu, aku langsung memelorotkan celana jeansnya dan juga celana dalamnya. Setelah tubuh bawahnya telanjang dia baru dapat berteriak. Hentikan! Kalian sudah pada gila! Apa-apaan ini? Jangan macam-macam. serunya namun tak ada gunanya. Bahkan Nugie yang dari tadi bengong jadi ikut bereaksi meremas-remas payudara Silvia. Sementara mulutku mencumbu bibirnya dengan french kiss. Nampaknya mau tak mau dia pasrah juga melihat dirinya dikerumuni tiga pria dan semuanya berebutan untuk merangsang diri mereka dengan tubuhnya yang akhirnya berbalik merangsang diri Silvia sendiri.<br />
Tak menunggu lama segera aku pasang posisi, Jangan khawatir Silvi, yang penting kenikmatannya kok dan kehangatan kita semua. kataku sambil membuka resleting celana jeansku dan segeralah batang kejantananku mengacung tegak seolah menantang dinginnya malam berkabut itu. Gila! Gede amat. tanpa sadar Nugroho berceletuk dan ditanggapi dingin oleh aku dan Joni.<br />
Blessshhh. Segeralah batang penisku itu menerobos masuk kedalam vagina Silvia. Achh, sakit mas. Silvia mulai terbata-bata. Kala itu baru kepala penisku yang bisa masuk. Kamu masih perawan yah Sil. aku tersenyum melihat dia menahan rasa sakit namun tak sanggup memberikan perlawanan. Dan dalam selang satu sampai dua menit akhirnya seluruh batang kemaluanku berhasil sukses melesak masuk kedalam liang kewanitaan Silvia.<br />
Ah, achhh, ahhh. Silvia mulai mengejang menahan sensasi kenikmatan dan menahan rasa perih di liang senggamanya. Ukuran vaginanya memang lebih kecil dari semua cewek yang pernah kutiduri dan ditambah ukuran penisku yang cukup lumayan itu membuat terasa sangat seret dan sulit saat akan penetrasi.<br />
Benar-benar situasi yang luar biasa dimana Silvia yang hanya menggunakan atasan dan diriku yang masih berpakaian lengkap ini bersenggama di sebuah ruangan yang dingin berkabut. Karena kondisi maka aku memilih doggy style sehingga tidak perlu terlalu ribet. Tiap sodokan demi sodokan dari penisku membuat kedua payudara sang dara ini berguncang hebat. Achhh, mas, ahhh, ahhhh hentikan mas achhh. racaunya ditengah goyangan mautku. Bener mau berhenti? godaku padanya sambil senyum-senyum. Sambil meremas-remas payudaranya dari belakang, aku benar-benar mencapai kepuasan yang tiada tara. Gadis bertubuh molek ini akhirnya dapat aku garap dengan seekstrim ini. Dua puluh menti kemudian aku mencapai klimaksku dan ku semprotkan seluruh cairan kemaluanku didalam vaginanya. Saking banyaknya hingga ada tetesan yang keluar.<br />
Setelah diriku, Joni lalu kemudian Nugroho juga melampiaskan hasrat terpendam mereka ketubuh Silvia dan sama sepertiku mereka menggunakan doggy style. Sperma-sperma yang memenuhi liang kewanitaan Silvia seolah menjadii saksi kebrutalan tiga pria dalam satu malam yang dingin. Banyak sekali pose saat Silvia disodok yang terekam kameraku. Enak yah Sil? Nyari kehangatan sambil nyari kenikmatan. kataku padanya. Kalau kamu ntar mau ******* lagi, bisa ngomong ke aku OK Sil. aku manambahi.<br />
Setelah kurang lebih pukul 4 pagi, kabut mulai hilang dan kami berempat berani untuk turun. Malam itu selama kurang lebih 2 sampai 3 jam kami mengerjai Silvia dari segala sisi. Setidaknya aku sudah berejakulasi dirahim, anus dan dadanya. Begitu juga dengan dua orang yang lain, bahkan Nugie lebih rakus karena dia memaksa Silvia melayaninya hingga 5 kali. Entah sudah berapa banyak sperma yang memasuki rahim Silvia waktu itu. Malam itu selain mendapatkan servis dari Ashanti, aku juga memperoleh servis dari Silvia plus keperawanannya. Rekorku sepertinya melebihi rekor Yusak temanku dalam hal memerawani cewek.<br />
Hari ketiga waktu sore hari tiba, banyak peserta makrab yang menyiapkan acara mereka masing-masing karena tiap-tiap regu diharuskan menampilkan sebuah atraksi hiburan yang akan digunakan pada malam api unggun. Malamnya saat acara api unggun dimulai, suasana sangat meriah dan tidak ada lagi acara bentak-bentak dari para senior. Semuanya membaur menjadi satu baik senior maupun junior. Aku, aku memilih menyendiri di salah satu tenda panitia. Terus terang aku cukup lelah dengan aktifitas pagi waktu itu dimana kelompok tugasku diberikan tugas untuk menyiapkan keperluan dan perlengkapan untuk acara api unggun.<br />
Saat aku mendekati salah satu tenda panitia dari bagian dokumentasi, aku mendengar ada suara orang bercakap-cakap, setidaknya ada 3 orang disana. Kudengar samar-samar dan aku mulai dapat memastikan kalau suara itu adalah suara Joni dan Anwar temanku sementara suara satu lagi adalah suara perempuan yang aku tidak kenal. Tapi itu bukan yang membuatku terkejut, karena yang membuatku sangat terkejut adalah suara-suara yang muncul dari mulut ketiga orang itu.<br />
Jangan kak! Saya benar-benar nggak sengaja kok. kata si cewek yang ternyata bernama Ivone. Gak sengaja gimana? Jelas-jelas kamu bawa benda ginian ditas kamu, emangnya benda seperti ini isa masuk dewe? bentak Anwar dengan logat jawanya.<br />
Terdengar suara tangis kecil dan sesenggukan dari sang cewek. Aku segera masuk untuk mengetahui apa yang terjadi dan kudengar dari penuturan kedua rekanku itu bahwa bocah yang bernama Ivone ini ternyata membawa minuman keras Jack Daniels dan juga beberapa linting rokok berisi ganja.<br />
Sinting! Kamu pikir ini tempat apaan? bentakku. Emosi juga kumelihat ada junior yang berani bertingkah jauh diambang batas seperti gadis ini. Gadis berkulit putih ini hanya bisa terdiam. Ivone adalah gadis keturunan cina, tinggi tubuhnya 165 an dan berambut panjang lurus di cat warna merah dipinggirnya.<br />
Saya menyesal kak. Tolong jangan dilaporin. pintanya setengah merayu walaupun tangisnya masih juga keluar. Heh, dia pake acara merayu pula. ejek Anwar pada Ivone sambil duduk yang lalu pergi keluar untuk mecari udara diluar tenda. Aku lihat tubuh Ivone cukup bagus dan wajahnya juga lumayan karena didukung kulitnya yang putih bersih. Hng! Emangnya kamu mau ngerayu kami pake cara apaan? kataku padanya sambil melirik kearah buah dadanya. Saat itu dia memakai kaus lengan pendek dengan lingkar leher cukup besar sehingga dari lingkar leher kausnya dapat terlihat dadanya saat dia merunduk.<br />
Nampaknya Ivone cukup tanggap akan hal tersebut dan dia segera membuka kausnya hingga terlihat payudaranya yang dibalut bra berwana krem. Kakak boleh lihat tubuh Vony tapi jangan lapor tentang rokoknya sama minumannya. Please yah kak, ntar aku bisa dikeluarin. pintanya memelas. Joni menimpali, Lo bukan cuman bakal dikeluarin tapi juga dipenjara. Kita-kita bisa saja ngomong kalau lo mau mengedarkan ganja itu di lingkungan kampus. serunya pada dara tersebut.<br />
Sambil meletakkan tas cangklongku aku perlahan mendekati dia, Kamu, kalau cuman bisa buka segini ga ada gunanya. Ga setimpal. Kalau mau buka semuanya! seruku padanya. Akhirnya walau dengan enggan akhirnya dia mau mencopot seluruh pakaiannya didepan kami berdua. Payudara putihnya segera menjadi pemandangan utama dan ukurannya cukup besar sekitar 36B, belum lagi pusarnya yang ditindik membuat dia semakin seksi saja.<br />
Wah, kalau gini baru kita-kita bisa berpikir jernih tentang masalah lo. Joni terkekeh sambil menjulurkan tangannya memegang-megang payudara Ivone. Tapi dikebaskan tangan Joni oleh tangan Ivone. Sialan! Lo mau gua laporin apa? bentak Joni tidak terima. Namun suasana saat itu terhenti saat ada seseorang yang masuk yang ternyata adalah Anwar.<br />
Dia terkejut dan tak dapat melepaskan pandangannya dari tubuh bugil Ivone, Gila, apa-apaan neh? Kok jadi gini? Anwar bingung. Selang beberapa detik kemudian ada panggilan dari radio komunikasi kami dari HT salah satu teman kami diluar, isinya adalah buat Joni untuk segera datang keacara api unggun karena dia kebagian tugas mengabadikan acara tersebut dengan handycam panitia. Segera kusuruh Joni keluar walalaupun enggan tapi hal tersebut agar tidak membuat kecurigaan dikubu panitia.<br />
Sekarang tinggal kita bertiga. kataku pelan sambil membuka celanaku dan segera terpampang penisku yang sudah lama ereksi karena melihat tubuh telanjang Ivone. Kak, jangan! Tadi khan katanya cuman mau lihat. Bukan yang lain kak. kata Ivone patah-patah karena gugup. Anwar masih bengong dari tadi baru bisa menguasai dirinya, Di! Kowe sudah edan yah? Ntar kalau yang lain kesini bisa mampus kita. katanya panik dengan logat lucunya itu. Aku hanya meringis sambil menyergap Ivone yang mencoba berontak. Kupegang kedua tangan dara tersebut sementara kedua pahanya kutekan dengan kakiku sehingga tak dapat bergerak lagi.<br />
Von, sekarang kamu harus buat aku senang kalau tidak aku laporin semua barang bukti ini ke temen-temen panitia yang laen. Gak enak lho dipenjara bertahun-tahun apalagi buat gadis muda kayak kamu. Dipenjara bisa jadi bulan-bulanan. kataku menakut-nakutinya dan berhasil, dia menjadi minder ketakutan akan akibat yang mungkin terjadi jika aku melaporkan semuanya.<br />
Kuciumi mulutnya yang tipis itu sambil kuremas-remas payudaranya yang putih mulus itu. Kujilat dan kuhisap-hisap puting susunya sehingga mengeras dan sedikit demi sedikit dia sudah mulai merasakan kenikmatan cumbuanku. Vaginanya mulai basah dan saat inilah yang kutunggu. Kuarahkan penisku kearah bibir vaginanya dan segera kudorong melewati labia minora tersebut.<br />
Ach, ahhh !!! rintihnya pelan saat batang kejantananku melesak kedalam vaginanya. Ahhh, nikmat sekali. kataku pelan sementara dia hanya membisu dan membuang muka kesamping. Dari saat aku memasukkan penisku hingga saat aku mulai memompa batang kemaluanku itu, aku dapat merasakan kalau dia sudah pernah berhubungan dengan pria lain. Tak ada darah dan kesulitan memasukkannya tidak sesusah saat bersama dengan gadis yang masih perawan.<br />
Kugenjot semakin cepat sambil kuangkat kedua pahanya dan kusandarkan di pundakku sementara dia berbaring pasrah menerima hunjaman-hunjaman penisku di liang kemaluannya. Ahhh, achh, ohhh rintihnya pelan. Selama sepuluh menit aku hajar vaginanya dengan posisi itu dan karena tempat yang sempit aku enggan berpindah posisi. Ahh, aku mau keluar nih. Keluarin mana nih? kataku padanya. Dia hanya menjawab pasrah, Terserah kakak mau dikeluarin dimana.<br />
Ahhh, ahhh !!! aku mengerang cukup keras sebelum aku menegang dan penisku menyemburkan cairan sperma yang cukup banyak didalam vaginanya. Crot, crott, crottt, crottt .!!! Sekarang liang vaginanya dipenuhi cairan putih kental yang akhirnya sebagian besar mengalir keluar dari dalam liang senggama Ivone melalui bibir vaginanya. Aku lalu memakai celanaku lagi dan duduk agak jauh dari Ivone.<br />
Kamu nggak mau nyobain nih cewek? kataku pada Anwar yang dari tadi cuman tertegun menonton permainan panasku dengan Ivone. Akhirnya dia juga ambil bagian. Dengan sigap dia copot semua pakaiannya dan langsung mengarahkan penisnya yang berwana coklat kehitaman itu kearah bibir vagina Ivone yang putih kemerahan yang masih belepotan sperma itu, tapi nampaknya temanku itu tak peduli lagi.<br />
Ahhh, ahhh, akhirnya hilang juga perjakaku. Kentu ma cewek cina lagi. Ngimpi juga gak pernah aku. katanya padaku. Aku hanya tersenyum melihat kelakuan polos temanku itu. Batang kemaluan yang berwarna gelap itu kontras sekali dengan liang memek Ivone yang putih kemerahan. Setiap kali penis Anwar menyodok dalam vagina Ivone, gadis itu bergetar keras sambil mendesah entah desahan sakit atau kenikmatan.<br />
Ahhh, keluarin didalam yah non. kata Anwar dan benar saja hanya dalam waktu lima menit dia ******* dengan gadis itu dia langsung mencapai klimaksnya. Sekali lagi cairan sperma milik seorang pria membanjiri liang senggama Ivone. Setelah itu kami berdua menyuruhnya mengoral penis kami hingga kami berejakulasi diwajah dan mulutnya.<br />
Sekitar dua jam kemudian, Joni datang bersama tiga orang panitia yang lain. Semuanya pria dan semuanya menjadi horny saat melihat tubuh telanjang Ivone yang lemas karena melayani aku dan Anwar tanpa henti. Seakan kerasukan setan, keempat rekanku itu mencopot celana mereka masing-masing dan menggagahi Ivone secara bergantian. Kali ini bukan cuma vagina dan mulutnya yang dihajar dengan sumpalan penis, tapi juga lubang anusnya yang disodomi oleh keempat temanku ini. Benar-benar brutal sekali, karena sempat aku melihat saat vagina Ivone dijejali dua penis sekaligus. Saat itu dia menangis keras namun segera dibungkam oleh salah seorang dari mereka. Sekitar jam 12 malam tepat saat acara api unggun mendekati selesai, mereka berempat selesai mengerjai Ivone dan meninggalkannya dengan tubuh belepotan sperma baik dimulut, payudara, perut, paha, punggung bahkan anusnya, terlebih di liang kewanitaannya dibanjiri oleh sperma dari 6 orang pria berbeda. Karena terlalu banyak hingga meluber keluar. Malam itu Ivone lolos dari jerat hukum tetapi dia masuk kedalam jerat kami para panitia. Benar-benar malam yang menyenangkan.anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-55554194147238149372015-09-14T00:20:00.001-07:002015-09-14T00:20:08.981-07:00Cerita Dewasa: Aling SPG Yang Haus Sex<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG4k_i2esJ5ALUPQ9hLZz0tMO6_-DRCMXWkrRubvdOqU_1CqaYgmlTirjHKZD8PGfYQ4bPWPqg0Y5PIrD0BRxzpC1Z7DtamS_-pAj584CfWXZC7CaZS-a95nQQ1II6MLImpd9JKtJTBtae/s1600/images+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG4k_i2esJ5ALUPQ9hLZz0tMO6_-DRCMXWkrRubvdOqU_1CqaYgmlTirjHKZD8PGfYQ4bPWPqg0Y5PIrD0BRxzpC1Z7DtamS_-pAj584CfWXZC7CaZS-a95nQQ1II6MLImpd9JKtJTBtae/s1600/images+%25282%2529.jpg" /></a></div>
Cerita Dewasa | Ngentot Sama Ling-ling SPG Hot - Linggawati adalah seorang sales marketing sebuah produk yang digunakan oleh perusahaan tempatku bekerja. Ia minta dipanggil Ling-Ling atau Aling. Kebetulan aku yang menangani pembelian produk yang dipasarkannya. Kami baru bertemu kira-kira dua minggu yang lalu ketika dia datang ke kantor untuk menawarkan produk. Panjang lebar ia menjelaskan dan meyakinkanku tentang produk yang ditawarkannnya. Akhirnya kami sepakat untuk membeli produk tersebut dengan garansi, apabila produk tersebut tidak bagus, maka pembayaran mendapatkan potongan 50% dan pembelian berikutnya dibatalkan.<br />
<br />
Setelah produk tersebut dikirimkan ke lapangan dan diuji coba, maka supervisor lapangan menyatakan bahwa produk tersebut tidak sesuai dengan apa yang tertera dalam label sertifikasi. Aku segera menelpon Aling dan memberitahukannya tentang hasil uji coba di lapangan. Ia sangat terkejut ketika kuberitahu hasilnya kurang memuaskan. Ia berjanji akan datang ke kantor untuk membicarakan hal tersebut. Kalaupun hasilnya kurang bagus ia meminta agar dibuat berita acara hasil uji coba di lapangan.<br />
<br />
<br />
Ketika ia datang ke kantor, aku sedang berbicara dengan supervisor lapangan di telepon. Begitu tahu Aling datang maka kusampaikan agar Aling langsung berbicara dengan supervisor. Aling tampak penuh percaya diri ketika berbicara dengan supervisor rekanku. Akhirnya dengan lega Aling menutup telpon dan meminta masuk ke ruang meeting untuk memberitahukan hasilnya. Perusahaanku memang bukanlah perusahaan besar dan aku sendiri tidak mendapat ruangan khusus. Hanya Direksi saja yang mempunyai ruangan tersendiri.<br />
Kamipun masuk ke ruang meeting untuk mendiskusikan masalah ini.<br />
<br />
“Pak Anto, ternyata ada kesalahan pemakaian produk saya di lapangan dan saya sudah memberitahu cara pemakaian yang benar. Mungkin hasilnya akan dapat dilihat seminggu lagi,” katanya membuka pembicaraan.<br />
“Oh ya, terima kasih kalau rekan-rekan dilapangan sudah diberitahu cara pemakaian yang benar. Maaf sudah merepotkan dan menyusahkan Ibu Aling”.<br />
“Ah tidak apa-apa. Itu sudah menjadi bagian tugas saya kok. Kalau pelanggan puas kan saya senang juga,” katanya sambil menatapku.<br />
<br />
Aku balas menatapnya dan sekarang baru kulihat bahwa gadis peranakan China ini punya pesona tersendiri. Tubuhnya yang langsing, dengan tinggi kukira sekitar 165 cm, rambutnya panjang terurai sampai di punggungnya, muka oval, bibir tipis, dada yang kencang dan segar membusung di balik bajunya dan kulitnya yang, so pasti, kuning mulus. Hanya sayang hidungnya sedikit mancung ke dalam dan ada sedikit bekas jerawat di pipinya. Tapi overall nilainya kukira dapat 7,5. Dan stocking hitam membungkus kakinya yang indah. Degup jantungku agak sedikit kencang ketika melihat kakinya itu. Ia duduk tepat di depanku dan meskipun ia duduk dengan merapatkan pahanya, namun pikiranku sudah membayangkan apa yang ada di balik rok span hijaunya.<br />
<br />
Aku tiba-tiba aku tersentak ketika tersadar bahwa kami sedang berbicara di dalam ruang meeting.<br />
“Oh.. Sorry, sampai di mana tadi ya?” tanyaku tergagap.<br />
“Bapak ini melamun terus. Malam minggu masih lama, sekarang baru Selasa. Begini saja Pak, nanti saya tunggu laporannya minggu depan. Mudah-mudahan puas dengan produk kami dan bisa menjadi customer kami”.<br />
“Ya tentu saja, mudah-mudahan saja Ibu… Eh maaf, produk Ibu bisa kami pakai,”<br />
Aku sengaja memelesetkannya dan menunggu reaksinya. Ia hanya tersenyum lebar tanpa mengomentari perkataanku. Akhirnya dia mohon diri untuk kembali dan melaporkan hasil pertemuan ini pada pimpinannya.<br />
Kurang lebih seminggu kemudian aku mendapat laporan dari lapangan bahwa ternyata setelah diulang sesuai dengan rekomendasi Aling maka hasilnya lebih baik jika dibandingkan dengan produk yang lama. Aku segera menelpon Aling untuk memberitahukan tentang hasil uji coba kali ini, namun menurut operator di kantornya dia sedang pergi ke Bank. Aku hanya menitipkan pesan supaya nanti ia menghubungiku.<br />
<br />
Menjelang sore aku baru dapat telpon dari Aling.<br />
“Pak Anto, tadi telepon ke kantor ya? Sorry tadi aku ke Bank sebentar,” katanya.<br />
“Iya, tadi telpon mau kasih tahu hasil uji coba produknya”.<br />
“Bagaimana Pak? Masih ada komplain? Atau puas dengan saya… Maksud saya produk kami?” Tanyanya bertubi-tubi dengan nada penuh ingin tahu dan yang terakhir tadi aku tidak tahu apakah ia sengaja memelesetkan kata-kata atau sekedar menggodaku saja.<br />
“Excited, the great satisfaction”.<br />
“Baiklah kalau begitu sudah bisa saya siapkan tagihannya dong”.<br />
“Ibu ini kalau masalah uang cepatnya bukan main. Bagianku mana?” kataku menggodanya.<br />
“Benar nih Pak? Beritahu saja rekening Bapak, nanti saya transfer”.<br />
“Ah nggak, cuma bercanda saja kok”.<br />
“Beneran juga nggak pa-pa, itu biasa. Toh Bapak juga telah membantu untuk menerima produk kami”.<br />
Aku tetap menolak, karena idealismeku yang mengharuskanku untuk menolak pemberian dari rekanan. Akhirnya,<br />
“Ya sudah kalau Bapak nggak mau, tapi ijinkan saya atas nama perusahaan dan kalau nanti malam tidak ada acara kami ingin mengajak Bapak makan malam”.<br />
“Oke, kalau urusan makan saya tidak berani menolaknya”. Aku memang hobi makan, namun badanku juga tidak terlalu overweight.<br />
Setelah jam kantor akupun langsung menuju ke restoran yang sudah disepakati. Aku sengaja tidak pulang dulu, takut nggak keburu lagi. Sampai di restoran kurang lebih jam setengah enam, kulihat Aling sudah duduk sendirian di meja yang terletak di sudut ruangan.<br />
“Selamat malam Bu Aling. Sorry terlambat nih,” kataku.<br />
“Malam juga, nggak kok. Saya juga baru sampai dan lihat-lihat menu. Pak Anto mau makan apa. Oh ya, pimpinan saya minta maaf tidak bisa ikut, beliau titip salam untuk Bapak”.<br />
“Terserah Ibu saja, saya makan apa saja bisa kok. Satu yang nggak bisa saya makan hanyalah makanan yang nggak enak. Minumnya saya minta orange juice”.<br />
“Baiklah kalau begitu,” katanya sambil menulis pesanan kami.<br />
<br />
Sambil menunggu pesanan kami mengobrol. Mulanya hanya masalah pekerjaan berkaitan dengan produk yang kami pakai. Lama kelamaan mulai masuk dalam pembicaraan yang lebih pribadi. Akhirnya kami saling memanggil nama saja, toh usia kami tidak berbeda jauh. Usianya hanya setahun lebih muda dariku. Ternyata ia berasal dari Bangka, dan di Jakarta baru dua tahun.<br />
<br />
Akhirnya ia bercerita bahwa sebenarnya ia sudah mempunyai seorang anak di luar nikah karena kecelakaan, dan sekarang anaknya dititipkan ke Engkongnya di Bangka. Akupun memberikan empatiku dengan mengatakan bahwa semua orang punya masa lalu yang mungkin saja tidak baik, namun kalau kita selalu memandang ke masa lalu maka masa depan yang ada di hadapan kita akan terlewatkan.<br />
Kami makan dengan cepat. Selesai makan, kamipun keluar restoran dan ia menawariku untuk mengantarku pulang. Aku memang belum dapat jatah mobil kantor. Ada satu mobil kantor yang nganggur dan biasa kupakai, tapi sewaktu-waktu diperlukan aku harus rela naik kendaraan umum. Sore ini mobil tersebut sedang dipakai ke Tanjung Priok untuk mengawasi pemuatan barang di kapal.<br />
<br />
Sambil menyetir Aling pun mulai bercerita lagi tentang dirinya, “Aku masih muda dan bodoh waktu itu. Ketika kekasihku mengajakku untuk melakukan hal itupun aku tak bisa menolaknya. Aku hamil setelah melakukannya beberapa kali. Celakanya Ahin, kekasihku menolak untuk bertanggungjawab dan memilih pergi ke luar negeri untuk melanjutkan sekolahnya”.<br />
“Sudahlah, Ling. Itu masa lalu yang mestinya bisa kau kubur. Tidak ada seorangpun yang menginginkan hal seperti itu terjadi dalam kehidupannya. Lagipula sekarang ini di Jakarta orang akan lebih menghargai prestasi seseorang daripada melihat ke masa lalunya.<br />
Rumah Aling ternyata satu jalur dengan rumahku, rumahnya terlebih dahulu dan empat kilometer kemudian barulah rumahku.<br />
“To, kita mampir ke apotik sebentar ya! Ada obat yang akan aku beli. Kalau nggak keberatan mampir ke rumahku dulu, aku masih ingin ngobrol denganmu. Sepertinya ngobrol denganmu ada satu sudut pandang tersendiri. Kamu bisa memberikan rasa percaya diri dan mengomentari sesuatu dari sudut positifnya,” katanya sambil memarkir mobilnya di depan sebuah apotik.<br />
<br />
Aku hanya menunggu di mobil saja, karena Aling melarangku turun, katanya sebentar saja kok. Ternyata memang hanya sepuluh menit Aling sudah keluar dari dalam apotik.<br />
“Sebentar saja kan? Sekalian Anto jagain mobilku, hi… Hi… hikk,” ia tertawa ketika masuk ke dalam mobil.<br />
Jam baru menunjukkan pukul setengah delapan ketika kami sampai di rumahnya. Sebuah rumah kontrakan yang cukup lumayan untuk seorang gadis muda sepertinya. Kamar tidurnya ada dua, ruangan tamu yang kecil namun asri dan dapur dengan gaya minimalis. Aku duduk di sofa ruang tamu.<br />
“Sebentar To, aku ganti pakaian dulu. Oh ya, mau minum apa?” katanya.<br />
“Martini satu gelas dengan es batu,” kataku menggodanya.<br />
“Ihh, nggak ada lah ya. Emangnya disini bar?” katanya serius.<br />
“Ya sudah kalau nggak ada. Air es juga sudah cukup kok,” kataku sambil tertawa.<br />
“Dasar. Emang tukang ngegoda.. Sebentar ya, tiga menit lagi minuman sudah siap,” katanya sambil berjalan ke dalam kamarnya.<br />
Setelah berganti pakaian Aling keluar dari kamar dan ke dapur. Tak lama kemudian iapun kembali ke ruang tamu dengan dua gelas air dingin dari kulkas. Tanpa menunggu ditawari kuteguk isi gelasku sampai habis. Ia tersenyum dan berkomentar.<br />
“Kasihan. Haus ya? Kalau kurang gelas satunya boleh kau minum lagi!”<br />
“Cukup kok, tapi biar aja gelas satunya lagi untukku”.<br />
Aling mengangsurkan gelasnya di depanku.<br />
“Untukmu,” katanya.<br />
“Lho terus minum kamu mana?” tanyaku.<br />
“Biar aja. Aku nggak begitu haus. Lagian kan gampang saja entar kalau haus. Di kulkas masih banyak air putih”.<br />
<br />
Aling duduk di depanku. Ia memakai celana pendek santai dengan kaus oblong putih tipis yang longgar. BH nya yang berwarna merah tampak jelas membayang di balik kausnya. Dari bawah lengan kausnya kadang-kadang bisa terlihat pangkal payudaranya yang padat. Sementara pahanya yang mulus sering terlihat saat ia mengubah posisi duduknya. Pada saat pangkal buah dadanya atau paha mulusnya tersingkap tentu saja aku merasa tertantang, namun aku tidak berani memulai atau membawa pembicaraan kami agar lebih mengarah. Adik kecilku sudah mulai bereaksi, namun tidak sampai mendesak celanaku.<br />
<br />
Akhirnya kami terhanyut dalam obrolan panjang. Ia yang lebih banyak mendominasi pembicaraan. Aku hanya mendengarkan saja dan sesekali mengomentari apa yang diucapkannya. Kelihatannya ia senang ada yang mendengarkan dan menanggapi keluhannya. Ia sering menatapku dengan pandangan tajam dan menyiratkan suatu keinginan. Aku masih ragu dengan situasi ini. Kalaupun terjadi hal-hal yang diinginkan, aku harus yakin bahwa aku menguasai keadaan.<br />
<br />
Setelah jam dinding menunjukkan pukul setengah sembilan akupun minta diri untuk kembali ke rumahku. Ia hanya menatapku tanpa mengiyakan. Aku berdiri dan sampai di depan pintu sekali lagi aku berpamitan. Kembali ia hanya diam saja. Aku kebingungan sendiri. Aku merasa bahwa gadis ini menginginkan sesuatu, namun aku sendiri tidak yakin dengan perasaanku sekarang ini. Lagipula ia seorang gadis Chinese mana mungkin menghendaki diriku yang berkulit coklat agak gelap ini. Aku berjalan ke pintu pagarnya dan kulihat Aling menutup pintunya. Ketika aku membuka pintu pagar kulihat bayangan di balik korden jendela. Aku putuskan apa salahnya mencoba keberuntunganku malam ini. Aku akan kembali masuk ke dalam rumahnya dan berdalih mengambil sesuatu yang tertinggal.<br />
<br />
Belum sempat aku mengetuk pintu, Aling telah membuka pintu dan menarik tanganku ke dalam rumahnya. Aku tahu saat ini aku tidak bisa mengelak lagi. Begitu pintu tertutup, maka Aling sudah berada dalam pelukanku.<br />
<br />
“Kalau aku salah tangkap atas sikapmu maafkan aku dan aku akan pulang, namun…,” kataku memancingnya.<br />
Belum selesai aku berbicara, Aling telah mencium pipiku dan membalas memelukku.<br />
“Kamu sadar Ling, kemana arah kita ini?” tanyaku lagi.<br />
<br />
“Aku sangat sadar dan menginginkanmu malam ini. Please… Anto,” ia mendesah.<br />
Kucium bibir tipisnya dengan lembut. Ia membalasnya dan lama kelamaan ciuman kami sudah menjadi lumatan yang ganas. Lidahku menerobos masuk ke dalam ke mulutnya dan menyapu langit-langit mulutnya. Aling menggeliat dan membalas ciumanku dengan membalas mendorong lidahku. Lidahnya kusedot dan tanganku mulai bekerja di dadanya. Kuremas dadanya dengan lembut. Payudaranya masih terasa padat. Jariku menjalar dari dada ke arah perut terus ke bawah hingga ke pahanya. Kuusap pahanya dari luar celana pendeknya. Lidahku kini beraksi menggelitik lubang telinganya.<br />
<br />
Aling mulai membuka kancing kemejaku satu per satu. Ketika semua kancing kemejaku sudah terlepas, maka ia mengusap dadaku dan merebahkan kepalanya. Aku memeluknya sambil berjalan ke kamarnya. Sambil berjalan kuusap pinggulnya. Tubuhnya padat dan kencang.<br />
Sampai di dalam kamar kusapukan bibirku ke lehernya dan pelan-pelan bergerak ke bawah sambil menciumi dan menjilati leher mulusnya. Aling semakin merepatkan tubuhnya ke tubuhku, dadanya yang padat menekan keras dadaku. Dengan perlahan ia melepas bajuku. Kembali diiusap-usapnya dadaku dan putingku dijilatinya dengan lembut.<br />
<br />
Kusingkapkan kausnya dan kubuka lewat kepalanya. Payudaranya tertutup BH warna merah yang tampak kontras sekali dengan warna kulitnya. Tangannya menarik ritsluitingku dan kemudian membuka celana panjangku. Tanganku pun tak mau kalah membuka celana pendeknya. Aku mendorongnya ke ranjang dan kutindih tubuhnya. Tanganku bergerak ke punggungnya dan membuka BH-nya. Dadanya kini terbuka polos di hadapanku. Buah dadanya membulat cukup besar dan kencang dengan putingnya yang berwarna kemerahan mengeras dan berdiri tegak.<br />
<br />
Muluku menyusuri wajah, bibir dan lehernya. Aling mendorong lidahnya jauh ke dalam rongga mulutku kemudian memainkan lidahku dengan menggelitik dan memilinnya. Sesekali lidahku membalas mendorong lidahnya. Kami saling memilin lidah dan berpagutan ganas hendak menuntaskan gairah birahi yang semakin meninggi. Tanganku memilin puting serta meremas payudaranya.<br />
<br />
<br />
Tanganku bergerak ke bawah dan menarik celana dalamnya. Ia sedikit mengangkat pantatnya agar memudahkanku melepas celana dalamnya. Payudaranya yang sebelah kiri kuisap dan kujilati, sementara yang sebelah kanannya kuremas dengan tangan kiriku. Kulakukan demikian berganti-ganti. Aling mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit. Kuamati sejenak kulit tangannya dan tanganku. Terasa sangat kontras, kulitku coklat gelap sementara kulitnya putih mulus khas bangsa Chinese.<br />
<br />
“Upps… Anto. Ououououhhh… Nghgghhh, Anto ayo teruskan… Ouuhhh… Anto” Aling melenguh.<br />
Payudaranya kukulum habis. Aling menggoyang-goyangkan kepalanya menahan desakan kenikmatan. Kucium lehernya sampai ke tengkuk. Akupun sudah tidak tahan. Kejantananku sudah mengeras, siap untuk menuntaskan gairah yang terpendam. Tangannya menurunkan celana dalamku sampai ke paha dan dengan kakinya ia melepas celana dalamku.<br />
Ia berbisik di telingaku, “To, pakai kondom. Ambil di bawah bantal. Sorry, tapi aku tidak mau kejadian yang dulu terulang lagi. Lain kali aku akan pakai kontrasepsi lainnya, mungkin kurang nikmat namun kali ini tidak ada cara lain”.<br />
Kuambil kondom di bawah bantalnya dengan muka heran. Ia tersenyum, “Jangan berpikiran yang bukan-bukan. Selama ini aku tidak menyimpan kondom di rumah, tapi kamu ingat kalau aku tadi singgah ke apotik kan?”<br />
<br />
Kurobek pembungkusnya dan segera kupasang kondom dengan rapi di penisku yang sudah sangat keras. Kukocok sebentar untuk meyakinkan ketegangan penisku. Perlahan kumasukkan kejantananku ke dalam liang kemaluannya. Ketika kepala penisku sudah melewati bibir guanya maka kudorong dengan satu hentakan keras sehingga ia melenguh.<br />
“Uuuhhh… Anto… Auuw,” katanya.<br />
Kudorong kejantananku dengan keras dan penuh tenaga. Kini kejantananku sudah bergerak maju mundur di dalam lorong kenikmatannya.<br />
Kucabut kemaluanku, kutahan dan kukeraskan ototnya kemudian pelan-pelan kugesekkan dan kemudian kumasukkan kepalanya saja ke bibir guanya yang lembab dan merah. Aling terpejam menikmati kontraksi kemaluanku pada bibir kemaluannya.<br />
“Hgggk… Ouhhh.. Nikmat To…”<br />
Dia menjerit tertahan ketika tiba-tiba kusodokkan kemaluanku sampai mentok ke rahimnya. Kumaju mundurkan dengan pelan setengah batang sampai lima hitungan kemudian kusodokkan dengan kuat sampai semua batangku amblas. Aling menggerakkan pinggulnya memutar dan naik turun sehingga kami sama-sama mengalami kenikmatan yang luar biasa. Kusedot payudaranya sampai ke pangkalnya dan kumainkan putingnya dengan lidahku.<br />
Aku pernah dengar bahwa kemaluan wanita Chinese lebih basah dan becek dibandingkan milik wanita Melayu. Ternyata memang benar. Vagina Alingpun terasa becek dan sangat licin. Kuraih tissue di atas kepala ranjang. Kucabut kejantananku sesaat dan kulap vaginanya dengan tissue. Aling kelihatannya tidak suka, namun kubisikkan.<br />
<br />
“Sorry Ling, terlalu basah. Ditambah dengan memakai kondom, sangat jauh kenikmatan yang kuharapkan”.<br />
Iapun mengerti, namun dengan cepat ia meraih kejantananku dan langsung mengarahkannya pada vaginanya. Pantatnya naik menyambut penisku. Kini keadannya agak lumayan, meskipun belum sepenuhnya memenuhi keinginanku. Aku lebih mengandalkan kontraksi penisku untuk menstimulirnya.<br />
<br />
Kami sama-sama bergerak untuk mendapatkan kenikmatan. Semakin lama gerakan kami semakin cepat dan liar. Dalam posisi kemaluanku terbenam seluruhnya aku menciumi bibir, leher dan payudaranya serta menggerakkan otot kemaluan. Aling bergetar menggigil menahan kenikmatan. Ia menggigit dadaku dan tangannya memukul-mukul punggungku seperti histeris.<br />
“Auuhkhh… Terus… Teruskan.. Anto.. Nikmat.. Ooh”<br />
<br />
Kakiku bergerak sehingga kedua kakiku berada dalam posisi di luar kedua kakinya.. Aku menghentikan kontraksiku dan mulai menggenjot lagi. Aling seperti seekor kuda betina dari padang gurun. Tubuhnya seakan melonjak-lonjak dan sukar dikendalikan. Akhirnya tidak ada suara apapun di dalam kamar itu selain desah napas kami yang memburu beradu dengan suara paha bertemu dan derit ranjang. Keringat sudah membanjir di tubuh kami. Kupacu kuda betinaku mendaki lereng terjal kenikmatan. Kami saling memagut, Aku berjalan ke pintu pagarnya dan kulihat Aling menutup pintunya. Ketika aku membuka pintu pagar kulihat bayangan di balik korden jendela. Aku putuskan apa salahnya mencoba keberuntunganku malam ini. Aku akan kembali masuk ke dalam rumahnya dan berdalih mengambil sesuatu yang tertinggal.<br />
Belum sempat aku mengetuk pintu, Aling telah membuka pintu dan menarik tanganku ke dalam rumahnya. Aku tahu saat ini aku tidak bisa mengelak lagi. Begitu pintu tertutup, maka Aling sudah berada dalam pelukanku.<br />
“Kalau aku salah tangkap atas sikapmu maafkan aku dan aku akan pulang, namun…,” kataku memancingnya.<br />
Belum selesai aku berbicara, Aling telah mencium pipiku dan membalas memelukku.<br />
“Kamu sadar Ling, kemana arah kita ini?” tanyaku lagi.<br />
“Aku sangat sadar dan menginginkanmu malam ini. Please… Anto,” ia mendesah.<br />
<br />
<br />
Kucium bibir tipisnya dengan lembut. Ia membalasnya dan lama kelamaan ciuman kami sudah menjadi lumatan yang ganas. Lidahku menerobos masuk ke dalam ke mulutnya dan menyapu langit-langit mulutnya. Aling menggeliat dan membalas ciumanku dengan membalas mendorong lidahku. Lidahnya kusedot dan tanganku mulai bekerja di dadanya. Kuremas dadanya dengan lembut. Payudaranya masih terasa padat. Jariku menjalar dari dada ke arah perut terus ke bawah hingga ke pahanya. Kuusap pahanya dari luar celana pendeknya. Lidahku kini beraksi menggelitik lubang telinganya.<br />
<br />
Aling mulai membuka kancing kemejaku satu per satu. Ketika semua kancing kemejaku sudah terlepas, maka ia mengusap dadaku dan merebahkan kepalanya. Aku memeluknya sambil berjalan ke kamarnya. Sambil berjalan kuusap pinggulnya. Tubuhnya padat dan kencang.<br />
Sampai di dalam kamar kusapukan bibirku ke lehernya dan pelan-pelan bergerak ke bawah sambil menciumi dan menjilati leher mulusnya. Aling semakin merepatkan tubuhnya ke tubuhku, dadanya yang padat menekan keras dadaku. Dengan perlahan ia melepas bajuku. Kembali diiusap-usapnya dadaku dan putingku dijilatinya dengan lembut.<br />
<br />
Kusingkapkan kausnya dan kubuka lewat kepalanya. Payudaranya tertutup BH warna merah yang tampak kontras sekali dengan warna kulitnya. Tangannya menarik ritsluitingku dan kemudian membuka celana panjangku. Tanganku pun tak mau kalah membuka celana pendeknya. Aku mendorongnya ke ranjang dan kutindih tubuhnya. Tanganku bergerak ke punggungnya dan membuka BH-nya. Dadanya kini terbuka polos di hadapanku. Buah dadanya membulat cukup besar dan kencang dengan putingnya yang berwarna kemerahan mengeras dan berdiri tegak.<br />
<br />
Muluku menyusuri wajah, bibir dan lehernya. Aling mendorong lidahnya jauh ke dalam rongga mulutku kemudian memainkan lidahku dengan menggelitik dan memilinnya. Sesekali lidahku membalas mendorong lidahnya. Kami saling memilin lidah dan berpagutan ganas hendak menuntaskan gairah birahi yang semakin meninggi. Tanganku memilin puting serta meremas payudaranya.<br />
Tanganku bergerak ke bawah dan menarik celana dalamnya. Ia sedikit mengangkat pantatnya agar memudahkanku melepas celana dalamnya. Payudaranya yang sebelah kiri kuisap dan kujilati, sementara yang sebelah kanannya kuremas dengan tangan kiriku. Kulakukan demikian berganti-ganti. Aling mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit. Kuamati sejenak kulit tangannya dan tanganku. Terasa sangat kontras, kulitku coklat gelap sementara kulitnya putih mulus khas bangsa Chinese.<br />
“Upps… Anto. Ououououhhh… Nghgghhh, Anto ayo teruskan… Ouuhhh… Anto” Aling melenguh.<br />
Payudaranya kukulum habis. Aling menggoyang-goyangkan kepalanya menahan desakan kenikmatan. Kucium lehernya sampai ke tengkuk. Akupun sudah tidak tahan. Kejantananku sudah mengeras, siap untuk menuntaskan gairah yang terpendam. Tangannya menurunkan celana dalamku sampai ke paha dan dengan kakinya ia melepas celana dalamku.<br />
Ia berbisik di telingaku, “To, pakai kondom. Ambil di bawah bantal. Sorry, tapi aku tidak mau kejadian yang dulu terulang lagi. Lain kali aku akan pakai kontrasepsi lainnya, mungkin kurang nikmat namun kali ini tidak ada cara lain”.<br />
Kuambil kondom di bawah bantalnya dengan muka heran. Ia tersenyum, “Jangan berpikiran yang bukan-bukan. Selama ini aku tidak menyimpan kondom di rumah, tapi kamu ingat kalau aku tadi singgah ke apotik kan?”<br />
Kurobek pembungkusnya dan segera kupasang kondom dengan rapi di penisku yang sudah sangat keras. Kukocok sebentar untuk meyakinkan ketegangan penisku. Perlahan kumasukkan kejantananku ke dalam liang kemaluannya. Ketika kepala penisku sudah melewati bibir guanya maka kudorong dengan satu hentakan keras sehingga ia melenguh.<br />
“Uuuhhh… Anto… Auuw,” katanya.<br />
Kudorong kejantananku dengan keras dan penuh tenaga. Kini kejantananku sudah bergerak maju mundur di dalam lorong kenikmatannya.<br />
Kucabut kemaluanku, kutahan dan kukeraskan ototnya kemudian pelan-pelan kugesekkan dan kemudian kumasukkan kepalanya saja ke bibir guanya yang lembab dan merah. Aling terpejam menikmati kontraksi kemaluanku pada bibir kemaluannya.<br />
“Hgggk… Ouhhh.. Nikmat To…”<br />
<br />
Dia menjerit tertahan ketika tiba-tiba kusodokkan kemaluanku sampai mentok ke rahimnya. Kumaju mundurkan dengan pelan setengah batang sampai lima hitungan kemudian kusodokkan dengan kuat sampai semua batangku amblas. Aling menggerakkan pinggulnya memutar dan naik turun sehingga kami sama-sama mengalami kenikmatan yang luar biasa. Kusedot payudaranya sampai ke pangkalnya dan kumainkan putingnya dengan lidahku.<br />
<br />
Aku pernah dengar bahwa kemaluan wanita Chinese lebih basah dan becek dibandingkan milik wanita Melayu. Ternyata memang benar. Vagina Alingpun terasa becek dan sangat licin. Kuraih tissue di atas kepala ranjang. Kucabut kejantananku sesaat dan kulap vaginanya dengan tissue. Aling kelihatannya tidak suka, namun kubisikkan.<br />
<br />
“Sorry Ling, terlalu basah. Ditambah dengan memakai kondom, sangat jauh kenikmatan yang kuharapkan”.<br />
Iapun mengerti, namun dengan cepat ia meraih kejantananku dan langsung mengarahkannya pada vaginanya. Pantatnya naik menyambut penisku. Kini keadannya agak lumayan, meskipun belum sepenuhnya memenuhi keinginanku. Aku lebih mengandalkan kontraksi penisku untuk menstimulirnya.<br />
<br />
Kami sama-sama bergerak untuk mendapatkan kenikmatan. Semakin lama gerakan kami semakin cepat dan liar. Dalam posisi kemaluanku terbenam seluruhnya aku menciumi bibir, leher dan payudaranya serta menggerakkan otot kemaluan. Aling bergetar menggigil menahan kenikmatan. Ia menggigit dadaku dan tangannya memukul-mukul punggungku seperti histeris.<br />
<br />
“Auuhkhh… Terus… Teruskan.. Anto.. Nikmat.. Ooh”<br />
Kakiku bergerak sehingga kedua kakiku berada dalam posisi di luar kedua kakinya.. Aku menghentikan kontraksiku dan mulai menggenjot lagi. Aling seperti seekor kuda betina dari padang gurun. Tubuhnya seakan melonjak-lonjak dan sukar dikendalikan. Akhirnya tidak ada suara apapun di dalam kamar itu selain desah napas kami yang memburu beradu dengan suara paha bertemu dan derit ranjang. Keringat sudah membanjir di tubuh kami. Kupacu kuda betinaku mendaki lereng terjal kenikmatan. Kami saling memagut, mencium dan menjilati bagian tubuh pasangan kami.<br />
<br />
Kubuka lagi kedua kakinya, kini kakinya yang membelit pinggangku. Matanya terpejam dan mulutnya setengah terbuka seperti ikan di dalam kolam yang kering. || by: www.rasasususegar.blogspot.com || Badannya menggantung di tubuhku. Kini aku siap untuk menembakkan peluruku.<br />
<br />
“To… Anto, sebentar lagi Anto… Aku mau sampai”.<br />
“Ling Ouh… Akupun juga sayang, kita sama-sama…”<br />
“Sekarang To sekarang… Ouuhhh”<br />
Aku merasakan aliran yang kuat menerjang keluar dari lubang kejantananku. Aku mengejang ketika aliran kepuasan tersebut membersit keluar.<br />
“Anto… Agghhh” kakinya menjepit kakiku dan mengejang sehingga kejantananku seperti tertarik mau keluar dari vaginanya. Aku tetap menekan pinggulku menahan agar penisku tetap berada dalam vaginanya. Matanya terpejam, tangannya meremas rambutku, mulutnya mengerang menyebut namaku. Kemaluan kami masih saling berdenyut sampai beberapa detik. Setelah beberapa saat kemudian keadaan menjadi sunyi menyusul napas kami yang mulai teratur.<br />
Kami saling membersihkan diri di bawah shower. Ketika kembali ke kamar ia memintaku untuk menginap di rumahnya saja. Akupun menyanggupinya, sudah terlanjur basah jadi biar basah sekalian. Toh besok pagi-pagi masih bisa mandi basah.<br />
<br />
Kami tidur berdampingan. Kepalanya disandarkan di bahuku. Berkali-kali ia mengecup pipi dan bibirku.<br />
“Thanks untuk malam ini Anto. Aku masih menginginkannya lagi”.<br />
“Kamu sering melakukannya Ling?” Aku bertanya asal saja. Aku tidak peduli dengan jawabannya, bahkan jika ia tadi siangpun baru bersetubuh dengan orang lain.<br />
“Jujur saja, sejak di Jakarta aku pernah beberapa kali melakukannya dengan pria Chinese. Namun kali ini luar biasa. Baru sekali ini aku melakukannya dengan pria Melayu”.<br />
“Ok, aku akan memuaskanmu malam ini. Kita istirahat dulu sebentar. Satu hal yang perlu diingat, bahwa kita, atau saya khususnya, melakukan ini just for fun. Tidak ada komitmen atau ikatan apapun”.<br />
Aling hanya diam saja tanpa mengeluarkan komentar.<br />
“Ling-ling, kamu tahu artinya kata ‘lingga’?” tanyaku.<br />
“Nggak tuh”.<br />
“Lingga dalam bahasa Sanskerta artinya adalah penis. Pantas saja penisku ingin merasakannya”.<br />
“Jahat kamu. Akkhh, jahat sekali kamu!” Ia memukul dan mencubitku.<br />
Kami masih ngobrol sampai setengah jam kemudian ketika mulutnya mulai menciumi dan menyusuri leherku. Ia menindihku dan menciumku dengan ganas.<br />
“Anto… Please, lagi.. Yuk”.<br />
<br />
Mulutnya terus bergerak ke bawah dan tahu-tahu Aling menjilati batang kejantananku dan mengisap buah zakarku. Kupalingkan mukaku ke samping untuk menahan rangsangan dan kugigit ujung bantal.<br />
Tiba-tiba secara refleks meriamku mengencang hingga hampir merapat di permukaan perutku ketika lidah Aling mulai menjilat kepalanya. Kukencangkan otot perutku sehingga meriamku juga ikut bergerak dan berdenyut-denyut.<br />
“Hmmm… Keras dan berdenyut. Pantas saja luar biasa nikmatnya,” komentar Aling sambil terus melakukan aktivitasnya.<br />
<br />
Kuangkat kepalaku dan kulihat Aling sedang asyik menjilat, menghisap dan mengulum meriamku. Kadang-kadang ia melihat ke arahku dan tersenyum. Ia memutar badannya sehingga kami dalam posisi 69. Ia semakin lincah menjilat dan memainkan penisku. Rambut kemaluannya tidak terlalu lebat. Bibir vaginanya kubuka dengan jariku. Terlihat bagian dalam vaginanya yang kemerahan. Sementara itu lidahku mulai menyusup di celah guanya, menjilati dinding dan klitorisnya. Ia terpekik ketika lidahku menekan keras klitorisnya dan ia semakin liar mengisap penisku. Dinding vaginanya mulai berair sehingga menimbulkan aroma khas yang segar. Kujilati lendirnya, terasa agak asin dan lengket. Kujepit klitorisnya dengan bibirku. Ia menggeliat liar dan menjepit kepalaku dengan pahanya. Isapannya pada penisku juga semakin kuat sehingga akupun juga harus menahan agar aku tidak kalah dalam pertarungan ini.<br />
<br />
Aling melepaskan kepalanya dari selangkanganku memutar badannya. Bibirnya menyambar bibirku. Kubalas dengan ganas dan kusapukan lidahku pada bibir dan masuk dalam rongga mulutnya. Lidah kami kemudian saling memilin dan mengisap. Tanganku mengembara ke selangkangannya dan kemudian jari tengahku masuk menerobos liang kenikmatannya sampai menemukan tonjolan kecil di dinding atasnya. Aling meremas dan mengocok meriamku. Meriamku semakin tegang dan keras. Kami saling memberikan stimulasi.<br />
<br />
“Ouououhhkkk Anto… Nikmat sekali… Puaskan aku sekali lagi,” ia memohon dengan suara tertahan.<br />
Kemudian tangannya mengurut dan menggenggam erat meriamku. Tangannya kemudian mengambil kondom, membuka bungkusnya dan kemudian memasangnya pada penisku.<br />
<br />
“Sorry To, namun ini harus kulakukan,” katanya sambil menatapku lembut. Aku hanya mengangguk saja. Tak lama kemudian kondom sudah terpasang sempurna di penisku. Ia meraih tissue dan kini ia sendiri yang mengelap vaginanya.<br />
<br />
Kurasakan pantat dan pinggul Aling bergoyang menggesek meriamku. Dan tanpa kesulitan kemudian kepala meriamku masuk ke dalam gua kenikmatannya.<br />
“Akhhh… Anto ayo kita sama-sama nikmati… Oukkkhhh”.<br />
Kujilati lehernya dan bahunya. Ia terus menggoyangkan pantatnya sehingga sedikit demi sedikit makin masuk dan akhirnya semua batang meriamku sudah terbenam dalam guanya.<br />
<br />
Aling bergerak naik turun untuk mendapatkan kenikmatan. Pantatnya bergerak maju mundur. Gerakannya berubah dari perlahan menjadi cepat dan semakin cepat sampai akhirnya dia berhenti karena kelelahan. Ia mengubah gerakannya menjadi ke kanan ke kiri dan berputar-putar. Pantatnya naik agak tinggi sehingga hanya kepala meriamku berada di bibir guanya dan bibir guanya kemudian berkontraksi mengurut kepala meriamku.<br />
<br />
Tidak terlalu kuat kontraksi otot vaginanya, hanya sedikit terasa meremas batang kemaluanku. Kemudian ia menggesek-gesekkan bibir guanya pada kepala meriamku sampai beberapa kali dan kemudian dengan cepat ia menurunkan pantatnya hingga seluruh batang meriamku tenggelam seluruhnya. Ketika batang meriamku terbenam seluruhnya badannya bergetar dan kepalanya bergoyang ke kanan dan kekiri. Napasnya terputus-putus.<br />
<br />
Kuisap putingnya yang sudah keras. Buah dadanya yang bulat dan padat terasa sangat nikmat di mulutku. Putingnya yang kemerahan tidak begitu besar namun sudah mengeras. Gerakannya semakin liar dan cepat. Tanganku memeluk punggungnya dengan erat sehingga tubuh kami merapat total. Ia juga memeluk diriku rapat-rapat. Kini gerakannya pelan namun sangat terasa. Pantatnya naik ke atas sampai kemaluanku hampir terlepas, tinggal ujung kepalanya yang berada di bibir vaginanya, dan ia menurunkan pinggulnya dengan cepat dan kusambut dengan gerakan pantatku ke atas. Kembali meriamku menembus guanya. Ia merinding dan menggelepar. Tangannya meremas rambutku dan mencakar punggungku, punggungnya melengkung menahan kenikmatan. Mulutnya merintih dengan kata-kata yang tidak jelas dan mengerang keras.<br />
“Anto… Ouhh Anto, aku mau dapat, aku tidak tahan mau kelu… ar,” desahnya.<br />
“Sshhh… Shhh”<br />
“Anto sekarang ouhhh… Aku dapat lagi… Sampai…” ia memekik. Tubuhnya mengeras, merapat di atasku dan kakinya membelit betisku. Pantatnya ditekan ke bawah dengan keras dan vaginanya menjadi sangat basah hingga terasa licin.<br />
Tubuh Aling mulai melemas. Keringatnya menitik di sekujur pori-porinya. Kemaluanku yang masih menegang tetap dibiarkan di dalam vaginanya.<br />
“Terima kasih jantanku. Kau sungguh hebat sekali. Aku puas dengan permainanmu. Berikan aku istirahat sebentar, lalu kita arungi lagi lautan ini…,” ia berbisik di telingaku.<br />
Kusambar bibirnya dengan bibirku dan kugulingkan ke samping. Penisku yang memang belum menuntaskan kewajiannya tentu saja masih keras.<br />
“Sebentar sayang, biarkan aku istirahat sebentar saja…”<br />
<br />
Aku tidak menghiraukannya. Kugenjot vaginanya sampai menimbulkan suara berdecak yang sangat merangsang. Ia diam saja menerima genjotanku, mungkin ia masih perlu beristirahat sebentar lagi.<br />
Vaginanya terasa sangat licin dan ditambah lagi kondisi otot vaginanya yang sudah kendor tidak terlatih, maka ronde ini juga tidak memberikan kenikmatan yang maksimal. Kucabut penisku dan kuambil tissue lagi untuk mengelap vaginanya supaya agak kering. Aku naik lagi ke atas tubuhnya. Kembali kuarahkan moncong meriamku ke sasaran. Kudorong pelan, meleset sampai beberapa kali. Kuangkat kedua kakinya dan kurenggangkan pahanya. Dengan tenaga penuh kudorong pantatku. Kini berhasil, dan langsung kugenjot dengan tempo perlahan saja. Lumayan, dalam keadaan dinding vagina kering begini baru bisa terasa nikmat.<br />
Aling kembali bangkit nafsunya setelah beberapa menit beristirahat. Iapun kemudian mengimbangi permainanku dengan gerakan pinggulnya. Kuganjal pantatnya dengan bantal sehingga kemaluannya agak naik. Kami berciuman dengan penuh gairah. Kaki kami saling menjepit dengan posisi silang, kakiku menjepit kaki kirinya dan kakinya juga menjepit kaki kiriku. Dalam posisi seperti ini dengan gerakan yang minimal dapat memberikan kenikmatan optimal, sehingga sangat menghemat tenaga.<br />
Kami makin terbuai dengan gerakan masing-masing. Kini kedua kakinya menjepit kakiku. Ia memutar-mutar pinggul dan membuat gerakan naik turun. Aku meremas, memilin serta mengisap payudaranya. Kami bisa saling memberikan kenikmatan.<br />
<br />
“Ouh.. Achch… Mmmhh… Ngngngnhhhk” Aling mendesah tertahan.<br />
Kugenjot pinggulku naik turun dengan irama tertentu. Kadang cepat kadang sangat lambat. Setiap gerakanku kubuat pinggulku naik agak tinggi sehingga penisku terlepas dari vaginanya, lalu kutekan lagi. Setiap penisku dalam posisi masuk, menggesek bibir vaginanya ia terpekik kecil. Kakinya bergerak dan kedua kakinya kujepit dengan kedua kakiku. Dalam posisi begini aku hanya menarik penisku setengah batang saja saja karena kalau sampai tercabut keluar susah untuk memasukkannya lagi. Namun keuntungannya jepitan vaginanya jadi sangat terasa.<br />
<br />
Kami mengubah posisi lagi, kembali dalam posisi konvensional. Kedua kakinya kuangkat ke atas bahuku, lututnya menempel pada perutnya. Dengan bertumpu pada tangan kubiarkan tubuhku melayang tanpa menempel pada tubuhnya. Hanya kemaluan kami saja yang saling berpaut.<br />
“Anto… Ouhh nikmat sekali, hebat sekali permainanmu…”<br />
Kuperkirakan sudah setengah jam kami bercinta, tenaga sudah mulai berkurang sehingga kuputuskan untuk segera mencapai puncak. Kupercepat gerakanku dan gerakannya juga semakin liar.<br />
“Ke atas sedikit Anto… Ya… Ya… Yeassh … Oooh,” pintanya. Kuturuti permintaannya. Aku menggeser tubuhku, sehingga penisku menggesek bagian atas vaginanya. Gesekan penisku dengan klitorisnya membuatnya merasa sangat nikmat. Bunyi deritan ranjang, erangan, bunyi selangkangan dan paha beradu seakan-akan berlomba. Tubuh kami sudah basah oleh keringat yang membanjir. Dinginnya udara kamar tak terasa lagi. Kurasakan ada aliran yang menjalar dalam penisku. Inilah saatnya akan kuakhiri permainan ini. Aling terengah-engah menikmati kenikmatan yang dirasakannya.<br />
<br />
“Aling… Ling sebentar lagi aku mau keluar…”<br />
Gerakanku semakin cepat hingga seakan-akan tubuhku melayang. Lututku mulai sakit.<br />
“Ayolah Anto aku juga mmmau kkkel… Uar. Kita sama-sama sam… Pai”.<br />
Ketika kurasakan aliran pada penisku tak tertahankan lagi maka kurapatkan tubuhku ke tubuhnya dan kulepaskan kakinya dari atas bahuku. Kakinya mengangkang lebar. Dalam posisi konvensional kuhunjamkan pantatku kuat-kuat sambil memekik tertahan.<br />
“Aling… Ling-ling… Ouh … Sekarang… Sekarang aku keluar”.<br />
“Ouh Anto aku… Juga… Keluar”.<br />
Kakinya membelit kakiku, kepalanya mendongak dan pantatnya diangkat. Kurasakan denyutan dalam vaginanya sangat kuat. Kutembakkan laharku sampai beberapa kali. Giginya dibenamkan dalam-dalam di dadaku sampai terasa pedih dan meninggalkan bekas merah. Napas kami masih tersengal-sengal, kucabut penisku dan menggelosor di sampingnya. Tangannya memeluk lenganku dan jarinya meremas jariku. Kami masih berpelukan dengan keringat yang membanjir.<br />
“Ling…”<br />
“Hmmh…”<br />
“Sepertinya kamu harus melatih otot vaginamu dengan senam Kegel”.<br />
“Apa itu?”<br />
Kujelaskan cara melatih otot PC dengan senam Kegel untuk meningkatkan kualitas hubungan intim. Iapun lalu mencoba dan tertawa ketika kusuruh ia memasukkan jarinya ke dalam vaginanya dan meremas dengan otot PC nya.<br />
<br />
“Boleh juga pengetahuanmu tentang ini. Tentunya pengalamanmu dengan wanita juga sudah banyak”.<br />
Hmmh, ini lagi, aku paling tidak suka melewati pertanyaan ini setiap kali kujelaskan kepada wanita yang kutiduri tentang pengetahuan dan teknik bercinta.<br />
<br />
Pagi harinya kami masih sempat melakukannya sekali lagi dengan tempo yang pelan. Setelah mandi dan berpakaian kerja, Aling mengantarku ke rumah agar aku berganti pakaian. Selanjutnya ia mengantarku sampai ke kantor. Untung masih pagi sehingga belum ada orang di kantor yang melihatku turun dari mobilnya.<br />
<br />
Kami masih berhubungan sampai beberapa bulan kemudian. Aling melakukan pengamanan dengan kontrasepsi suntik. Iapun juga melatih otot PC nya sehingga lama kelamaan kualitas hubungan intim kamipun semakin meningkat. Ia selalu tersenyum puas ketika kuhentakkan pantatku untuk mengakhiri permainan. Lendir dalam vaginanya juga sudah berkurang karena kusarankan ia minum jamu tradisional.<br />
<br />
Namun kemudian lama-kelamaan kami mulai mengurangi frekuensi pertemuan. Ia takut kalau nantinya hubungan kami menjadi serius dan ia justru tidak bisa melupakanku. Ia sebenarnya mau saja untuk menikah dengan pria pribumi, namun aku sendiri yang belum ingin terikat. Lagipula bagaimanapun juga ia sudah memiliki seorang anak. Saat terakhir kami bertemu, kami melakukannya di sebuah cottage di Ancol. Dua hari dua malam kami melampiaskan gairah kami.<br />
<br />
Setahun kemudian ia menelponku untuk memberitahukan bahwa ia akan menikah dengan seorang pria Chinese pilihannya. Ia mengucapkan terima kasih untuk pengalaman dan kenangan bersamaku. Calon suaminya sudah merasakan permainannya di atas ranjang dan mendapatkan kenikmatan serta sensasi yang luar biasa, katanya.<br />
<div>
<br /></div>
anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-65536952012434336242015-09-12T05:11:00.000-07:002015-09-12T05:11:03.455-07:00Cerita Dewasa: Enak nya Memek Gadis ChinaNikmatnya Memek Gadis Cina Yang Becek – Aku berjalan ke pintu pagarnya dan kulihat Aling menutup pintunya. Ketika aku membuka pintu pagar kulihat bayangan di balik korden jendela. Aku putuskan apa salahnya mencoba keberuntunganku malam ini. Aku akan kembali masuk ke dalam rumahnya dan berdalih mengambil sesuatu yang tertinggal. Belum sempat aku mengetuk pintu, Aling telah membuka pintu dan menarik tanganku ke dalam rumahnya. Aku tahu saat ini aku tidak bisa mengelak lagi.<br />
<br />
Begitu pintu tertutup, maka Aling sudah berada dalam pelukanku. “Kalau aku salah tangkap atas sikapmu maafkan aku dan aku akan pulang, namun…,” kataku memancingnya. Belum selesai aku berbicara, Aling telah mencium pipiku dan membalas memelukku. “Kamu sadar Ling, kemana arah kita ini?” tanyaku lagi. “Aku sangat sadar dan menginginkanmu malam ini. Please… Anto,” ia mendesah. Kucium bibir tipisnya dengan lembut. Ia membalasnya dan lama kelamaan ciuman kami sudah menjadi lumatan yang ganas.<br />
<br />
Lidahku menerobos masuk ke dalam ke mulutnya dan menyapu langit-langit mulutnya. Aling menggeliat dan membalas ciumanku dengan membalas mendorong lidahku. Lidahnya kusedot dan tanganku mulai bekerja di dadanya. Kuremas dadanya dengan lembut. Payudaranya masih terasa padat. Jariku menjalar dari dada ke arah perut terus ke bawah hingga ke pahanya. Kuusap pahanya dari luar celana pendeknya.<br />
<br />
Lidahku kini beraksi menggelitik lubang telinganya. Aling mulai membuka kancing kemejaku satu per satu. Ketika semua kancing kemejaku sudah terlepas, maka ia mengusap dadaku dan merebahkan kepalanya. Aku memeluknya sambil berjalan ke kamarnya. Sambil berjalan kuusap pinggulnya. Tubuhnya padat dan kencang.<br />
<br />
Sampai di dalam kamar kusapukan bibirku ke lehernya dan pelan-pelan bergerak ke bawah sambil menciumi dan menjilati leher mulusnya. Aling semakin merepatkan tubuhnya ke tubuhku, dadanya yang padat menekan keras dadaku. Dengan perlahan ia melepas bajuku. Kembali diiusap -usapnya dadaku dan putingku dijilatinya dengan lembut. Kusingkapkan kausnya dan kubuka lewat kepalanya. Payudaranya tertutup BH warna merah yang tampak kontras sekali dengan warna kulitnya. Tangannya menarik ritsluitingku dan kemudian membuka celana panjangku. Tanganku pun tak mau kalah membuka celana pendeknya. Aku mendorongnya ke ranjang dan kutindih tubuhnya. Tanganku bergerak ke punggungnya dan membuka BH -nya. Dadanya kini terbuka polos di hadapanku. Buah dadanya membulat cukup besar dan kencang dengan putingnya yang berwarna kemerahan mengeras dan berdiri tegak.<br />
<br />
Muluku menyusuri wajah, bibir dan lehernya. Aling mendorong lidahnya jauh ke dalam rongga mulutku kemudian memainkan lidahku dengan menggelitik dan memilinnya. Sesekali lidahku membalas mendorong lidahnya. Kami saling memilin lidah dan berpagutan ganas hendak menuntaskan gairah birahi yang semakin meninggi. Tanganku memilin puting serta meremas payudaranya. Tanganku bergerak ke bawah dan menarik celana dalamnya. Ia sedikit mengangkat pantatnya agar memudahkanku melepas celana dalamnya. Payudaranya yang sebelah kiri kuisap dan kujilati, sementara yang sebelah kanannya kuremas dengan tangan kiriku. Kulakukan demikian berganti -ganti<br />
Aling mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit. Kuamati sejenak kulit tangannya dan tanganku. Terasa sangat kontras, kulitku coklat gelap sementara kulitnya putih mulus khas bangsa Chinese. “Upps… Anto. Ououououhhh… Nghgghhh, Anto ayo teruskan… Ouuhhh… Anto” Aling melenguh.<br />
<br />
Payudaranya kukulum habis. Aling menggoyang -goyangkan kepalanya menahan desakan kenikmatan. Kucium lehernya sampai ke tengkuk. Akupun sudah tidak tahan. Kejantananku sudah mengeras, siap untuk menuntaskan gairah yang terpendam. Tangannya menurunkan celana dalamku sampai ke paha dan dengan kakinya ia melepas celana dalamku. Ia berbisik di telingaku, “To, pakai kondom. Ambil di bawah bantal. Sorry, tapi aku tidak mau kejadian yang dulu terulang lagi. Lain kali aku akan pakai kontrasepsi lainnya, mungkin kurang nikmat namun kali ini tidak ada cara lain<br />
<br />
Kuambil kondom di bawah bantalnya dengan muka heran. Ia tersenyum, “Jangan berpikiran yang bukan -bukan. Selama ini aku tidak menyimpan kondom di rumah, tapi kamu ingat kalau aku tadi singgah ke apotik kan?” Kurobek pembungkusnya dan segera kupasang kondom dengan rapi di penisku yang sudah sangat keras. Kukocok sebentar untuk meyakinkan ketegangan penisku. Perlahan kumasukkan kejantananku ke dalam liang kemaluannya. Ketika kepala penisku sudah melewati bibir guanya maka kudorong dengan satu hentakan keras sehingga ia melenguh. “Uuuhhh… Anto… Auuw,” katanya. Kudorong kejantananku dengan keras dan penuh tenaga. Kini kejantananku sudah bergerak maju mundur di dalam lorong kenikmatannya.<br />
<br />
Kucabut kemaluanku, kutahan dan kukeraskan ototnya kemudian pelan-pelan kugesekkan dan kemudian kumasukkan kepalanya saja ke bibir guanya yang lembab dan merah. Aling terpejam menikmati kontraksi kemaluanku pada bibir kemaluannya. “Hgggk… Ouhhh.. Nikmat To…” Dia menjerit tertahan ketika tiba-tiba kusodokkan kemaluanku sampai mentok ke rahimnya. Kumaju mundurkan dengan pelan setengah batang sampai lima hitungan kemudian kusodokkan dengan kuat sampai semua batangku amblas.<br />
<br />
Aling menggerakkan pinggulnya memutar dan naik turun sehingga kami sama-sama mengalami kenikmatan yang luar biasa. Kusedot payudaranya sampai ke pangkalnya dan kumainkan putingnya dengan lidahku.<br />
Aku pernah dengar bahwa kemaluan wanita Chinese lebih basah dan becek dibandingkan milik wanita Melayu. Ternyata memang benar. Vagina Alingpun terasa becek dan sangat licin. Kuraih tissue di atas kepala ranjang. Kucabut kejantananku sesaat dan kulap vaginanya dengan tissue. Aling kelihatannya tidak suka, namun kubisikkan. “Sorry Ling, terlalu basah. Ditambah dengan memakai kondom, sangat jauh kenikmatan yang kuharapkan”. Iapun mengerti, namun dengan cepat ia meraih kejantananku dan langsung mengarahkannya pada vaginanya. Pantatnya naik menyambut penisku. Kini keadannya agak lumayan, meskipun belum sepenuhnya memenuhi keinginanku. Aku lebih mengandalkan kontraksi penisku untuk menstimulirnya.<br />
<br />
Kami sama-sama bergerak untuk mendapatkan kenikmatan. Semakin lama gerakan kami semakin cepat dan liar. Dalam posisi kemaluanku terbenam seluruhnya aku menciumi bibir, leher dan payudaranya serta menggerakkan otot kemaluan. Aling bergetar menggigil menahan kenikmatan.<br />
<br />
Ia menggigit dadaku dan tangannya memukul-mukul punggungku seperti histeris. “Auuhkhh… Terus… Teruskan.. Anto.. Nikmat.. Ooh” Kakiku bergerak sehingga kedua kakiku berada dalam posisi di luar kedua kakinya.. Aku menghentikan kontraksiku dan mulai menggenjot lagi. Aling seperti seekor kuda betina dari padang gurun. Tubuhnya seakan melonjak-lonjak dan sukar dikendalikan. Akhirnya tidak ada suara apapun di dalam kamar itu selain desah napas kami yang memburu beradu dengan suara paha bertemu dan derit ranjang. Keringat sudah membanjir di tubuh kami. Kupacu kuda betinaku mendaki lereng terjal kenikmatan. Kami saling memagut, mencium dan menjilati bagian tubuh pasangan kami. Kubuka lagi kedua kakinya, kini kakinya yang membelit pinggangku. Matanya terpejam dan mulutnya setengah terbuka seperti ikan di dalam kolam yang kering. Badannya menggantung di tubuhku.<br />
<br />
Kini aku siap untuk menembakkan peluruku. “To… Anto, sebentar lagi Anto… Aku mau sampai”. “Ling Ouh… Akupun juga sayang, kita sama-sama…” “Sekarang To sekarang… Ouuhhh” Aku merasakan aliran yang kuat menerjang keluar dari lubang kejantananku. Aku mengejang ketika aliran kepuasan tersebut membersit keluar.<br />
“Anto… Agghhh” kakinya menjepit kakiku dan mengejang sehingga kejantananku seperti tertarik mau keluar dari vaginanya. Aku tetap menekan pinggulku menahan agar penisku tetap berada dalam vaginanya. Matanya terpejam, tangannya meremas rambutku, mulutnya mengerang menyebut namaku. Kemaluan kami masih saling berdenyut sampai beberapa detik. Setelah beberapa saat kemudian keadaan menjadi sunyi menyusul napas kami yang mulai teratur. Kami saling membersihkan diri di bawah shower.<br />
<br />
Ketika kembali ke kamar ia memintaku untuk menginap di rumahnya saja. Akupun menyanggupinya, sudah terlanjur basah jadi biar basah sekalian. Toh besok pagi-pagi masih bisa mandi basah. Kami tidur berdampingan. Kepalanya disandarkan di bahuku. Berkali-kali ia mengecup pipi dan bibirku. “Thanks untuk malam ini Anto. Aku masih menginginkannya lagi”. “Kamu sering melakukannya Ling?” Aku bertanya asal saja. Aku tidak peduli dengan jawabannya, bahkan jika ia tadi siangpun baru bersetubuh dengan orang lain. “Jujur saja, sejak di Jakarta aku pernah beberapa kali melakukannya dengan pria Chinese. Namun kali ini luar biasa. Baru sekali ini aku melakukannya dengan pria Melayu”. “Ok, aku akan memuaskanmu malam ini. Kita istirahat dulu sebentar. Satu hal yang perlu diingat, bahwa kita, atau saya khususnya, melakukan ini just for fun. Tidak ada komitmen atau ikatan apapun”. Aling hanya diam saja tanpa mengeluarkan komentar. “Ling -ling, kamu tahu artinya kata ‘lingga’ ?” tanyaku. “Nggak tuh”. “Lingga dalam bahasa Sanskerta artinya adalah penis. Pantas saja penisku ingin merasakannya”. “Jahat kamu. Akkhh, jahat sekali kamu!” Ia memukul dan mencubitku. Kami masih ngobrol sampai setengah jam kemudian ketika mulutnya mulai menciumi dan menyusuri leherku. Ia menindihku dan menciumku dengan ganas. “Anto… Please… lagi.. Yuk”. Mulutnya terus bergerak ke bawah dan tahu -tahu Aling menjilati batang kejantananku dan mengisap buah zakarku. Kupalingkan mukaku ke samping untuk menahan rangsangan dan kugigit ujung bantal.<br />
<br />
Tiba -tiba secara refleks meriamku mengencang hingga hampir merapat di permukaan perutku ketika lidah Aling mulai menjilat kepalanya. Kukencangkan otot perutku sehingga meriamku juga ikut bergerak dan berdenyut -denyu t. “Hmmm… Keras dan berdenyut. Pantas saja luar biasa nikmatnya,” komentar Aling sambil terus melakukan aktivitasnya.<br />
<br />
Kuangkat kepalaku dan kulihat Aling sedang asyik menjilat, menghisap dan mengulum meriamku. Kadang-kadang ia melihat ke arahku dan tersenyum.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcgs_Vi16rQhN69zWxtXguPROuCTRuHFnSyt_9Qfl3PgINhia-xWLQeZ9Fc0uE46IPldTtYi2418jxlxk0-c56M7HpXaIBGGDNOR6Acn6FBandkLkYX-KmwZKMS-Kzs91iytLe7cltk0xd/s1600/cewek+jepang+vs+manga+002.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcgs_Vi16rQhN69zWxtXguPROuCTRuHFnSyt_9Qfl3PgINhia-xWLQeZ9Fc0uE46IPldTtYi2418jxlxk0-c56M7HpXaIBGGDNOR6Acn6FBandkLkYX-KmwZKMS-Kzs91iytLe7cltk0xd/s320/cewek+jepang+vs+manga+002.jpg" width="228" /></a></div>
anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-67328188027849626562015-09-09T06:33:00.000-07:002015-09-09T06:33:21.821-07:00Cerita Dewasa: Habis Tamatan Sekolah Perawan Gue Di Ambil<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGPaLQ5WsL9BPq-tJPz3PE8EC1z-vetK4bOWKPMHexJ8tgafyb028xE32Oy3q__L-64CG8EBxmEhBRTdyJ2Zx2_Xiw7lcXG4NvwUMoWV9KsbagaJ2sU-xGyoKE2YixiW8Tsg3Y2_1Gv6ye/s1600/images+%25284%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGPaLQ5WsL9BPq-tJPz3PE8EC1z-vetK4bOWKPMHexJ8tgafyb028xE32Oy3q__L-64CG8EBxmEhBRTdyJ2Zx2_Xiw7lcXG4NvwUMoWV9KsbagaJ2sU-xGyoKE2YixiW8Tsg3Y2_1Gv6ye/s1600/images+%25284%2529.jpg" /></a></div>
Namaku Vita, umurku saat itu masih 22 tahun dan aku termasuk gadis yang lugu dan pendiam, tapi teman teman kantorku bilang aku adalah gadis yang sangat cantik jika tidak judes. Aku merasa sangat bersyukur dikaruniai wajah yang cukup cantik dengan tubuh yang tinggi dan langsing serta kulit yang putih mulus.<br />
<br />
<br />
Sahabat wanitaku bilang, kalau di kantor cowok-cowok selalu membicarakan aku dan mereka selalu memperhatikan aku, apalagi kalau aku sedang mengenakan rok span dan blouse ketat busana kerjaku. Mereka bilang tubuhku sangat seksi dengan buah dada besar yang aku miliki, tapi aku tidak peduli dengan komentar mereka. Banyak dari mereka yang berusaha mendekatiku tapi aku masih takut dan enggan untuk menanggapinya, aku lebih senang sendirian, aku merasa bebas dan tidak terikat. Singkat cerita aku diundang untuk menghadiri reuni SMA tempatku sekolah dulu, maklumlah sejak lulus SMA sampai saat kuliah dan bekerja, kami memang sudah sangat jarang bertemu.<br />
<br />
<br />
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam saat aku tiba di pelataran parkir sebuah kafe di bilangan Jakarta selatan, tempat reuni SMA ku di adakan, saat itu aku mengenakan pakaian kerja, rok span hitam dan kemeja putih dan aku memadukannya dengan blazer hitam, aku memang tidak sempat berganti pakaian karena kesibukanku di kantor, tapi tak apalah, dengan pakaian ini aku cukup PD untuk bertemu dengan teman teman SMAku, pikirku. "Aduh.. Tuan putri ini makin cantik aja..!!" seru Nina, kawan satu kelasku waktu di SMA. Hari itu aku merasa sangat senang, bertemu dengan teman teman SMA-ku, acaranya juga cukup meriah, di hadiri oleh lebih dari seratus orang, yang semuannya adalah alumni sekolahku.<br />
<br />
<br />
"Astaga.. Sudah jam berapa nih..!!" gumanku di sela hingar bingar musik, aku sampai lupa waktu karena asyik ngobrol dengan teman temanku. "Nanti aja pulangnya Vit..!!" seru Cindy sambil menarikku ke depan panggung, saat itu di atas panggung sedang di pentaskan live music dan tampak beberapa pasangan tampak asyik ber slow dance mengikuti alunan music yang memang sedang berirama pelan. Terus terang saat itu aku memang terbawa suasana pesta, sayang kalau aku harus pulang cepat pikirku, aku malah ikut ikutan menenggak wine. Seumur hidup baru kali ini aku minum minuman keras, sehingga kepalaku terasa pusing, apalagi music sudah berubah menjadi house music dan hip hop membuat kepalaku makin berputar putar tak karuan.<br />
<br />
<br />
"Ayo Vit..!! kapan lagi.. Belum tentu setahun sekali nih acara ini di buat..!!" seru Nina sambil menari- nari dan menjerit jerit histeris. Kayaknya Nina sudah mulai mabok nih..!! Pikirku. Tiba tiba aku merasa lenganku di tarik oleh seseorang, rupanya Suryo dia teman satu kelasku saat aku kelas tiga, "Ayo Vit.. Kita melantai..!!" ujar Suryo sambil menarikku ke atas panggung. "Nggak mau ahh.. Yo, lagi pusing nih..!!" keluhku, tapi Suryo tetap saja menggandengku, mau tidak mau aku jadi mengikutinya ke atas panggung, aku mulai menggerak gerakan tubuhku mengikuti alunan music yang menghentak hentak, aku sudah setengah sadar akibat pengaruh wine yang ku minum tadi dan aku juga benar benar terhanyut dalam histeria suasana pesta, sehingga aku tidak bisa lagi mengontrol gerakan tubuhku, gerakanku menjadi lebih berani dan terkesan erotis, sementara Suryo sudah berada dibelakang tubuhku, mengikuti dan mengimbangi gerakanku.<br />
<br />
<br />
Dan anehnya aku sangat menikmati suasana tersebut, padahal selama ini aku terkenal sangat anti dengan hal yang berbau dugem. Ah.. Nggak apa apa deh sekali ini aja.. Pikirku. "Buka.. Buka.. Buka..!!" kudengar teriakan teman-temanku sambil bertepuk tangan menyuruhku membuka kemejaku, aku sempat terkesiap mendengar teriakan mereka. Kulihat ke arah samping, beberapa teman wanitaku memang sedang membuka pakaian bagian atas mereka, bahkan Nina sudah mulai membuka branya sehingga sebelah payudaranya tampak sudah menyembul keluar dan langsung di sambut dengan tepuk tangan dan teriakan riuh rendah dari teman temanku.<br />
<br />
<br />
Anehnya walaupun agak risih, akhirnya aku mau saja menuruti kemauan teman teman ku itu, entah karena pengaruh wine atau mungkin aku sudah begitu terhanyut dengan suasana pesta tersebut, sambil tetap menggoyang goyangkan tubuhku, ku lepaskan blazerku dan perlahan lahan kubuka kancing kemeja putihku satu persatu sampai terlepas seluruhnya sehingga bra hitam yang kukenakan tampak jelas terlihat. Sementara lengan Suryo mulai memegang pinggangku dari belakang, sambil tetap mengikuti gerakanku.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Aku terus terhanyut dengan alunan musik yang menghentak hentak itu, sesekali ku angkat kedua tanganku ke atas, meraih rambut panjangku dan menariknya ke arah belakang sambil tetap menggerak gerakkan tubuhku, tiba tiba aku tersadar saat tangan Suryo berusaha melepaskan braku. "Apa apan kamu Yo..!!" jeritku sambil mendekap dadaku, saat itu kancing belakang braku sudah terlepas, perbuatan Suryo itu langsung menyadarkanku dari pengaruh wine dan suasana pesta. "Brengsek kamu.. Apa yang kamu lakukan..?" teriakku sambil berusaha merapikan kembali kemejaku.<br />
<br />
<br />
Tapi sepertinya Suryo tidak mengindahkan teriakanku, tangannya dengan sigap langsung memeluk tubuhku dari belakang, membuat aku tidak bisa meronta dan melepaskan diri dari himpitan tubuhnya, sementara sebelah tangannya merenggut paksa bra yang kukenakan hingga terlepas dan jatuh ke lantai, sehingga kini tubuh bagian atasku terlihat jelas dan menjadi tontonan untuk teman- temanku yang langsung menyambutnya dengan sangat antusias.<br />
<br />
<br />
"Suryo..!! Hentikan.. Lepaskan saya.. Kurang ajar.. Kamu..!!" jeritku sambil terus meronta dari himpitan dan pelukannya, tapi Suryo malah makin beringas, dia malah menarik dan menyeretku ke arah belakang panggung, di tempat ini sinar lampunya lebih redup dan agak tersembunyi dari pandangan teman temanku, tangannya dengan buas terus meremas remas ke dua buah dadaku, sementara mulutnya juga terus menciumi sekujur leherku, aku masih terus menjerit jerit dan meronta, tapi Suryo tetap saja tidak menghentikan perbuatannya, malah dia semakin nekat. "Kamu sebaiknya diam aja, daripada nanti gua perkosa beneran..!!" bentaknya, dengan nada galak. Otakku buntu, mendengar ancamannya, aku tak mampu berpikir lagi bagaimana caranya untuk menghindar dari cengkeraman Suryo.<br />
<br />
<br />
Mungkin ini juga karena kesalahanku. Karena terlalu terhanyut dengan suasana pesta, keluhku menyesali kebodohanku sendiri. Aku masih mematung ketika mulutnya mulai menciumi Buah dadaku dan lalu mengulum putingku. Sementara tangan kirinya meremasi buah dada kananku. Aku benar-benar bagai boneka yang diam saja, padahal bahaya mengancamku. Hanya ada satu rasa..<br />
<br />
<br />
Ketakutan yang amat sangat. Sampai saat Suryo menyingkapkan rokku ke arah atas dan mulai meremasi buah pantatku, Aku masih tak mampu bereaksi. Bahkan tanpa kusadari tubuh bagian bawah Suryo sudah mulai menggesek gesek daerah sekitar selangkanganku. Tapi ketika dia mulai memelorotkan celana dalamku dan bersiap menghujamkan batang penisnya ke selangkanganku, Aku terkesiap, mendadak kesadaranku pulih. Aku berontak keras, sekuat tenaga melepaskan dari dekapannya.<br />
<br />
<br />
"Jangan jangan..!! Lepaskan..!! Saya masih perawan Yo..!!" jeritku panik dan ketakutan, sambil kugerakkan tubuhku ke arah depan, menjauhkan vaginaku dari batang penisnya. "Diam Vit..!! Layani gua baik-baik, atau gua paksa..!!" ancam Suryo. Aku tetap berontak. "Kalau nggak mau diam gua tampar lu" "Hentikan.. Atau saya laporkan ke teman-teman!!" bentakku tegas. Mendadak Aku punya kekuatan untuk membentaknya, tiba tiba pelukannya mengendor. Kugunakan kesempatan ini untuk melepaskan diri. Suryo tidak mencoba menahanku.<br />
<br />
<br />
Aku berhasil lepas! "Kamu cantik.. Dan Tubuhmu bagus.." guman Suryo. Aku cepat-cepat mengenakan kembali celana dalamku yang melorot dan membereskan pakaianku, kini Suryo yang mematung. Matanya tajam memandang ke arahku. "Baiklah.. Gua minta maaf untuk kejadian ini.. Habis kamu cantik sekali sih Vit, gua jadi lupa diri.." Aku diam. "Kamu masih mau jadi temanku kan?" Aku tetap diam sambil memandangnya dengan penuh kemarahan.<br />
<br />
<br />
"Saya enggak akan mengganggu kamu lagi Vit, tapi sebenarnya saya sudah tertarik dengan kamu dari dulu" Aku makin jijik mendengar kata katanya. "Oke, saya tunggu sampai kamu bersedia melayani gua tanpa gua paksa..!!" ujarnya kesal, sambil berjalan menjauh dari tubuhku, aku sempat menarik nafas lega. Tapi tiba-tiba Suryo menyergap dan memegang kedua bahuku dan lalu mencium bibirku. Aku sangat kaget mendapat serangan tak terduga ini, aku kontan berontak.<br />
<br />
<br />
Tapi Suryo malah memelukku lebih kencang. Sehingga aku Makin tidak dapat bergerak. Dia semakin mempererat pelukannya. Aku menyerah, toh dia hanya menciumku. Dilumatnya bibirku dengan ketat, Aku diam membiarkan, tak berreaksi. Bibirnya melumat habis bibirku, Aku masih mematung, tak membalas lumatannya juga tak berdaya untuk melepaskannya Lalu lidahnya mulai menyapu-nyapu bibirku dan diselipkan ke mulutku.<br />
<br />
<br />
Aku merinding. Baru sekali ini bibirku di lumat oleh lawan jenis dan tiba tiba aku kembali dilanda oleh ketakutan yang amat sangat. Tangan kanannya membuka kembali kancing kemejaku, lalu telapak tangannya merabai bulatan buah dadaku. Tubuhku bergetar karena ketakutan dan Aku mulai kembali meronta. Dadaku serasa sesak dan sulit bernafas karena lumatan mulutnya di bibirku.<br />
<br />
<br />
Dengan cepat seluruh kancing kemejaku kembali dilepaskannya sehingga tubuh bagian atasku kembali terbuka. Kemudian Suryo memutar tubuhnya, sehingga posisinya kini kembali berada di belakangku, lalu dia mendorong tubuhku hingga rebah ke atas meja yang di gunakan untuk meletakkan alat alat sound system, Entah kenapa Aku merasa tubuhku tiba tiba lemas. Demikian pula ketika Suryo mulai menindih tubuhku dari arah belakang. Tangannya menyingkapkan kemejaku ke atas dan lidahnya mulai menjilati sekujur punggung dan pundakku, sementara satu tangannya meraih buah dadaku dan meremasnya dengan kasar.<br />
<br />
<br />
"Lepaskan..!! Tolong.. Tolong..!!" teriakku sangat ketakutan ketika tangannya bergerak menyusup ke sela sela rok-ku, kemudian jari- jarinya menyusup ke balik celana dalamku dan menggosok-gosok selangkanganku. Aku terus meronta dan berteriak minta tolong, sampai tenggorokanku serak tapi sepertinya teriakkanku tertelan oleh suara hingar bingar musik. Tiba tiba Suryo dengan sigap menyingkapkan rok ku dan langsung memelorotkan celana dalam yang kukenakan sampai sebatas lutut. "Jangan..!! Tolong..!! Jangan perkosa saya..!!" jeritku panik karena merasa vaginaku sudah tidak tertutup dengan apa apa lagi, sambil makin memperkuat rontaanku, Dan berusaha mengatupkan ke dua belah pahaku sekuat tenagaku. Aku masih terus menjerit dan meronta sekuatnya ketika dia dengan paksa berhasil membentangkan pahaku lebar- lebar.<br />
<br />
<br />
Aku makin menjerit histeris dan putus asa saat ku rasakan batang penisnya mulai menempel di selangkanganku. Detik berikutnya penis hangat itu telah menggosoki vaginaku.. Saat berikutnya lagi benda hangat itu terasa tepat menekan bibir vaginaku.. Lalu kurasakan tekanan.. Sehingga bibir vaginaku terasa sesak.. Aku tersentak.. Secara refleks pahaku menutup, tapi Suryo berhasil membukanya lagi dan mencoba menusukan batang penisnya lebih dalam lagi. "Oh.. Ini tidak boleh terjadi..!!" pikirku.<br />
<br />
<br />
Aku mengatupkan pahaku lagi. Tapi, seberapalah kekuatanku melawan Suryo yang telah di liputi nafsu bejad ini? Kedua belah tangan kuatnya menahan katupan pahaku dan batang penisnya mulai menekan lagi. Tangannya boleh menahan pahaku, tapi Aku masih punya ruang untuk menggerakkan pinggulku dan membawa hasil, batang penisnya terpeleset! Tapi itu malah membuat Suryo menjadi lebih penasaran, dengan kasar dibukanya lagi pahaku lalu dia mulai mengarahkan batang penisnya langsung ke liang vaginaku, kemudian ditekannya kuat kuat, dan.. Ohh.. Kurasakan benda hangat itu mulai menusuk. Rasanya kepala penisnya telah masuk. Pegangan tangannya pada pahaku kurasakan mengendor..<br />
<br />
<br />
Kugunakan kesempatan ini untuk menutupkan pahaku kembali. Tapi tekanan tusukannya tak berkurang, justru bertambah, sehingga batang penisnya tak lepas dari liang vaginaku. Malahan seolah aku menjepit kepala penisnya yang telah masuk itu. Rasanya Aku mulai menyerah, tak ada gunanya melawan Suryo yang sudah di liputi oleh nafsu bejadnya itu, aku sudah tidak mampu berontak lagi untuk mempertahankan kehormatanku. Air mataku meleleh.. Aku menangis. Tapi, tiba tiba Suryo dengan cepat menarik batang penisnya lalu tubuhnya rebah di atas tubuhku. Detik berikutnya kurasakan cairan hangat membasahi punggung dan rok hitamku yang tersingkap.<br />
<br />
<br />
Aku sedikit lega, rupanya Suryo telah keluar.. Walaupun belum penetrasi. Belum? Tepatnya belum sempurna. Aku yakin baru kepala penisnya saja yang masuk. Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa tadi memang belum terjadi sesuatu. Suryo gagal memaksakan kehendaknya untuk memperkosaku, aku sangat bersyukur karena kegadisanku masih utuh dan tidak berhasil di renggut oleh Suryo.<br />
<br />
<br />
Hanya sebentar dia menindih tubuhku, Suryo lalu bangkit. Merapikan kembali pakaiannya dan pergi meninggalkanku, tanpa berkata sedikitpun. Aku pun langsung berdiri, dengan tangan masih gemetar, buru buru ku bereskan letak pakaianku, lalu bergegas menuju pintu keluar, aku tidak mempedulikan lagi sapaan teman temanku, tujuanku hanya satu.. Ingin cepat cepat pulang..<br />
<br />
<br />
Aku makin mempercepat langkahku menuju ke arah mobilku yang ku parkir di ujung bangunan ini, buru buru kuambil kunci mobil dari tasku dan langsung membuka pintu mobil saat tiba tiba muncul dua orang laki laki dari mobil yang di parkir di belakangku. "Oh..!!" Aku Kaget bukan kepalang, tapi terlambat untuk berteriak ketika salah seorang diantara mereka langsung menyergapku dan membekap mulutku, aku hanya bisa melihat yang berdiri di depanku adalah Suryo, dia menyeringai ke arahku, sepertinya dia tidak terima dengan kegagalannya tadi. Sementara yang seorang lagi aku tidak tahu.<br />
<br />
<br />
Kemudian dengan mulut yang masih terbekap mereka menyeretku dan memaksaku masuk ke sebuah mobil minibus milik mereka, kulihat bangku bangku mobil itu sudah di rebahkan, hingga rata, membuat orang yang membekap mulutku, leluasa untuk menarikku ke arah dalam. Lalu tanpa bersuara Suryo langsung masuk dan menutup pintu mobil. Tiba-tiba Aku sadar akan bahaya yang kembali mengancamku. Celaka..!! "Jangan..!!" gumanku. "Sstt.." jawab Suryo sambil memberi tanda menyilangkan jari di bibirnya dan mendekatiku. Kedua tangannya memegang bahu kanan kiriku.<br />
<br />
<br />
Lalu sebelah tangannya membelai pipiku. "Vita.." panggilnya dengan suara pelan. Membuat Lidahku langsung kelu. "Gua minta kamu rela dan jangan melawan..!!" jarinya merabai bibirku. "Jangan..!!" jeritku saat aku berhasil melepaskan mulutku dari bekapan temannya. Tapi jeritanku langsung terhenti karena bibir Suryo cepat menutup bibirku dan lalu melumatnya dengan kasar. Kedua belah tangannya merangkul tubuhku.<br />
<br />
<br />
Aku dipeluknya erat sekali. Sementara kedua tanganku di pegang dengan erat oleh temannya. Aku berhasil melepas ciuman, tapi tak mampu melepaskan rangkulannya. "Kumohon..!! Jangan" kataku mengiba. Dadaku diremasnya. Aku menjerit. Tangannya pindah ke pantatku, diremasnya pula. Aku makin menjerit. Masih sambil memeluk tubuhku Disingkapkannya rok ku dan Suryo langsung memelorotkan celana dalamku. Gerakan yang tiba-tiba dan tak terduga ini gagal kucegah. Lalu Suryo bergerak membenamkan wajahnya di antara selangkanganku.<br />
<br />
<br />
Kututup pahaku hingga menjepit kepalanya. Gerakanku membuat Suryo langsung bangkit melepaskan jepitan pahaku. "Brengsek kamu Vit..!! Mau di kasih enak kok ngelawan terus..!! Nikmati aja..!!" "Jangan..!!" kataku setengah menangis. "Sekali ini saja, sesudah itu saya tidak akan ganggu kamu lagi, Vit..!!" Lalu tangan Suryo kembali membuka pahaku. Percuma. Sia-sia saja melawan gerakan Suryo yang kuat apalagi ku rasakan cengkeraman di kedua tanganku makin erat, membuat aku semakin putus asa, akhirnya Kubiarkan suyo menjilati liang kewanitaanku.<br />
<br />
<br />
Aku merasa amat malu dan terhina di perlakukan seperti ini Tapi Aku hanya bisa menangis dan pasrah. Semoga dia tidak sampai memperkosaku.. Aku muak di perlakukan seperti ini, tapi Aku tak berdaya melawannya. Aku benci..!! Aku menyesali diriku sendiri yang tak berdaya melawan, dalam keadaan frustasi begini apa yang bisa kulakukan selain menangis..<br />
<br />
<br />
Apalagi kini Suryo telah membuka resleting celananya dan mengeluarkan batang penisnya yang sudah tegang dan keras, benda yang pernah sebentar memasuki liang kewanitaanku dan kini akan memasukinya lagi. Tangisanku yang sesenggukan tidak menghentikan gerakan Suryo yang sudah membentangkan pahaku dan siap menusukan batang penisnya.<br />
<br />
<br />
Suryo kemudian merangkak dan mulai menindihku. "Jangan..!!" gumanku lemah, saat Suryo mulai melepaskan kancing kemejaku, aku masih sesenggukan. "Sekali ini saja.. Vit.!!" "Lepaskan saya..!!" pintaku memelas sambil terus menangis saat Suryo mulai menciumi dan mengulum putting buah dadaku. "Buah dada kamu besar padat sekali.. Sungguh indah" sambungnya sambil terus mengulum payudaraku kiri dan kanan.<br />
<br />
<br />
"Kamu cantik sekali.. Vit..!!" katanya lagi sambil tangannya terus meraba dan menggerayangi seluruh tubuhku. " Itulah kenapa tadi gua cepet keluarnya..!!" Akunya. Aku hanya bisa diam sambil terus menangis menerima seluruh perlakuannya. "Oke, sekarang jangan nangis lagi ya.. Gua sekarang akan benar benar memperkosa kamu..!!" Aku kembali menjerit histeris dan putus asa mendengar kata- katanya. Lalu Suryo bangkit.<br />
<br />
<br />
Dibukanya pahaku lebar-lebar, kemudian dia mengambil posisi di antara ke dua belah pahaku, siap untuk menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang vaginaku.. "Jangan.. Lepaskan..!!" jeritku sambil terus meronta, ku lejang- lejangkan ke dua kakiku, berusaha menyingkirkan tubuhnya dari selangkanganku. Tapi Suryo malah makin menusukan batang penisnya sehingga kepala kemaluannya masuk di antara bibir vaginaku. Di tekannya lagi sambil membentang pahaku lebih lebar.<br />
<br />
<br />
Perlahan batang penisnya menyeruak lebih dalam. Aku terus berharap agar Suryo tidak kuat, lalu segera mencabut batang penisnya dan menumpahkan cairan spermanya di luar liang vaginaku seperti kejadian yang baru lalu tapi harapanku meleset.. Suryo terus menekan batang penisnya, memaksanya masuk ke dalam liang vaginaku yang sempit..<br />
<br />
<br />
Mataku terpejam menunggu Tekanan selanjutnya, dan tekanan batang penisnya kurasakan semakin kuat, mendesak masuk ke dalam liang kemaluanku. Bukan sakit lagi yang kurasakan tapi ngilu yang tak tertahankan. Sehingga tanpa sadar kepalaku terlempar ke kiri dan ke kanan. "Aduuh.. Sakitt..!!" jeritku terengah engah. Lalu pinggul Suryo membuat gerakan memompa.<br />
<br />
<br />
Rasa ngilu makin mejalari sekujur tubuhku. Kuangkat kepalaku, Aku sempat melihat kepala penis Suryo timbul tenggelam seirama gerakan pompaannya. Pompaan kecil, hanya ujungnya saja yang keluar masuk. "Sakit..!!" jeritku.. Sambil terus meronta. Lalu kurasakan Suryo menambah tekanannya. Kembali kurasakan ngilu dan sakit yang amat sangat di selangkanganku. "Aauuff" seruku. "Sakit..!!" jeritku saat kurasakan ada yang terkoyak di dalam liang vaginaku.<br />
<br />
<br />
Rasa perih langsung melanda di seluruh kemaluanku, kedua tanganku mengepal dengan keras, tubuhku menegang dan mataku melotot. Aku sampai menggigit bibirku sendiri, karena tidak sanggup menahan ngilu dan perih saat kegadisanku direnggut paksa.. Kulihat lagi ke bawah. Separuh batang penisnya telah tenggelam di selangkanganku. Suryo benar- benar telah memasuki tubuhku. Suryo benar-benar telah memperkosaku..!! Merenggut keperawananku.<br />
<br />
<br />
Suryo mulai memompa lagi, kini pompaannya semakin cepat. Rasa sakit makin menjadi jadi. Dan ketika dia menekan lebih kuat lagi, rasa sakit yang kudapat. Makin tak terhingga bercampur dengan dengan rasa ngilu. Sampai akhirnya seluruh bagian tubuh Suryo telah menindih ketat ke tubuhku.<br />
<br />
<br />
Pada saat Suryo berhenti memompa, kulihat bulu-bulu kelamin kami memang telah saling menempel ketat. Batang penisnya telah seluruhnya tenggelam di dalam liang vaginaku tubuhnya rebah menindihku, kedua belah tangannya menyusup ke punggungku dan memeluk kuat tubuhku. Perlahan pinggulnya mulai memompa. Naik-turun dan kanan- kiri.<br />
<br />
<br />
Kadang diputar. "Ooh.. Kamu benar-benar masih sempit Vita..!!" bisiknya dekat telingaku. Dia benar-benar telah menyetubuhiku. Aku hanya memejamkan mata sambil terus menangis sesenggukan, tidak sanggup menatap wajah pemerkosaku.<br />
<br />
<br />
Kuharap penderitaanku ini segera selesai, aku berharap Suryo segera mencapai orgasme dan melepaskan batang penisnya dari liang vaginaku, sehingga rasa sakitku pun bisa segera sirna. Tapi harapanku kembali meleset. Sudah belasan pompaan tak ada tanda-tanda Suryo akan menyudahi perkosaanya, justru hunjaman batang penisnya makin menjadi jadi di dalam liang kemaluanku.<br />
<br />
<br />
Suryo terus memompa tubuhku dan terus memperkosaku tanpa peduli dengan aku yang terus menjerit jerit kesakitan.. Tiba tiba Suryo mengangkat punggungku dan mempercepat gerakannya. "Ohh.. Sempitnya vagina kamu Vit..!!" dekapannya di punggungku makin erat sambil menghujamkan batang penisnya dalam-dalam ke dalam liang kemaluanku.<br />
<br />
<br />
Tubuhnya diam memeluk tubuhku.. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergetar. "Jangann..!!" jeritku panik saat sadar dia akan berejakulasi di dalam liang rahimku.. Tapi terlambat, bersamaan dengan itu aku merasakan cairan hangat menyemprot dan membanjiri liang vaginaku. "Ooh.. Vit.. Tubuh kamu indah sekali.." bisiknya di dekat telingaku sambil masih terengah. Aku diam.<br />
<br />
<br />
Pipiku diciumnya, lalu... "Vaginamu.. Nikmat banget.." Aku masih diam. "Sempit sekali Vit.." Tiba-tiba Aku tersadar. Ucapan ucapannya membuat aku ingin muntah. Dalam diriku tiba-tiba muncul rasa benci. Benci kepada diriku sendiri kenapa harus mengalami kejadian ini. Juga benci kepada tubuh Suryo yang menindihku, aku marah. Darahku mendidih. Aku berontak.<br />
<br />
<br />
Dengan sekuat tenaga Aku lepas dari dekapan Suryo dan tubuh itu terguling dari badanku. Aku berusaha membuka pintu mobil dan melarikan diri, tapi teman Suryo langsung menangkapku, langsung menggumuliku. Dan aku kembali di perkosa.. Entah sudah berapa kali aku di gilir oleh mereka malam itu.. Sampai akhirnya aku tidak sadarkan diri.<br />
<br />
<br />
Esok paginya aku terbangun, dan aku sudah berada di dalam mobilku sendiri.. Tapi aku tahu.. Kejadian semalam bukan mimpi, karena rasa sakitnya masih kurasakan menjalari seluruh tubuhku. Aku hanya bisa menangis dan meratap, menyesali kejadian yang menimpa diriku..<br />
<div>
<br /></div>
anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-59343141827832196402015-09-08T05:14:00.002-07:002015-09-08T05:14:36.816-07:00Ibarat nya Uji Nyali<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc78sU5Rpks8E2Jz8WJnZC4zlfVUYx5SkRGV31XesAXULKxQI_g5PBHUy3_L8GH2o2QyBBXbcZgckbE9JFHhIHw4-whkhOuEdImIoa9IYAtUo8EWu68E7GlP9GRKb7-8rDBKbGJ8aRe1lR/s1600/11899843_10200717648620545_803081164649666805_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="314" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc78sU5Rpks8E2Jz8WJnZC4zlfVUYx5SkRGV31XesAXULKxQI_g5PBHUy3_L8GH2o2QyBBXbcZgckbE9JFHhIHw4-whkhOuEdImIoa9IYAtUo8EWu68E7GlP9GRKb7-8rDBKbGJ8aRe1lR/s320/11899843_10200717648620545_803081164649666805_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-72301679054416847872015-09-07T04:24:00.002-07:002015-09-07T04:24:32.937-07:00Tag Ke Semua Cowok mu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPs3e_dhE8qF_LGd03ctnloW0-cReNZlyXimh7zHHjiASLXqx1FDiVy3M-W667l9vJLwqiunPt2WchqhFKk3FUlroHhrciu_pPWXlTDdlSndOtM2gY-2KUULWqOVCa99zQJUUvLazIqlUX/s1600/11896053_10200726936972748_4279378019424570178_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="314" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPs3e_dhE8qF_LGd03ctnloW0-cReNZlyXimh7zHHjiASLXqx1FDiVy3M-W667l9vJLwqiunPt2WchqhFKk3FUlroHhrciu_pPWXlTDdlSndOtM2gY-2KUULWqOVCa99zQJUUvLazIqlUX/s320/11896053_10200726936972748_4279378019424570178_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-7888679443692001962015-09-05T16:01:00.000-07:002015-09-05T16:01:01.541-07:00Cerita Dewasa: Ngentot Anak SMPAku adalah seorang yg agak pendiam & kurang bergaul dlm lingkungan sekolah, boleh dibilang aku<br />
adalah seorang kutu buku & itu dpt kubuktikan dengan keberhasilanku yg selalu masuk ranking 3 besar<br />
dikelas. semua ini berawal dari kedekatanku dgn teman wanita sekelasku Sebut saja namanya “Amel”<br />
Usia nya beranjak 18 thn tinggi 155 & BB 48 dan sekilas mirip dengan Jane Shalimar. Porsi tubuh TOGE<br />
PASAR ( untuk ukuran ank sekolah TOGE nya ini cukuplah matang dgn uk Bra 36 B+). Singkat cerita<br />
awalnya aku pacaran juga tidak ada pikiran tuk berbuat yg tidak-tidak dgnnya krn murni aku sangat<br />
menyanyangi & mencintai dia. semua ini berawal dari obrolan amel dgn tmn dekatnya widya yg terdengar<br />
samar olehku : ” Mel kemarin loe nonton di 21 ngapain aja ? ahk ngk ngapa-ngapain kok wid !!! abis si IS<br />
diam aja tuh sambil ngemil ( mksd nya aku ). yach….loe nya juga diem aja gitu…., yach gw malu donk<br />
wid masa wanita yg mulai duluan…Akh loe ber 2 payah…ngk kaya gw ama roy…!<br />
akupun bergegas keluar kelas sejenak tuk ke WC dan cuci muka sejenak…, didlm wc ku berfikir ” apa<br />
maksud pembicaraan mereka tadi yach ??? bel masuk istirahat pun berbunyi & bergegas ku kembali ke<br />
kelas.<br />
jam 13.30 teng bel pulang berbunyi, segera ku dekati amel & menanyakan maksud dan arti semua<br />
pembicaraan yg tadi aku dengar. Amel pun menjelaskan klo aku tuh dibilang payah ama widya krn<br />
didalam 21 ngk ngapa-ngapain !!!!! akupun balik bertanya maksudnya ngapain itu apa ??? Amel pun<br />
menjawab + berlari dariku ” ngk megang, raba & nyium ”<br />
Aku pun terdiam sejenak mengartikan sendiri perkataan amel. nurani laki-laki ku pun berontak tak terima<br />
aku di bilang payah & ngk punya nafsu selain ama buku. ku berlari dan menghampiri amel tuk minta<br />
maaf atas kejadian kemarin !!! dan amel pun menjawab seakan menantangku ” Emang nya klo km minta<br />
maaf trus km berani mencium aku ” di tantang seperti itu semakin membuatku marah + horny ” ayo<br />
siapa takut….!!! akhirnya ku gandeng dia pulang sekolah & melewati belakang sebuah Hall basket dekat<br />
sekolah ku, di sinilah semuanya di mulai setelah melihat situasi yg cukup sepi ku beranikan untuk<br />
memeluk & merabanya serta mencium bibirnya ( gila inilah pertama kalinya aku merasakan meraba<br />
seluruh tubuh wanita walaupun msh berpakaian lengkap) ada sekitar 5 menit aku meraba tubuh amel yg<br />
montok serta permainan bibir amel yang sangat liar hampir ngos-ngosan aku meladeni permainan bibir<br />
amel yg selalu berusaha menarik lidahku dengan sedotan bibirnya. setelah kami terpuaskan walaupun<br />
hanya 5 menit akupun bergegas pulang tuk mengantar amel pulang.<br />
keesokan harinya hubungan ku & amel pun semakin mesra dan akupun semakin dekat dgn nya. hari ini<br />
pulang sekolah agak sore krn aku dan amel hrs mengikuti Pendalaman materi tuk persiapan EBTANAS.<br />
bel pulang berbunyi akupun segera menghampiri amel “yuk kita pulang” kata amel !!! aku pun jawab ntar<br />
aja mel ada yg ingin aku bicarakan…. yach udah sekalian kita pulang aja kan bisa…., aku pun mengulur<br />
waktu sekalian liat situasi kelas yg sdh sepi…, setelah semua kondisi terasa aman langsung aja aku<br />
tubruk amel dan langsung memeluk serta merabanya secara liar dan amel pun berusaha berontak<br />
“apa-apaan sih yang jgn disini ahk kan terbuka gini tempatnya” aku ngk pedulikan ucapannya, Darah<br />
berdesir semakin kencang ingin melampiaskan nafsu yg sudah kupendam, Ku raba & ku cium bibirnya<br />
terus menerus walaupun ada perlawanan darinya berusaha melepaskan diri dari dekapanku. semakin<br />
berontak semakin membabi buta kuhasratkan nafsuku pada amel, langsung aja ku remas toket<br />
besarnya dan ku usapkan selangkangan dan perlawanan pun semakin kendor, aku merasa amel sdh<br />
mulai bisa menerima dan ikut terbawa nafsu akibat seranganku. trus ku buka kancing seragam<br />
sekolahnya dan mulai merasuki toketnya yg terasa sangat empuk dan ku usap dan kujilati ujung<br />
pentilnya yg lumayan besar seukuran kelereng yg paling kecil, amel pun semakin mengelinjang ketika ku<br />
jilati penti & kuangkat roknya serta tanganku mulai mengusap memeknya yg terasa sangat basah ketika<br />
ku usap celana dalam nya. ku bisikan ke telinga amel tuk membuka celana dalam nya ” jgn disini<br />
yang…. nanti ketauan katanya ” akupun berinisiatif tuk mengiring amel ke WC sekolah ( setelah liat<br />
kanan-kiri oke) aku & amel pun bergegas msk ke dlam WC sekolah…., entahlah apa yg ada dibenak ku<br />
& amel saat itu yg ada hanyalah kenikmatan yg ingin segera tertuntaskan. (padahal WC disekolahan<br />
kami terkenal dgn angkernya & sering siswi perempuan kesurupan setelah memasuki Wc di sekolah<br />
kami tsB) ahkk… peduli setan krn kami berdua juga setan…hahahahahaha…!!!!! lanjut Gan.., Langsung<br />
aku kunci dr dalam wc itu dan aku pun msk ke kamar mandinya & kembali aku kunci dr dalam ku buka<br />
kembali kancing seragam amel dan ku angkat Cup Bra nya dan kuremas dan kujilati dgn nikmat ( gila<br />
gede bgt nih toket ku raba dgn kedua tangan ku tak dapat menutupi besarnya toket amel) semakin<br />
leluasaku aku bergerak & amel pun tdk tinggal diam, kembali dia memainkan bibirnya tuk mencium dan<br />
menarik lidahku dgn buas…, aku pun semakin panas ku usapkan kembali dan segera melorotkan<br />
celana dalam amel tanpa meminta ijin dulu…, kuusap memeknya yg ditumbuhi bulu agak lebat, segera<br />
ku berpaling kebawah ( oh ini tuh bentuk memek…. gila semakin terangsang ku melihatnya…, tanpa<br />
ba,,bo,,bu langsung ku raba & jilati memek amel ( Amel tersentak kaget & berusaha ngedorong mukaku<br />
dari memeknya ) ihhkkkk… Gw mau ahkk yang..!!!! akupun sontak berhenti, ada apa gerangan & bertanya<br />
( knp mel..??? sakit yach…) amel pun menjawab ( enak kok yang…, tapi aku kan malu…!! mang km ngk<br />
jorok apa ngejilati memek aku..???) aku pun jawab dgn lembut ” mel aku kan pacar km & aku sayang<br />
ama km ” jadi aku hrs bisa buat km senang & bahagia dan aku juga ngk merasa jorok menjilati memek<br />
km… aku suka kok…( Boleh di bayangin gan….. Gimana aroma memek yg satu hari penuh belum di<br />
bersihin….agak asem dgn aroma yg agak bacin…wkwkwWkwkwk) tapi klo yg namanya nafsu dah di<br />
ubun-ubun pake aja istilah “tai kucing aja berasa coklat” hehehehehehe…….Lanjut Gan ????<br />
Amel pun segera menarik Rok nya ke atas dan membiarkan aku menjilati kembali memeknya ( dgn<br />
posisi amel bersandar di tembok dan aku berjongkok dan ku sandarkan satu kakinya ke punggung ku<br />
biar sedikit terbuka selangkangannya) lidahku pun tak henti menjilati & menyeruput seluruh bagian<br />
memek amel dan kedua tanganku bertumpu di kedua toketnya meraba serta menarik pentiknya dengan<br />
sedikit liar dan amel pun terasa sangat menukmati permaianan ku dengan nafasnya yg sdh tidak<br />
beraturan ” ohhh…ohh…enak yank….trussssss. yank…., 15 mnt berselang amel seperti berhenti<br />
bernafas & terasa kejang badannya, amel pun segera menarik kepalaku dari memeknya dan bilang<br />
Cukup yank….(aku pun kaget kenapa lagi nih…???? apa tak sengaja mengigit memeknya ) amel pun<br />
bilang dia puas ” aku sdh keluar yank…” amel pun segera menarik aku tuk berdiri & memeluk aku dgn<br />
sangat lembut…. terima kasih yach yank.<br />
Justru aKu tambah bingung !!!! ( lah ini kontolku msh tegak berdiri ) aku pun segera mengarahkan<br />
kontolku ke mulut amel…, tapi ternyata amel menolak katanya jijik….yach udah aku arahkan lagi aja ke<br />
memeknya…, kembali dia menolak…”jgn yank…aku msh perawan ” !!!! gila….. kentang nih….!!!!!<br />
langsung aja aku inisiatif yach udah km kocokin aja pake ludah kamu…, ” ( amel mengangguk tanda<br />
setuju ) ternyata 5 mnt berlalu tak ada kunjung nih jalantol mo muncrat ( amel mulai ngeluh cape..) yach<br />
udah km menghadap tembok aja deh ” km mo ngapain yank….jgn dimasukin ke memek aku yach ????”<br />
aku jawab “yach udah ngk !!!! ( dgnm posisi berdiri membelakangi ku ku arahkan kontolku ke belahan<br />
paha amel yg montok ) ku sodok maju mundur sambil kedua tanganku memegangi pinggulnya agar<br />
sodokannya terasa nikmat dan pas !!!! kembali 5 mnt tdk ada tanda jalantol nih mo muncrat aku pun<br />
bersikeras meminta amel tuk sepongbob kontolku ( bersamaan dgn itu terdengar suara Adzan magrib )<br />
gilaa….. tak terasa sdh Pkl 18.15wib) aku pun sontak kaget dan amel pun terlihat sedikit mengeluarkan air mata (kami pun segera membereskan kembali seragam sekolah dan nergegas meningalkan Wc sekolah tuk pulang. di perjalanan pulang ku meminta maaf sm amel dgn apa yg terjadi tadi…., tapi dia hanya diam saja ( aku tdk tahu mungkin dia marah sama ku) sampai ku antar pulang pun dia hanya diam dan membisu.Aku adalah seorang yg agak pendiam & kurang bergaul dlm lingkungan sekolah, boleh dibilang aku<br />
adalah seorang kutu buku & itu dpt kubuktikan dengan keberhasilanku yg selalu masuk ranking 3 besar<br />
dikelas. semua ini berawal dari kedekatanku dgn teman wanita sekelasku Sebut saja namanya “Amel”<br />
Usia nya beranjak 18 thn tinggi 155 & BB 48 dan sekilas mirip dengan Jane Shalimar. Porsi tubuh TOGE<br />
PASAR ( untuk ukuran ank sekolah TOGE nya ini cukuplah matang dgn uk Bra 36 B+). Singkat cerita<br />
awalnya aku pacaran juga tidak ada pikiran tuk berbuat yg tidak-tidak dgnnya krn murni aku sangat<br />
menyanyangi & mencintai dia. semua ini berawal dari obrolan amel dgn tmn dekatnya widya yg terdengar<br />
samar olehku : ” Mel kemarin loe nonton di 21 ngapain aja ? ahk ngk ngapa-ngapain kok wid !!! abis si IS<br />
diam aja tuh sambil ngemil ( mksd nya aku ). yach….loe nya juga diem aja gitu…., yach gw malu donk<br />
wid masa wanita yg mulai duluan…Akh loe ber 2 payah…ngk kaya gw ama roy…!<br />
akupun bergegas keluar kelas sejenak tuk ke WC dan cuci muka sejenak…, didlm wc ku berfikir ” apa<br />
maksud pembicaraan mereka tadi yach ??? bel masuk istirahat pun berbunyi & bergegas ku kembali ke<br />
kelas.<br />
jam 13.30 teng bel pulang berbunyi, segera ku dekati amel & menanyakan maksud dan arti semua<br />
pembicaraan yg tadi aku dengar. Amel pun menjelaskan klo aku tuh dibilang payah ama widya krn<br />
didalam 21 ngk ngapa-ngapain !!!!! akupun balik bertanya maksudnya ngapain itu apa ??? Amel pun<br />
menjawab + berlari dariku ” ngk megang, raba & nyium ”<br />
Aku pun terdiam sejenak mengartikan sendiri perkataan amel. nurani laki-laki ku pun berontak tak terima<br />
aku di bilang payah & ngk punya nafsu selain ama buku. ku berlari dan menghampiri amel tuk minta<br />
maaf atas kejadian kemarin !!! dan amel pun menjawab seakan menantangku ” Emang nya klo km minta<br />
maaf trus km berani mencium aku ” di tantang seperti itu semakin membuatku marah + horny ” ayo<br />
siapa takut….!!! akhirnya ku gandeng dia pulang sekolah & melewati belakang sebuah Hall basket dekat<br />
sekolah ku, di sinilah semuanya di mulai setelah melihat situasi yg cukup sepi ku beranikan untuk<br />
memeluk & merabanya serta mencium bibirnya ( gila inilah pertama kalinya aku merasakan meraba<br />
seluruh tubuh wanita walaupun msh berpakaian lengkap) ada sekitar 5 menit aku meraba tubuh amel yg<br />
montok serta permainan bibir amel yang sangat liar hampir ngos-ngosan aku meladeni permainan bibir<br />
amel yg selalu berusaha menarik lidahku dengan sedotan bibirnya. setelah kami terpuaskan walaupun<br />
hanya 5 menit akupun bergegas pulang tuk mengantar amel pulang.<br />
keesokan harinya hubungan ku & amel pun semakin mesra dan akupun semakin dekat dgn nya. hari ini<br />
pulang sekolah agak sore krn aku dan amel hrs mengikuti Pendalaman materi tuk persiapan EBTANAS.<br />
bel pulang berbunyi akupun segera menghampiri amel “yuk kita pulang” kata amel !!! aku pun jawab ntar<br />
aja mel ada yg ingin aku bicarakan…. yach udah sekalian kita pulang aja kan bisa…., aku pun mengulur<br />
waktu sekalian liat situasi kelas yg sdh sepi…, setelah semua kondisi terasa aman langsung aja aku<br />
tubruk amel dan langsung memeluk serta merabanya secara liar dan amel pun berusaha berontak<br />
“apa-apaan sih yang jgn disini ahk kan terbuka gini tempatnya” aku ngk pedulikan ucapannya, Darah<br />
berdesir semakin kencang ingin melampiaskan nafsu yg sudah kupendam, Ku raba & ku cium bibirnya<br />
terus menerus walaupun ada perlawanan darinya berusaha melepaskan diri dari dekapanku. semakin<br />
berontak semakin membabi buta kuhasratkan nafsuku pada amel, langsung aja ku remas toket<br />
besarnya dan ku usapkan selangkangan dan perlawanan pun semakin kendor, aku merasa amel sdh<br />
mulai bisa menerima dan ikut terbawa nafsu akibat seranganku. trus ku buka kancing seragam<br />
sekolahnya dan mulai merasuki toketnya yg terasa sangat empuk dan ku usap dan kujilati ujung<br />
pentilnya yg lumayan besar seukuran kelereng yg paling kecil, amel pun semakin mengelinjang ketika ku<br />
jilati penti & kuangkat roknya serta tanganku mulai mengusap memeknya yg terasa sangat basah ketika<br />
ku usap celana dalam nya. ku bisikan ke telinga amel tuk membuka celana dalam nya ” jgn disini<br />
yang…. nanti ketauan katanya ” akupun berinisiatif tuk mengiring amel ke WC sekolah ( setelah liat<br />
kanan-kiri oke) aku & amel pun bergegas msk ke dlam WC sekolah…., entahlah apa yg ada dibenak ku<br />
& amel saat itu yg ada hanyalah kenikmatan yg ingin segera tertuntaskan. (padahal WC disekolahan<br />
kami terkenal dgn angkernya & sering siswi perempuan kesurupan setelah memasuki Wc di sekolah<br />
kami tsB) ahkk… peduli setan krn kami berdua juga setan…hahahahahaha…!!!!! lanjut Gan.., Langsung<br />
aku kunci dr dalam wc itu dan aku pun msk ke kamar mandinya & kembali aku kunci dr dalam ku buka<br />
kembali kancing seragam amel dan ku angkat Cup Bra nya dan kuremas dan kujilati dgn nikmat ( gila<br />
gede bgt nih toket ku raba dgn kedua tangan ku tak dapat menutupi besarnya toket amel) semakin<br />
leluasaku aku bergerak & amel pun tdk tinggal diam, kembali dia memainkan bibirnya tuk mencium dan<br />
menarik lidahku dgn buas…, aku pun semakin panas ku usapkan kembali dan segera melorotkan<br />
celana dalam amel tanpa meminta ijin dulu…, kuusap memeknya yg ditumbuhi bulu agak lebat, segera<br />
ku berpaling kebawah ( oh ini tuh bentuk memek…. gila semakin terangsang ku melihatnya…, tanpa<br />
ba,,bo,,bu langsung ku raba & jilati memek amel ( Amel tersentak kaget & berusaha ngedorong mukaku<br />
dari memeknya ) ihhkkkk… Gw mau ahkk yang..!!!! akupun sontak berhenti, ada apa gerangan & bertanya<br />
( knp mel..??? sakit yach…) amel pun menjawab ( enak kok yang…, tapi aku kan malu…!! mang km ngk<br />
jorok apa ngejilati memek aku..???) aku pun jawab dgn lembut ” mel aku kan pacar km & aku sayang<br />
ama km ” jadi aku hrs bisa buat km senang & bahagia dan aku juga ngk merasa jorok menjilati memek<br />
km… aku suka kok…( Boleh di bayangin gan….. Gimana aroma memek yg satu hari penuh belum di<br />
bersihin….agak asem dgn aroma yg agak bacin…wkwkwWkwkwk) tapi klo yg namanya nafsu dah di<br />
ubun-ubun pake aja istilah “tai kucing aja berasa coklat” hehehehehehe…….Lanjut Gan ????<br />
Amel pun segera menarik Rok nya ke atas dan membiarkan aku menjilati kembali memeknya ( dgn<br />
posisi amel bersandar di tembok dan aku berjongkok dan ku sandarkan satu kakinya ke punggung ku<br />
biar sedikit terbuka selangkangannya) lidahku pun tak henti menjilati & menyeruput seluruh bagian<br />
memek amel dan kedua tanganku bertumpu di kedua toketnya meraba serta menarik pentiknya dengan<br />
sedikit liar dan amel pun terasa sangat menukmati permaianan ku dengan nafasnya yg sdh tidak<br />
beraturan ” ohhh…ohh…enak yank….trussssss. yank…., 15 mnt berselang amel seperti berhenti<br />
bernafas & terasa kejang badannya, amel pun segera menarik kepalaku dari memeknya dan bilang<br />
Cukup yank….(aku pun kaget kenapa lagi nih…???? apa tak sengaja mengigit memeknya ) amel pun<br />
bilang dia puas ” aku sdh keluar yank…” amel pun segera menarik aku tuk berdiri & memeluk aku dgn<br />
sangat lembut…. terima kasih yach yank.<br />
Justru aKu tambah bingung !!!! ( lah ini kontolku msh tegak berdiri ) aku pun segera mengarahkan<br />
kontolku ke mulut amel…, tapi ternyata amel menolak katanya jijik….yach udah aku arahkan lagi aja ke<br />
memeknya…, kembali dia menolak…”jgn yank…aku msh perawan ” !!!! gila….. kentang nih….!!!!!<br />
langsung aja aku inisiatif yach udah km kocokin aja pake ludah kamu…, ” ( amel mengangguk tanda<br />
setuju ) ternyata 5 mnt berlalu tak ada kunjung nih jalantol mo muncrat ( amel mulai ngeluh cape..) yach<br />
udah km menghadap tembok aja deh ” km mo ngapain yank….jgn dimasukin ke memek aku yach ????”<br />
aku jawab “yach udah ngk !!!! ( dgnm posisi berdiri membelakangi ku ku arahkan kontolku ke belahan<br />
paha amel yg montok ) ku sodok maju mundur sambil kedua tanganku memegangi pinggulnya agar<br />
sodokannya terasa nikmat dan pas !!!! kembali 5 mnt tdk ada tanda jalantol nih mo muncrat aku pun<br />
bersikeras meminta amel tuk sepongbob kontolku ( bersamaan dgn itu terdengar suara Adzan magrib )<br />
gilaa….. tak terasa sdh Pkl 18.15wib) aku pun sontak kaget dan amel pun terlihat sedikit mengeluarkan air mata (kami pun segera membereskan kembali seragam sekolah dan nergegas meningalkan Wc sekolah tuk pulang. di perjalanan pulang ku meminta maaf sm amel dgn apa yg terjadi tadi…., tapi dia hanya diam saja ( aku tdk tahu mungkin dia marah sama ku) sampai ku antar pulang pun dia hanya diam dan membisu.anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-47184618571153603582015-09-04T15:54:00.000-07:002015-09-04T15:54:14.979-07:00Cerita Dewasa: Ngentot Budeh Ibu Angkat GueJojo baru saja tamat SMA dan dia harus tinggal bersama Bude-nya (kakak dari ibunya) di ibukota kecamatan. Usianya 19 tahun dan suka olahraga lari dan restok. Rajin membantu dan ringan tangan dalam banyak pekerjaan, tidak banyak bicara dan tinggi tubuhnya dalam usia yang muda itu cukup lumayan. 170Cm, sawo matang, rambut ikal dan nilai STTB rata-rata delapan. Itulah sebabnya, ayah-ibunya merasa sayang kalau dia mengikuti abangnya untuk tidak melanjutkan pendidikan.<br />
<br />
Karena tidak mampu mengkuliahkannya, maka Budenya yang perawan tua dan sudah berusia 58 tahun, memungutnya menjadi anak sendiri untuk disekolahkan, dengan harapan, nanti kalau dia sudah tua, dia bisa menumpang pada Jojo dan rumah serta sawah serta kios kecil di pasar kecamatan yang dua pintu tapi disatukan menjadi milik Jojo. Ibu dan ayah Jojo sangat senang dan bahagia.<br />
<br />
Pagi-pagi sekali keduanya sudah bangun kemudian mengerjakan pekerjaan masing-masing lalu sarapan. Mumpung belum masuk kuliah, Jojo ikut ke pasar membantu jualan, di pasar Bude Pu'ah sudah sangat terkenal sebagai grosir jamu dari sebuah perusahaan. Dari kecamatan lain banyak yang membeli jamu produk perusahaan jamu tertua itu ke kiosnya.<br />
<br />
Walau sudah berusia 58 tahun Bude Pu'ah kelihatan masih padat dan berisi.<br />
Dia selalu mengenakan kebaya pendek, dengan rambut disisir rapi dan disanggul, serta mengenakan kain batik, juga selendang.<br />
Sejak kehadiran Jojo, dia tidak naik ojek lagi, karena Bude Pu'ah sudah pula mengkredit sebuah motor China untuk nanti Jojo pakai ke kampusnya. Budenya sangat senang, karena Jojo sangat rajin.<br />
<br />
Pukul 12.00 JOjo sudah membuka nasi dari rantang dan menaruhnya ke piring dan menyiapkan segalanya, agar Budenya makan siang dan Jojo yang ganti menjaga kios melayani pembeli yang seakan-akan tak pernah habisnya. Pantas setiap sore, Bude selalu membawa uang yang banyak dalam tasnya.<br />
<br />
Bude Pu'ah tingginya 165 Cm, berkulit putih bersih sedikit kerutan di wajahnya, namun teteknya masih bulat dan padat, serta pantatnya besar dan padat pula. Dia meminta Jojo menyelempangkan tas berisi uang dan Bude Pu'ah naik ke boncengan serta di atas pahanya dia membawa bawaan dalam plastik agak lumayan besar. Pukul 17.20 (berkisar seperti itu setiap hari secara rutin) mereka sampai ke rumah yag tak jauh dari pasar.<br />
<br />
Rumah Bude Pu'ah persis di pinggiran desa, tersendiri di tepi sawahnya yag baru saja ditanami oleh orang lain. Hasil sawahnya akan dibagi tiga. Dua untuk yang mengerjakan, satu untuk Bude Pu'ah.<br />
<br />
Setelah mandi, Bude Pu'ah bersiap-siap menyiapkan makan malam mereka. Begitu keluar dari kamar mandi, Jojo sangat kagum dan horny melihat tubuh Bude-nya. Dengan mengenakan daster mini yang sangat tipis dan tanpa bra, kelihatan seperti transparan, pentil teteknya dan kulit perutnya yang putih mulus. Jojo menelan ludahnya. Gantian Jojo memasuki kamar mandi.<br />
<br />
Bude tersenyum, karean dia melihat bagaimanan mata Jojo seperti terhipnotis melihat tubuhnya. Bude Pu'ah lupa kalau sebenarnya dia tidak lagi sendirian di rumahnya.<br />
Tapi melihat mata Jojo yang seperti terhipnotis tadi, jadi ada pikiran lain dalam dirinya.<br />
Tapi Jojo kan keponakannya sendiri, anak dari adiknya dan dia sudah ucapklan kepada adiknya dan suami adiknya, kalau Jojo dia jadikan anaknya sendiri?<br />
<br />
Sembari menyiapkan makanan, dia terus melamun. Entah kenapa tiba-tiba Bude Pu'ah juga sepertinya berpikiran aneh juga, terlebih setelah melihat Jojo keluar dari kamar mandi hanya memakai celana pendek dan bertelanjang dada. "Guh... masih muda, tapi kelihatan tubuhnya demikian atletis."<br />
<br />
Mereka makan berdua di ruang makan di dapur. Bude Pu'ah sengaja melepas dua kancing daster bagian atasnya dan memperlihatkan belahan dada-nya yang putih.<br />
Di hadapannya ada lemari makan dan dari kaca lemari makan itu, dia mampu melihat apa yang dilakukan Jojo. Seakan kaca itu adalah cermin pengawas. Bude Pu'ah melihat Jojo memperhatikan dadanya, kemudian meloroh ke pahanya. Dalam Hati Bude Pu'ah tersenyum.<br />
<br />
Seperti tidak sengaja, dia mengangkat pahanya, sampai pangkal pahanya kelihatan putih dan Jojo memperhatikannya tanpa kedip. Lagi-lagi Bude Pu'ah tersenyum dalam hati, tapi dadanya sudah menggemuruh, apa yang harus dilakukannya.<br />
<br />
Bude Pu'ah pernah pacaran selama tiga tahun dengan seorang laki-laki tetangga mereka dan Bude Pu'ah sudah menyerahkan segalanya kepada laki-laki itu. Selama dua tahun dan hampir tiga kali seminggu mereka melakukan hubungan suami isteri, tapi Bude Pu'ah tak hamil-hamil dan laki-laki itu pun memutuskan untuk berpisah. Sejak itu Bude Pu'ah tak mau lagi dekat dengan laki-laki, terlebih hubungan mereka sempat tidak disetujui oleh keluarganya.<br />
<br />
Usai makan, Jojo langsung mengangkati piring kotor, walau dilarang oleh Budenya.<br />
"Kamu anak yang rajin dan suka membantu."<br />
<br />
"Namanya juga anak, ya harus membantu ibunya. Ibu kan sudah capek," kata Jojo yang tidak lagi memanggilnya Bude, tapi ibu, karena sudah dilafaskan Jojo sebagai anak sendiri. Bude tersenyum manis. Saat Jojo menjangkau sebuah gelas dan tubuhnya dekat dengan Bude, Bude memeluknya dan merangkulnya. Anak ibu memang rajin dan ibu senang sekali, katanya mencium pipi Jojo dan memeluknya.<br />
<br />
Orang yang berbakti kepada ibunya pasti akan diberkati, kata Bude Pu'ah pula sembari memeluk Jojo dan buah dadanya menempel di dada Jojo. Srrrrr... darah Jojo berdesir akibat tempelan tetek besar yang kenyal itu.<br />
<br />
Acara dangdut di TV mereka tonton berdua. Dan Bude menarik Jojo untuk duduk dekat denganya di sofa. Bude merangkulnya dan membelai-belai Jojo.<br />
<br />
"Sebagai ibu, dia wajib menyusui anaknya. Walau aku tidak memiliki air susu lagi, tapi aku harus menyusuimu, agar kamu sah menjadi anakku," kata Bude Pu'ah sembari mengelus kepala Jojo.<br />
Jojo memejamkan matanya rabutnya dielus-elus dengan kemanjaan. Bude Pu'ah melepas semua kancing dasternya dan mengeluarkan teteknya.<br />
<br />
"Kamu harus netek, dan kamu sah adalah anakku," kata Bude Pu'ah menyodorkan teteknya ke mulut Jojo.<br />
Dengan dada menggemuruh, Jojo merebahkan kepalanya di paha Budenya dan Budenyapun menyodorkan teteknya ke mulut Jojo sembari mengelus-elus rambut Jojo. Dada Bude Pu'ah juga menggemuruh keras dan vaginanya sudah mulai kembang kempis seperti pantat ayam. Bude mengarahkan bagaimana cara mengisap tetek dan mempermainkan lidah pada teteknya. Lepas dari satu tetek, dipindahkan ke tetek yang lainnya.<br />
<br />
"Ikhhhh... anak ibu memang pintar. Ibu berharap, kamu tetap sehat dan nanti bisa jadi tempat ibu menumpang hidup," bisik Bude Pu'ah ke telinga Jojo. Tapi desahan nafas bisikan Budenya di telinga Jojo membuatnya semakin gelisah dan bulu kuduknya jadi merinding.<br />
<br />
Tangan Budenya mengelus dada Jojo yang telanjang dan telapak tangan Bude sengaja dipermainkan pada pentil tetek Jojo. Jojo pun sudah tak mampu mengendalikan dirinya. Dia peluk Bude dan sebelah tetek yang lain diremasnya. Jojo membuka melepas semua kancing daster Bude sembari terus menetek dan Bude Pu'ah ikut membantunya, sampai Buda Pu'ah tinggal memakai CD saja.<br />
<br />
Bude Pu'ah pun nafasnya sudah tidak teratur lagi, lalu melepas celana pendek berkaret bersama CD yang ada di balik celana pendek itu, membuat Jojo sudah telanjang bulat.<br />
<br />
Jojo terus menguisap tetek Bude, dan Bude Pu'ah secara perlahan melepas pula CD nya sampai dia juga telanjang bulat, sementara tangannya dengan cepat meraih remote controle mengecilkan suara TV.<br />
Di raihnya ke belakang kepalanya, ada saklar lampu dan Klik... lampu pun padam. Hanya ada sinar dari kaca TV dan sinar dari ruang makan di belakang.<br />
<br />
Dituntunnya Jojo duduk menghadapnya di lantai, kemudian Bude mengangkangkan kedua kakinya, lalu ditariknya kepala Jojo sampai rapat ke vaginanya.<br />
<br />
"Walau kamu belum pernah saya lahirkan, anggaplah ini kelahiranmu. Kamu lahir tanpa sehelai benang pun juga," bisik Budenya kepada Jojo. Mulut Jojo dirapatkannya ke vaginanya dan dia minta Jojo menjilati vaginanya.<br />
<br />
"Sebagai ganti kelahiranmu, karena kamu tak mungkin lagi masuk ke dalam perutku, maka biarlah lidahmu menyentuh...." kata Bude Pu'ah.<br />
<br />
Diarahkannya Jojo menjilati vaginanya, bagian mana vagina itu dijilatnya, sampai Bude benar-benar basah dan mendekati puncak birahinya. Bude pun turun ke karpet dan menelentangkan dirinya, lalu ditariknya Jojo menindih tubuhnya dan menuntun kontol Jojo menelusup ke dalam liang vaginanya.<br />
<br />
Huuuhhhh... hangat terasa kontol Jojo memasuki vagina Bude, demikian Jojo juga merasa hangat kontolnya berada di dalam liang Bude.<br />
<br />
Secara repleks Jojo mulai mencucuk cabut kontolnya di dalam liang Budenya dan Bude Pu'ah memberi respons yang kuat pula. Tidak lama, keduanya berpelukan erat dengan nafas sama-sama memburu dan Budenya memeluk Jojo semakin kuat dan menghimpit tubuhnya dengan kedua kakinya, lalu Bude mendesah... Jooooo.... hayo sirami ibumu ini sayang, sebagai tanda kelahiranmu. Hayooo.... jooooo....<br />
<br />
Crot...croo... crooooottt... sperma Jojo tumpah ruah di dalam rahim Bude, Tubuh Jojo menegang dan akhrinya, mereka sama-sama terkulai lemas.....<br />
<br />
Hayo cepat bangun, udah kesiangan... bangun...bangunnn... Bude membangunkan Jojo. Matahari sudah menyelusup dari kisi-kisi jendela. Dan Jojo terbangun saat dibukanya matanya, yang pertama dia lihat Budenya masih telanjang bulat. Saat dia lihat tubuhnya, dia juga telanjang bulat.<br />
<br />
Budenya pun memakai dasternya, tanpa CD dan Bra lalu dia keluar kamar dan terus ke kamar mandi. Saat keluar kamar dia setengah berteriak, cepat bangun ayo kita mandi, nanti keburu pelanggan kita pada pulang. Jojo pun bangkit dan dengan telanjang dia langsung menghambur ke kamar mandi.<br />
<br />
Saat dia masuk ke kamar mandi yang pintunya tidak ditutup, sudah beberap kali siraman air sejuk ke tubuh Budenya dan iar itu terpercik ke tubuh Jojo. Dingin.<br />
<br />
"Sini dekat, Biar ibu mandikan kamu. Dasar malas mandi kamu..." kata Budenya seperti berkata kepada anak berusia 4 tahun dengan manja. Jojo senang diperlakukan seperti itu. Jojo pun jongkok lalu disirami air sejuk mulai dari ubun-ubunnya. Disabuni pakai sabun mandi yang wangi, lalu Bude Pu'ah menyirami dan menyabuni tubuhnya sendiri. Berdua mereka mandi di kamar mandi dengan telanjang, lalu mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Berdua pula mereka masuk kamar dan berpakaian.<br />
<br />
"Kita beli saja sarapan di pasar, Ayo cepat" kata Bude Pu'ah. Jojo berpakaian cepat dan bersisir, lalu menyalakan sepeda motor China memanaskan mesinnya, sedangkan Budenya mengenakan kebaya dan kain batiknya. Tergesa-gesa tentunya.<br />
<br />
Benar saja, Kios belum dibuka, pelangan sudah ramai menungu, karena Bude adalah kios terbesar di kecamatan itu menjual jamu secara lengkap.<br />
Sebuah mobil yang membawa jamu dari ibukota provinsi juga sudah menunggu. Jojo membuka kios sembari menyusuni yang penting disusun, Bude mulai melayani pembeli sedang mobil pembawa jamu orderan, harus sabar menunggu.<br />
<br />
Kenapa lama sekali hari ini? Salah seorang pelanggan yang merasa lama menunggu memberikan teguran halus, walau teguran itu disampaikan dengan senyum manis.<br />
<br />
"Kayak pengantin baru aja," yang lain nyeletuk.<br />
<br />
"Iya tuh.. wajahnya hari ini cerah sekali, seperti remaja tinting yang baru dapat pacar," seorang pelanggan lain menimpali. Walau wajah Bude Pu'ah bersemu merah, dia tersenyum saja.<br />
<br />
"Sabar... sabar..." hanya itu yang keluar dari muluitnya. Apakah jawabannya itu ada relevansinya dengan celoteh pelangannya dia sendiri enggak tau.<br />
<br />
Usai menyusun yang penting, Jojo membeli sarapan ke kedai tak jauh dari tempat mereka dan sarapan sendiri, lalu sebungkus dia bawa untuk Budenya.<br />
<br />
"Ini siapa?" tanya salah seorang pelanggan yang sedikit kagum juga pada kecekatan Jojo dan kegantengannya.<br />
"Pembantu dapat dari mana?" tanya yang lain.<br />
<br />
"Kalau ngomong jangan sembarangan. Itu anakku...." bentak Bude dengan wajahnya yang tajam pada tatapan. Pelanggan sempat terkesiap mendengar bentakannya. Tapi ada satu pelanggan yang usil dan mengatakan: "Setahuku, ibu tak pernah menikah, kok tiba-tiba punya anak?"<br />
<br />
Bude semakin galak. Soal menikah atau tidak, itu urusanku. Tapi yang jelas mulai tiga hari lalu, dia adalah anakku. Mengerti?" bentaknya. Semua diam. Mereka sadar, soal masalah anak, tak pantas mereka mengungkitnya. Setelah semuanya kembali cari, Bude mengatakan kepada salah seorang pelangan yang tertua dan selama ini dekat dengannya, siapa Jojo. Jojo anak adik kandungnya dan sudah diserahkan kepadanya sebagai anaknya sendiri.<br />
<br />
Ibu tua itu menyalami Bude Pu'ah sembari mengucapkan selamat, semoga menjadi anak yang soleh.<br />
Jojo juga disalami dan dicium oleh ibu tua itu. Palanggan yang lain yang mulanya mau iseng saja, ikut menyalami dengan mengucapkan selamat. Ibu tua itu menyarankan agar dibuatkan kenduri kecil-kecilan agar semua orang tau kalau Bude Pu'ah sudah memiliki seorang anak yang ganteng. Semua menyetujui dan Bude Pu'ahpun langsung ngomong kalau hari minggu depan hal itu akan dilaksanakan. Saat itu juga Bude mengundang mereka semua.<br />
<br />
Ibu tua itu pun menngumbar kata: "Tuh... rupanya sudah direncanakan minggu depan buat kenduri kecil-kecilan dan dia akan mengundang kita semua. Makanya, kita tak seharusnya asal ngomong" katanya. Pelanggan yang lain pun memohon maaf atas kelancangan mereka.<br />
<br />
Dan minggu depannya, acara kenduri itu pun dilaksanakan, tetangga semua diundang dan pelanggan juga.<br />
Usai acara kenduri Jojo dan Bude kelelahan. Cepat mereka tidur. Hanya satu malam saja Jojo tidur di kamarnya yang sudah disediakan. Setalah itu, mereka pernah tidur di karvet sampai bangun kesiangan, kemudian dan seterusnya mereka tidur di kamar Bude. Jojo hanya tidur di kamarnya, jika ada tamu yang datang dan bermalam di urmah mereka.<br />
<br />
Sebuah daster terap tersangkut tak jauh dari ranjang, demikian juga sebuah celana pendek dan kaos oblong. Pernah hampir bahaya, pukul 22.00 Wib ada tamu yang datang, mereka hampir ketahuan tidur sekamar. Dengan dekatnya daster dan celana pendek serta kaos oblong di ranjang, jika ada apa-apa mereka bisa cepat memakainya.<br />
<br />
Begitu pintu tertutup, Bude melepas pakaiannya sampai bugil dan meletakkan dasternya pada sebuah paku di sisi ranjang. Jojo juga demikian dan mereka masuk ke dalam selimut. Di antara mereka tak ada pernah keluar kata-kata malam ini kita ngentot yuk atau kata-kata apa saja. Bahasa tubuh keduanya mereka sudah bisa saling mengerti.<br />
<br />
Jojo membuka sedikit selimut dan mulutnya langsung mengisap tetek Bude dan sebelah tanganya mengelus-elus memek Budenya dengan bulunya yang selalu terawat rapi. Saat itu juga walau terasa agak letih Bude Pu'ah tatap memberinya respons, mereka saling mengelus, merangkul dan melepaskan nikmat mereka dengan gairah yang luar biasa.<br />
<br />
Jarang sekali mereka mandi sendiri-sendiri setiap pagi. Demikian juga setiap sore, kecuali ada tamu. Mandi, tidur, makan, mereka tetap bersama. Bude Pu'ah semakin gairah dalam hidupnya dan tetap menemani Jojo belajar sampai dia tertidur menopangkan tangannya di atas meja makan, tempat Jojo belajar.<br />
<br />
Semua orang kagum pada Bude Pu'ah yang memiliki anak ganteng dan semakin ganteng saja dengan pakaian rapi seperti Budenya, dan rajin membantu. Tak percuma Bude Pu'ah mendapatkan anak seperti Jojo yang rajin dan penuh sopan santun. Bude Pu'ah juga bangga sekali jika orang-orang memujinya. Terutama orang sedesanya yang mengetahui siapa Jojo dan mengenal siapa orangtua Jojo, mereka menghargai keberadaan Jojo.<br />
<br />
Setahun sudah Jojo bersama Bude. Dia semakin ganteng, tidak terjemur matahari lagi, makan teratur dan pakaiannya bagus-bagus, serasi dengan tubuhnya. Kini kelihatan dia semakin tinggi dan berotot.<br />
<br />
Jojo mengusulkan agar mereka seskali berlibur entah kemana. Mesin juga ada istirahatnya, kenapa mereka tak pernah istirahat? Bude setuju. Kamis kini mereka akan ke villa yang bisa disewa dan jauh dari keramaian, karena dia pernah liburan ke sana. Rencana itu mereka matangkan, dan mereka siap berangkat naik sepeda motor, dengan membawa sebuah ransel besar untuk pakaian mereka selama tiga hari.<br />
<br />
Jojo gembira sekali dan dia mencium pipi Bude ibunya itu.<br />
<br />
"Terima kasih, bu. Ibu baik sekali. Aku belum pernah menginap di villa. Terima kasih, ya... " kata Jojo. Ucapan Jojo itu membuat Bude terharu dan dia memeluk Jojo.<br />
<br />
"Apa pun akan aku berikan untukmu, Nak. Aku sangat menyayangimu dan mencintaimu, melebihi segalanya, asal kamu juga menyayangiku dan mencintaiku," bisiknya ke telinga Jojo.<br />
<br />
"Aku pasti menyangimu Bu. Aku tidak akan pernah menikah dengan siapapun, kecuali kalau Ibu sudah tiada," kata Jojo pasti. Bude tersenyum bahagia.<br />
<br />
Habis Sebalum menutup kios, di pintu kios, Jojo menempelkan pengumuman, kalau kios tidak buka selama tiga hari karean ada urusan keluarga. Bude tersenyum. Kenapa selama ini dia tidak pernah berpikir seperti itu, sampai dia tidak pernah mengenal istirahat. Apa yang dikatakan oleh Jojo benar, kalau setiap minggu, dia harus tutup kios dan wajib istirahat untuk kesehatannya sendiri.<br />
<br />
Sepeda motor melaju di jalan raya. Mereka akan menempuh perjalanan satu setengah jam memasuki kebun teh yang hijau dan di balik kebun itu ada villa mungil yang akan disewa selama tiga hari.<br />
<br />
Di depan lekukan sepeda motor diletakkan ransel berisi pakaian untuk tiga hari dan Bude Pu'ah diboncengan belakang menyandang sebuah tas agak besar. Mereka istirahat sejenak di sebuah warung yang bersih. Kebetulan di warung itu mereka bertemu dengan penjaga villa dan mereka mendapat kabar, kalau villa sedang kosong, karena ada penyewa yang baru saja pulang dan villa sedang dibersihkan.<br />
<br />
"Ibu dan putranya yang mau menempati?" tanya penjaga villa. Bude mengiyakan, karena menurut dokter dia harus istirahat total selama tiga hari. Setelah harga disepakati, penjaga villa itu minta diri untuk persiapan lebih lanjut dan menyiapkan makan siang dan malam, sedang menu lainnya akan dibicarakan nanti di villa.<br />
<br />
Karean belum sarapan, Jojo dan Bude Pu'ah meminta sarapan dan mereka menikmatinya dengan senang. Sebentar-sebentar Jojo menyenderkan kepalanya ke bahu Budenya atau sebaliknya. Bude menyelus-elus kepala Jojo pula.<br />
<br />
"Anaknya, Bu?" tanya salah seorang yang duduk dekat mereka.<br />
"Iya..." Bude langsung menjawab.<br />
"Anaknya berapa, Bu?" tanyanya pula.<br />
"Ya, cuma ini aja," Bude menjawab.<br />
<br />
"Pantas. Kami sudah menduganya. Manja sekali. Namanya anak satu-satunya," komentar mereka.<br />
Jojo mendengarnya, tapi dia tak perduli dan tidak malu.<br />
<br />
"Udaah. Lihat tuh, kamu dikatain manja. Malu gak?" Bude sengaja mengucapkannya agak sedikit keras. Tapi jojo diam saja dan tak mau lepas menyenderkan kepalanya dibahu Bude. Orang yang melihatnya pun tersenyum dan mampu memahami anak tunggal yang manja.<br />
<br />
Usai istirahat, berarti setengah jam lagi mereka akan sampai ke tujuan. Mereka kembali menyusuri jalan dan sudah memasuki wilayah kebun teh yang hijau dan asri. Walau jalannya tidak luas, tapi mobil bisa berselisih dengan baik dan aspalnya masih mulus. Bayangan Bude setengah jam, ternyata hanya 20 menit.<br />
<br />
Jalan yang meliuk-liuk itu, membuat mata mereka segar memandang dan mereka memasuki halaman villa di ketinggian. Sesekali embun menampar-nampar wajah mereka dan sepeda motor langsung diminta supaya dimasukkan ke dalam garasi.<br />
<br />
"Mau kamar yang di bawah atau yang di atas?" tanya penjaga.<br />
"Yang di atas," kata Jojo cepat, sebelum Bude menjawab dan Bude hanya tersenyum saja.<br />
"Lutut ibu bagaimana, sayang" tanya Bude.<br />
<br />
"Jojo akan menuntun ibu kalau perlu Jojo akan gendong," katanya dengan kemanjaan. Penjaga villa tersenyum bersama isterinya mendengar jawaban Jojo.<br />
<br />
"Silahkan, nanti kami akan hubungi pakai aiphone," kata sang penjaga.<br />
Penjaga mengangkat ransel mereka dan Jojo menuntun Bude naik ke atas. Jojo memilih kamar yang menghadap ke kebun teh. Karena tidak ada penghuni lainnya, mereka bebas saja, mau ada di mana, karena di atas hanya ada tiga kamar. Bude Pu'ah dengan hati-hati menyampaikan, karena menurut dokter dia butuh istirahat dan ketenangan dia mohon kalau bisa tidak ada orang yang naik ke atas, kecuali jika ada tamu yang mengisi kamar.<br />
<br />
Penjaga mengerti dan menyanggupinya dan mengatakan akan membawa makanan naik ke atas agar Bude tak harus naijk-turun tangga.<br />
<br />
Begitu penjaga turun, Jojo langsung menutup pintu di tangga dan menguncinya. Klek... klek...!<br />
<br />
Bude tersenyum melihat tingkah Jojo. Itu artinya Jojo ingin hanya berdua saja dan mungkin saja Jojo ingin melakukan sesuatu yang seru. Begitu mengunci pintu, Jojo langsung menghambur ke Bude dan memeluknya lalu membawanya ke balkon dan menatap indahnya kebun teh yang terkadang diselimuti kabut. Jojo berdiri di balkon dan Bude memeluknya dan belakang, merapatkan teteknya ke punggung Jojo.<br />
<br />
Jojo tau, kalau yang rapat ke tubuhnya itu masih dilapisi Bra. Jojo membalikkan tubuhnya.<br />
<br />
"Kalau ibu tidak kedinginan, ayo, aku akan mengganti pakaian ibu dengan daster," ujarnya lembut.<br />
Bude tersenyum dan langsung ke kamar. Dia lepas kebayanya dan kain batiknya yang melilit tubuhnya dan dia sudah bugil. Jojo langsung memakaikan dasternya tanpa ada apa-apa di sebalik daster itu. Jojo juga melepas pakaiannya dan mengantinya dengan training speak serta kaos oblong tanpa ada yang lain di sebaliknya. Mereka kembali ke balkon dan Bude memeluknya dari belakang.<br />
<br />
"Kita harus hemat, Bu. Kita harus punya rumah mungil di sini. Nanti kalau ibu sudah tua dan aku sudah bekerja, ibu harus banyak istirahat di sini dengan udara yang segar," kata Jojo seperti kepada dirinya sendiri.<br />
<br />
"Ya. Kita harus cari duit yang banyak. Selain kamu tidak ada, aku tak pernah berpikir hemat dan tidak tau uangku habis demikian saja," kata Bude seperti menyesali.<br />
Jojo berbalik, lalu dia mencium bibir Budenya. Mereka berpelukan dan lidah mereka saling mengkait. Saat itu terdengar suara aiphone dan Bude menerimanya. Ternyata makan siang sudah siap dan akan diantar ke atas.<br />
<br />
Jojo membuka pintu tangga dan penjaga suami-istri mengantar makanan ke atas. Nasi, lalap dan sambal, ikan asin dan ayam goreng serta sayur asam. Kemudian Bude Pu'ah menyerahkan menu untuk nanti malam dan seterusnya. Penjaga itu turun dan mereka berdua makan dengan lahap setelah pintu kembali dikunci.<br />
<br />
Jojo menatap tajam tubuh Bude dan Bude kebingungan dibuatntya, tapi tak berani bertanya.<br />
Jojo mendekati Bude dan melepas semua daster hingga bugil, lalu Jojo melepas pakaiannya juga sampai bugil. Jojo memeluk Budenya dan kembali mereka berciuman. Saling menjilat leher, saling meraba dan saling memagut.<br />
<br />
Kabut semakin tebal udara semakin dingin, namun birahi membuat mereka hangat. Bude Pu'ah menuntun Jojo secara tak langsung ke sebuah kursi di sebuah sudut dan mendudukkan Jojo di kursi itu. Jojo pun mengisap pentil tetek Bude, dengan sebelah tangannya meremas, terkadang mengelus memek Bude. Sampai memek Bude benar-benar basa. Bude juga mengelus tubuh Jojo dan juga meraba kontolnya.<br />
<br />
Bude menaiki sisi kursi, lalu menuntun kontol Jojo memasuki lubangnya. Bude menekan tubuhnya, hingga kontol Jojo menembus lubang nikmat itu.<br />
<br />
Uh.... Bude melenguh. Bude merasakan, ujung kontol Jojo mentok jauh di dalam, Untunglah dia melakukan hal ini, hingga dia mengetahui kedalaman memeknya dan kepanjangan kontol Jojo.<br />
<br />
Jojo merasakan ujung kontolnhya mentok jauh di dalam kemudian merasakan kehangatan memek Budenya dan menikmati kedua tetek Budenya yang lengket di dadanya dan menikmati jilatan lidah Budenya di lehernya. Tubuh yang mungil itu semakin disayangi oleh Jojo. Seumur hidupnya dia tak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dan kenikmatan hidup yang lain.<br />
<br />
Bude mulai memutar-mutar pantatnya untuk mencari titik nikmatnya agar dia bisa orgasme, sementara Jojo merasakan gesekan-gesekan dinding liang Budenya pada kontolnya. Sudah hampir 20 menit mereka di kursi itu, dan terus tubuh mereka tak bisa diam. Akhirnya, kedua saling merangkul dengan kuat dan masing-masing merintih dengan lembut dan dari liang memek Budenya keluar lendir kental membuncah, lalu disusul pula dengan semprotan sperma Jojo beberapa kali.<br />
<br />
Mereka pun merenggangkan pelukannya. Jojo membimbing Budenya ke kamar dan mereka sembunyi di balik selimut tebal, karena terpaan hawa dingin.<br />
<br />
Selama tiga hari di villa, seperti tiada lelah bagi Jojo untuk menyetubuhi Bude, setidaknya dua kali sehari. Bude sepertinya tak sedetikpun dibiarkan oleh Jojo si remaja kemaruk itu lepas dari pelukan. Sebentar-sebenar dia mengecup entah bagian tubuh yang mana saja. Sebentar-sebentar dia menjilat, entah bagian tubuh yang mana saja.<br />
<br />
Saat mereka mau pulang, Dan sudah berpakaian agar pagi itu mereka pulang dan sempat istirahat di rumah serta besoknya tidak terlambat membuka kios, Saat mau turun tangga, kembali Jojo menarik Bude kembali ke atas, padahal mereka sudah menuruni dua buah anak tangga. Budenya hanya menatap, mungkin ada yang tinggal. Begitu kembali tiba di atas, Jojo mengunci kembali pintu, lalu membuang ransel dan melapas kebaya Bude dan seterusnya sampai telanjang bulat.<br />
<br />
Jojo juga melepas semuapa pakaiannya sampai bugil. Bude tersenyum Dia harus melayaninya. Di tempat tidur, langsung Bude dikangkangkan dan memeknya diserbu dengan jilatan lidah. Bude menggelinjang. Lebih menggelinjang lagi. Seumur hidup Bude tak pernah merasakan kenikmatan seperti itu.<br />
<br />
Jojo masih berdiri di lantai, sementara Bude terlentang di ranjang. Kemudian Jojo menusuk kontolnya ke memek Bude yang sudah becek. Kemudian ditarik lalu ujung kontolnya ditempelkan ke lubang memek sampai dalam beberap kali kocokan lalu ditarik dan ujung kontol kembali ditekan kuat. Begitru kepala kontolnya sudah masuk, Jojo menariknya kembali dan mencelupkannya ke lubang memek jauh ke dalam.<br />
<br />
Perlahan Jojo menarik kontolnya dn perlahan pula dia menekannya. Jojo merasakan betapa nikmatnya cengkeraman lubang memek Budenya, kemudian saat mau melepas spermanya, Jojo menekan sekuat-kuatnya kontolnya sampai hilang ditelan memek Budenya dan di sana melepaskan spermanya. Kontolnya mengecil lalu keluar dari memek Bude Pu'ah dan Jojo kembali joingkok menjilati memek Bude sampai Bude orgasme.<br />
<br />
Mereka pulang dengan perlahan-lahan. Bahkan mereka berhenti sampai tiga kali di warung tepi jalan. Sore menjelang mahgrib mereka tiba di rumah. Karean sudah kenyang, mereka langsung istirahat tidur, agar tidak bangun kesiangan. Jojo sempat mengantar Bude ke kios dan dia ke kampus. Sepulang kuliah masih sempat membantu bude di kios.<br />
<br />
Sampai Bude mninggal dunia dalam usia 78 tahun, dia tak pernah melahirkan dan Jojo baru menikah dalam usia 39 tahun dan dia meneruskan usaha Bude sebagai agen jamu "Ny.M" di ibukota kecamayan itu.<br />
<div>
<br /></div>
anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-76782538078129867452015-09-03T16:06:00.002-07:002015-09-03T16:06:28.052-07:00Pemenang Turn Over Bulan Agustus<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPcCqAtUH597LeQd3tlq5BLOTkm019Bvp1TIMHixT4f5fbKlg6CVyapIDAe9DGBe4oSiprgKR0elGxHyPOX-ugf6XDVHQ_V0Po6650S-FY6ctNEzY2LlXw-caLECzyR0DG-5ZQ95ub_ALY/s1600/Capture.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="99" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPcCqAtUH597LeQd3tlq5BLOTkm019Bvp1TIMHixT4f5fbKlg6CVyapIDAe9DGBe4oSiprgKR0elGxHyPOX-ugf6XDVHQ_V0Po6650S-FY6ctNEzY2LlXw-caLECzyR0DG-5ZQ95ub_ALY/s320/Capture.JPG" width="320" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;">Selamat Kepada Pemenang Kejuaraan Turnamen Jackpot Turn Over AGUSTUS 2015</span><br style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;" /><span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;">1. Juara 1 : nganelo</span><br style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;" /><span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;">2. Juara 2 : broroub</span><br style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;" /><span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;">3. Juara 3 : auraQQ</span><br style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;" /><span style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;">4. Juara 4 : aturaja</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19.3199996948242px;"><br />5. Juara 5 : james<br />Contact :<br />YM : Agent.jitupoker<br />PIN BB : 2B14236C<br />LINE : JITUPOKER<br />TLPN : +85517696735</span>anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-16629734459426649502015-09-02T13:35:00.001-07:002015-09-02T13:35:05.073-07:00Video Banci Fashion show<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" src="https://www.youtube.com/embed/Vffvgva5k3I" width="459"></iframe>anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-16778758328868094172015-09-01T15:44:00.001-07:002015-09-01T15:44:09.586-07:00Anak Kost: Cerita Dewasa : ngentot bersama ibu mertua<a href="http://anakkostvirgin.blogspot.com/2015/09/cerita-dewasa-ngentot-bersama-ibu-mertua.html?spref=bl">Anak Kost: Cerita Dewasa : ngentot bersama ibu mertua</a>: Sebuah kisah dewasa atau cerita seks seorang menantu yang berhubungan seks atau ngentot dengan ibu mertuanya, sang ibu dari isterinya dan si...anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-46289602999398161652015-09-01T15:43:00.000-07:002015-09-01T15:43:07.511-07:00Cerita Dewasa : ngentot bersama ibu mertuaSebuah kisah dewasa atau cerita seks seorang menantu yang berhubungan seks atau ngentot dengan ibu mertuanya, sang ibu dari isterinya dan si ibu mertua pun menikmati skandal seks dengan menantunya tersebut. Sudah dua tahun ini aku menikah dengan Virni, dia seorang model iklan dan enam bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang wiraswasta di bidang pompa bensin. Usiaku kini 32 tahun, sedangkan Virni usia 21 tahun. Virni seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Virni, mertuaku, sebut saja Mama Mona, orangnya pun cantik walau usianya sudah 39-tahun. Mama Mona merupakan istri ketiga dari seorang pejabat negara ini, karena istri ketiga jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Sehingga Mama Mona bersibuk diri dengan berjualan berlian.<br />
<br />
Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sndiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian maka aku tinggal di “Pondok Mertua Indah”. Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku, sementara Mama Mona juga sibuk, kami jadi kurang banyak berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Mona jadi semakin akrab malahan kami sekarang sering melakukan hubungan suami istri, inilah ceritanya.<br />
<br />
Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu. Tiga bulan lalu, ketika istriku pergi ke Jogja, setelah kuantar istriku ke stasiun kereta api, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.<br />
<br />
“Eh, Mama.. belum tidur..”<br />
<br />
“Belum, Tom.. saya takut tidur kalau di rumah belum ada orang..”<br />
<br />
“Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat..”<br />
<br />
“Virni.. pulangnya kapan?”<br />
<br />
“Ya.. kira-kira hari Rabu, Ma.. Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu..”<br />
<br />
“Ok.. Tom, selamat tidur..”<br />
<br />
Kutinggal Mama Mona yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, lalu tidur. Keesokannya, Sabtu Pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Mona sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku.<br />
<br />
“Selamat Pagi, Tom..”<br />
<br />
“Pagi.. Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya.”<br />
<br />
“Kamu hari ini mau kemana Tom?”<br />
<br />
“Tidak kemana-mana, Ma.. paling cuci mobil..”<br />
<br />
“Bisa antar Mama, Mama mau antar pesanan berlian.”<br />
<br />
“Ok.. Ma..”<br />
<br />
Hari itu aku menemani Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 07.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Virni makin sibuk dengan dirinya sendiri dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Mona.<br />
<br />
Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya.<br />
<br />
“Tom, kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama yach.. habis pegal banget nih..”<br />
<br />
“Dimana Ma?”<br />
<br />
“Sini.. Leher dan punggung Mama..”<br />
<br />
Aku lalu berdiri sementara Mama Mona duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lama-lama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Mona tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang sangat menusuk hidungku.<br />
<br />
“Maaf, Ma.. punggung Mama juga dipijat..”<br />
<br />
“Iya.. di situ juga pegal..”<br />
<br />
Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Mona juga sudah mulai terangsang. “Tom, Mama kesepian.. Mama membutuhkanmu..” Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan. Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh tanganku. Hal ini membuatku semakin terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang berhadapan dengan Mama Mona yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya terlihat jelas olehku.<br />
<br />
Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Mona lebih bagus dari milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu mertuaku yang toples.<br />
<br />
“Tom, koq bengong, khan Mama sudah bilang, Mama kesepian..”<br />
<br />
“iya.. iya.. iya Mah,”<br />
<br />
Ditariknya tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya. Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang berukuran 36B sudah kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Mona menggoyangkan tubuhnya karena keenakan. Tangannya yang mungil memegang batangku yang masih ada di balilk celana pendekku. Diusap-usapnya hingga batangku mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala batangku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.<br />
<br />
Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menari-nari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Mona kelojotan, sementara batangku sudah dikocok oleh tangannya sehingga makin mengeras. Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya, dari sela-sela celana dan pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin mempercepat kocokan tangannya pada batangku.<br />
<br />
Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Mona melepaskan tangannya dari batangku yang sudah keras. Mama Mona lalu berdiri di hadapanku, dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Mona yang bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh tinggi 167 cm, payudara berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menahan ludah ketika memandanginya.<br />
<br />
“Tom, ayo.. puasin Mama..”<br />
<br />
“Ma.. tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Virni..”<br />
<br />
“Ah.. masa sih..”<br />
<br />
“Iya, Ma.. kalau tau dari 2 tahun lalu, mungkin Mamalah yang saya nikahi..”<br />
<br />
“Ah.. kamu bisa aja..”<br />
<br />
“Iya.. Ma.. bener deh..”<br />
<br />
“Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang penting khan kamu bisa menikmati Mama sekarang..”<br />
<br />
“Kalau Mama bisa memuaskan saya, saya akan kawini Mama..”<br />
<br />
Mama lalu duduk lagi, celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau tidak terpegang semua karena batangku yang besar tapi tangannya yang lembut sangat mengasyikan.<br />
<br />
“Tom, batangmu besar sekali, pasti Virni puas yach.”<br />
<br />
“Ah.. nggak. Virni.. biasa aja Ma..”<br />
<br />
“Ya.. kalau gitu kamu harus puasin Mama yach..”<br />
<br />
“Ok.. Mah..”<br />
<br />
Mulut mungil Mama Mona sudah menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya sampai biji pelirku, Mama Mona mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil tapi tidak bisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku saja dalam mulutnya.<br />
<br />
Hal ini pun sudah membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Mona menyentuh batangku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh ludah Mama Mona yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku semakin mengguncang keenakan. Setelah itu Mama Mona duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Vagina Mama Mona terpampang di hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan vaginanya menusuk hidungku.<br />
<br />
“Ma, Vagina Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yach.”<br />
<br />
“Ah, masa sih Tom, wangi mana dibanding punya Virni dari punya Mama.”<br />
<br />
“Jelas lebih wangi punya mama dong..”<br />
<br />
“Aaakkhh..”<br />
<br />
Vagina Mama Mona telah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut liang vagina Mama Mona, vagina Mama Mona rasanya sangat menyegarkan dan manis membuatku makin menjadi-jadi memberi jilatan pada vaginanya.<br />
<br />
“Ma, vagina.. Mama sedap sekali.. rasanya segar..”<br />
<br />
“Iyaah.. Tom, terus.. Tom.. Mama baru kali ini vaginanya dijilatin.. ohh.. terus.. sayang..”<br />
<br />
Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu kuhisap sarinya yang membuat Mama Mona menjerit keenakan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan. “Ahh.. ahh.. oghh oghh.. awww.. argh.. arghh.. lidahmu Tom.. agh, eena.. enakkhh.. aahh.. trus.. trus..” Klitoris Mama Mona yang manis sudah habis kusedot sampai berulang-ulang, tubuh Mama Mona sampai terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya sudah mengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik di vaginanya maupun paha mama Mona.<br />
<br />
“Ahg.. agh.. Tom.. argh.. akh.. akhu.. keluar.. nih.. ka.. kamu.. hebat dech..” Mama Mona langsung ambruk di atas sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan cairan vagina Mama Mona, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang vagina Mama Mona yang sudah kering dari cairan. Mama Mona melebarkan kakinya sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku rasakan liang vagina Mama Mona terasa sempit, aku pun keheranan.<br />
<br />
“Ma.. vagina Mama koq sempit yach.. kayak vagina anak gadis.”<br />
<br />
“Kenapa memangnya Tom, nggak enak yach..”<br />
<br />
“Justru itu Ma, Mama punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Virni sudah agak lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yach?”<br />
<br />
“Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, vaginanya harus Mama rawat sebaik-baiknya, toh kamu juga yang nusuk..”<br />
<br />
“Iya Ma, saya senang bisa menusukkan batang saya ke vagina Mama yang sedaap ini..”<br />
<br />
“Akhh.. batangmu besar sekali..”<br />
<br />
Vagina Mama Mona sudah terterobos juga oleh batang kemaluanku yang diameternya 4 cm dan panjangnya 28 cm, setelah 6 kali kuberikan tekanan.<br />
<br />
Pinggulku kugerakan maju-mundur menekan vagina Mama Mona yang sudah tertusuk oleh batangku, Mama Mona hanya bisa menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke vaginanya. “Tom.. nggehh.. ngghh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agghh.. agghh.. aahh.. eenaakkhh..” Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan batangku ke vaginanya Mama Mona terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya. Payudara Mama Mona yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku. Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Mona belingsatan, tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tiba-tiba Mama Mona berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket.<br />
<br />
“Arrgghh.. argghh.. aakkhh.. Mama.. keluar nich Tom.. kamu belum yach..?” Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Mona, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya. Kuhujam vagina Mama Mona berkali-kali sementara Mama Mona yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, Payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya kujilat. Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Mona meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Mona hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar. “Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali..” Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, meniban tubuh Mama Mona yang sudah lemas lebih dulu.<br />
<br />
Aku dan Mama terbangun sekitar jam 12.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Mona, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Mona memelukku dan mencium pipiku.<br />
<br />
“Tom, Mama benar-benar puas dech, Mama pingin kapan-kapan coba lagi batangmu yach, boleh khan..”<br />
<br />
“Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba vagina Mama dan sekarangpun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Virni nggak pulang.”<br />
<br />
“Iya, Tom.. kamu mau ngeloni Mama kalau Virni pergi?”<br />
<br />
“Iya Ma, vagina Mama nikmat sih.”<br />
<br />
“Air manimu hangat sekali Tom, berasa dech waktu masuk di dalam vagina Mama.”<br />
<br />
“Kita Main lagi Ma..?”<br />
<br />
“Iya boleh..”<br />
<br />
Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang.anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-59549040281771614572015-09-01T15:27:00.002-07:002015-09-01T15:27:45.083-07:00Nikmati Saja Hidup<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGRbdSjuTXhRuRhDH39wDlvWOAzslKuC8Nb8HvHtxJ0sTI09RKHrmjDUEb9vJZQtEd3HK2dKCUYPqr1wHs9W2UrLDC1Ug9lTV6GbYN1vJJa_nEH10oaniMvbR8hLP2coXm6HpfV2-gXd-w/s1600/11891978_10200727014054675_6611029417122410075_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="294" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGRbdSjuTXhRuRhDH39wDlvWOAzslKuC8Nb8HvHtxJ0sTI09RKHrmjDUEb9vJZQtEd3HK2dKCUYPqr1wHs9W2UrLDC1Ug9lTV6GbYN1vJJa_nEH10oaniMvbR8hLP2coXm6HpfV2-gXd-w/s320/11891978_10200727014054675_6611029417122410075_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-60551592805157015402015-09-01T15:24:00.003-07:002015-09-01T15:24:43.188-07:00Ekspresi Lo Ketika Di baguni<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkLXvUehcmqLuNnyo-ch7D3M9keTkyE2jZMFPJtjGMsLwRCddKvuGFJPzbbNQ5kSX4qP2tR7vJ7nzLxwfgHr56u5yQsHIIZDwMl36Ln9FY1S6vXfY69aut5DIN8cy8VhsyNv5oRpBjud1I/s1600/11407061_903447976386952_7059995023044533942_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="314" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkLXvUehcmqLuNnyo-ch7D3M9keTkyE2jZMFPJtjGMsLwRCddKvuGFJPzbbNQ5kSX4qP2tR7vJ7nzLxwfgHr56u5yQsHIIZDwMl36Ln9FY1S6vXfY69aut5DIN8cy8VhsyNv5oRpBjud1I/s320/11407061_903447976386952_7059995023044533942_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2546726503636275023.post-60881362347677688352015-08-29T22:27:00.000-07:002015-08-29T22:27:08.307-07:00Ampuh Tes Kejujuran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjawqKerWokPaphiA26CepcLBjnHbdiWXXC0mSO1RPOOZ-MoJSYudX-vP6alzejIRvUuH5eJLJlgPYX6l-RkCY26tJXYuVGlq8oGsf4V9lv6jdzqqxqjuVkhDluPg0MHbNAPpXQl8qTNzJ7/s1600/11427040_903453419719741_5562575444378439369_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="317" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjawqKerWokPaphiA26CepcLBjnHbdiWXXC0mSO1RPOOZ-MoJSYudX-vP6alzejIRvUuH5eJLJlgPYX6l-RkCY26tJXYuVGlq8oGsf4V9lv6jdzqqxqjuVkhDluPg0MHbNAPpXQl8qTNzJ7/s320/11427040_903453419719741_5562575444378439369_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />anakkostvirginhttp://www.blogger.com/profile/05833379300608398975noreply@blogger.com0