Selamat Datang Bro and Sis WWW.JITUPOKER.COM

Wednesday, July 15, 2015

Perkosa Cewek Hingga Vagina nya Robek

Kenalin nama aku Rio "Nama Disamarkan" aku duduk di kelas XI SMK. hidupku penuh dengan ke galauan karena tugas yang menumpuk di berbagai guru, setelah beberapa hari aku melihat seorang wanita yang sama sekolah disini hanya beda kelas dia bernama "Vanny" Nama Disamarkan" dia merupakan cewek yang laki-laki idam-idamkan dia memiliki postur yang sempurna kulitnya putih bibirnya merah tipis eklusip dan dia memiliki payudara yang besar dan membuat cowok pada menggilainya.
Sabtu sore aku melihatnya sendirian di bengkel sedangkan guru-guru sudah tidak ada satupun yang ada disekolah, Ku hampiri dia dan ku coba mengobrol dengannya.



Rio : Hai Vanny! sedang apa disini sendiri ?
Vanny : Hai.. tadinya aku mau pulang tapi sudah tidak ada kendaraan jadi aku milih nginep aja disini.
Rio : Oh.. Emang kamu mau tidur dimana ? (basa-basi sambil menanya tempat tidur)
Vanny : Aku mau tidur dikantor bengkel saja!
Rio : Oh ya udah aku pulang dulu yah.
Vanny : Iya.

Ternyata akupun tidak jadi pulang dan diam di luar ruangan tempat diamana Vanny Tidur, Kira-kira jam 23.00 aku coba masuk kedalam ruangan vanny tidur. dan ternyata vanny telah tertidur pulas mengenakan seragam sekolahnya. Aku mendekatinya dan aku coba mencium dan memeluk dirinya, sambil aku memeluknya ku bukakan kemeja dan BH yang ia kenakan dan ku coba meremasnya pelan-pelan, beberapa menit ku remas payudaranya aku mencoba untuk membuka rok dan celana dalamnya karna dia masih tertidur dengan nyenyak... setelah dia telanjang bulat aku pun mulai memainkan vaginanya yang masih perawan, vaginanya pun basah dan dia orgasme sambil tertidur, aku pilin puting payudaranya dan tiba-tiba dia bangun. "Ahhh... Heyy Rio sedang apa kamu?" kata vanny sambil menjauh dari Rio, "Tolonggg Tolonggg..." Vanny minta tolong, "Percuma di sekolah ini cuman ada kita berdua kau mau teriak sekeras apapun tak akan ada orang yang mendengar.. orang sekolah kita 4 Hektare" ujar Rio. "Ayo kesini kita bercinta dimalam yang begitu indah" kata Rio. "Aku tak mau, aku mohon aku masih perawan dan aku belum siap." ujar Vanny. tapi Rio tak mendengar dia langsung menyeret Vanny ke gudang tempat alat alat bengken di simpan. Rio membuka pakaiannya dan langsung menyergap vagina Vanny dengan penisnya yang besar dan panjang. "Pelan-pelan please aku masih perawan" hasut Vanny, Rio mulai menancapkan penisnya yang memakai kondom kedalam vagina Vanny, ternyata benar Vanny masih perawan, Rio memulainya dengan posisi doggy style, darah dan cairan vagina vanny bercucuran di lantai dan rio pun terus menancapkan penisnya kedalam vagina vanny dengan sangat kencang. Sambil menangis Vanny menahan rasa sakit dan nikmatnya sex. Riopun berhenti dan kembali menancapkan penisnya kedalam Pantat Vanny, vanny menjerit "aaaaaaaah". "tenang aku ngga bakal terlalu dalam kok" kata Rio. setelah beberapa menit Rio mengeluarkan penisnya dan menyuruh Vanny mengelumnya dalam mulutnya Rio pun orgasme dan memancarkan spermanya di muka dan vagina Vanny "hmmm aaah" vanny menangis sambil menikmatinya.

Vanny dibiarkan tergeletak digudang bengkel dan rio keluar dari bengkel, "Hah.. cari apa yah yang bisa aku masukan kedalam vagina si Vanny, biar jebol sekalian.." monolog Rio. Rio mulai mencari alat-alat yang biasa di pake dibengkel. Rio mengambil Palu besi, linggis, dildo penis(besar), tabung besi, dan cairan oli yang baru dan yang lama. Ternyata Vanny sudah sadar dan sehat saat Rio kembali,Rio mulai mengikat Vanny membentuk huruf X agar tubuh vanny terlentang. setelah diikat, Vanny pun di lumuri oleh cairan oli yang masih baru, oli pun melumuri seluruh tubuhnya sampai rambutnya. Vanny pun menjadi licin, tiba-tiba Rio mengambil Palu yang ujungnya menyerupai Penis dan pelan pelan memasukannya kedalam penis Vanny. "aaaaaaaawwhh" vanny menjerit. sampai masuk dengan tongkatnya vagina vannypun mengeluarkan darah yang sangat banyak dan Riopun melepas palunya. Setelah dilepas vanny kira akan selesai ternyata rio malah memasukannya lagi ke pantat Vanny yang Bohay. Vanny menjerit kembali, waktu vanny menjerit di bukakannya mulut vanny dan diguyurkan oli yang baru ke mulut vanny hingga berceceran dan tidak bisa bicara.palu menancap di pantat vanny dan Rio mengambil linggis yang telah dia siapkan dia memasukan linggis tadi kedalam vagina vanny dengan tidak hati-hati. darah terus keluar dari vagina vanny sampai vanny pun pingsan.

Beberapa jam kira-kira jam 02.20 vanny tersadar dan dia sudah ada di atas mesin bubut yang sudah di jepitnya tubuh vanny diatas mesin bubut dengan solatip-solatip bening. Di cekam mesinpun terlihat Dildo yang sangat bersar di jepit oleh cekam. Tubuh Vanny pun mulai di majukan dan memasukan Dildo ke dalam vagina Vanny setelah dildonya masuk dengan susah, mesin bubutpun dinyalakan dan tiba-tiba dildo tersebur berputar di dalam vagina vanny. Dengan kecepatan 250 rpm vanny menahan sakit karna dildo tersebut sangat besar dan sempitnya vagina vanny membuat sakit dan panas dari mesin menyalur ke vagina vanny. Rio pun mematikan mesin setelah 10 menit lalu apa yang rio lakukan ternyata dia menambah kecepatannya menjadi 725 rpm lalu kembali mesinnya di jalankan dan sedikit-demi sedikit rio kembali menekankan dildo dengan menggeser tubuh vanny. beberapa saat kemudian kecepatan pun ditambahkan hingga max yaitu 1000 rpm. Dildo masuk sangat dalam dan kecepatan putar yang sangat tinggi membuat vagina vanny hancur dan mengeluarkan darah yang sangat dahsyat, Vanny yang dalam keadaan sadar menangis sambil menjerit histeris "aaaaaaawww aaaaaawhhh :'( " Keluarnya darah dalam vagina malah rio mengguyurkan cairan oli yang lama di campur yang baru di atas tubuh Vanny sehingga kulit vanny terlihat licin dan hitam.

Jam 03.30 Mesin dimatikan dan vanny di lepaskan dari ikatannya.setelah vanny terlepas dia tidak bisa berdiri karena kelelahan aku coba mengistirahatkan didalam kamar mandi agar setelah tersadar nanti dia sudah bersih karena mandi. Jam 04.50 Aku pun melihat sambil memberikan baju ke kamar mandi Vanny. Dia pun tampak bersih tetapi aku melihat lubang vaginanya robek sekitar 3.7 cm ke arah atas dan ke arah pantat sehingga lubang vaginanya menjadi satu dengan lubang pantatnya. dan robek ke atas. tetapi aku biarkan dan dia pun aku pakaikan baju.

Setelah pagi aku antar pulang dan saat ku bangunkan dia ternyata dia tetap tidak bisa bediri dan berjalan. Karena terlalu beresiko kalau dia pulang, aku membawanya ke kost-kostanku mengenakan motor. Kebetulan di depan sekolah belum ada satpan karena masih pagi.

Setelah di kostanku aku menidurkannya ranjangku, dia tersadar pada jam 19.00 dan dia marah padaku karena telah menyiksanya, tapi aku pun mengancamnya jika dia berani mengadukan perlakuan ku aku akan membunuhnya, dan diapun berjanji. Setelah itu akupun kembali menikmati tubuhnya hingga menjelang subuh dan kuantarkan pulang dia di pagi harinya karena dia sudah sehat kembali.

Thursday, July 9, 2015

Nafsu Setan Bos Gue

Gue cowok yang masih single. Gue kerja seruang dengan seorang cewek cantik. Dia atasan gue, orangnya cantik dan montok menggoda. Dia suka membuat kontol gue naik terus. Nggak heran dia punya hobby ngesex. Gue juga punya hobby yang sama. Tapi tidak semaniak dia. Hampir tiap hari dia ngesex dengan cowok yang disenanginya, bahkan gue sering diajak 'Anu' sama dia. Disamping gue senang dan menikmati tubuhnya yang aduhai itu, gue juga tidak berani menolak perintahnya.. pokoknya "A.I.S"-lah.. itu..tuu.. Asal Ibu Senang. Dan gue dijanjikan naik pangkat dan tentu saja gaji naik juga dong plus bonus tubuhnya yang montok itu.

Dia orangnya cantik meskipun umurnya jauh diatas gue. Karena dia selalu suka pakai rok 'super' mini warna putih transparan. Maka gue tahu kalau dia tiap hari nggak pernah pakai CD. Yang gue heran ama dia, pas dia ada di luar ruang kerja dia selalu pakai rok biasa bahkan pernah pakai celana. Tapi pas ada di ruang kerja kita dia selalu pakai rok 'super' mini itu. Jadi kalau ada sesuatu yang dia butuhkan dia selalu minta tolong gue yang ngurus. Meja kerjanya yang berada di depan gue, jadi gue bisa melihat apa yang dikerjakannya. Tiap menit dia selalu memancing nafsu gue. Dia sering pura-pura lihat suasana diluar jendela, padahal dia ingin memeperlihatkan kemontokan pantatnya yang super montok itu. Lalu dia pura-pura melihat hasil kerja gue sambil dekat-dekat terus dia menundukkan kepalanya.. lalu yah jelaslah payudaranya yang tergantung bebas tanpa halangan dari BH. Dia goyangkan badannya, maka bergoyanglah payudara itu kiri-kanan-kiri lagi.. Tapi yang paling parah, dia pura-pura menjatuhkan bulpen di lantai, terus dia jongkok membelakangi gue. Pas dia nunduk, roknya tersingkap keatas jadi terlihatlah pantatnya yang montok putih dan memeknya yang putih kemerahan dengan bulu yang tampak menantang untuk dijamah. Pas dia udah ambil itu bolpoint, eh.. dijatuhin lagi terus nungging lagi.. lagi.. lagi.. Dia goyangin itu pantatnya maju-mundur, bawah-atas..lalu dia renggangkan kakinya sehingga memeknya yang lezat itu merekah bagai bunga 'mawar' dan begitu seterusnya. Hingga gue nggak tahan akan kelakuannya itu. Langsung aja gue deketin dia terus gue obok-obok 'anu-nya'.. Dan ternyata.. apa yang terjadi.. ohh..

Dia menikmati sentuhan-sentuhan gue. Saat ini gue bekerja dengan lidah gue. Gue jilat sedikit kacangnya dan di "suck" agar basah. Nggak samapai dua menit udah tampak ada cairan bening di memeknya. Karena kontol gue udah nggak tahan, lalu gue masukin kontol gue ke memeknya. Dia mendesis - meronta - mengerang nikmat(3M) demikian juga gue. Hangat dan lembab. Lalu gue mula goyang kiri kanan, maju-mundur dan kadang-kadang gue putar. Dia bener-bener hebat, setelah gue agak pasif dalam gerakan gue karena udah hampir nyampe. Dia dengan perkasa menggoyang tubuhnya maju-mundur, kanan-kiri dan berputar dengan garang.

Sementara gue makin berat nahan orgasme gue, akhirnya..
"Bu boleh keluarin di dalam..?"kataku.
"Boleh aja sayang, emang sudah hampir.. ya?"katanya sambil terus menggenjot pantatnya maju-mundur.
"Ya, bu"kataku.
"Kita sama-sama ya, hmm..ohh..".

Dengan sisa tenaga gue goyang lagi sampai gue terasa enak bener karena orgasme gue udah sampai deket pintu helm "NAZI".
Lalu gue peluk dia dari belakang sambil gue remes dadanya. Dan cret.. cret.. cret. cret, air mani gue muncrat didalam lubang memeknya. Dan diapun merintih ohh yes dan lalu mencengkeram kursi dengan erat serta badannya bergetar dan menegang.. Rupanya dia klimaks juga. Dengan kontol dan memek masih bersatu gue tetep peluk dia dari belakang.

Dia tersenyum puas lalu melumat bibirku. Dia bilang kontolku enak banget sih. Dia kangen katanya kalau nggak dicoblos kontolku barang sehari. Nggak lama gue peluk pinggangnya kuat-kuat dari belakang sambil ngerintih akhh.. akhhgg dan lalu di dinding memeknya kubikin terasa hangat karena semprotan sperma gue tadi. Nggak ke tulungan enaknya katanya, tapi dia harus buru-buru ngrapiin baju dan nyuci memeknya. Habis gituan luemes banget dan nggak bisa kerja lagi. Abis sambil berdiri sih.
Enak juga lho making love di kantor. Apalagi kalau lembur jangan dibilang. Di meja kerja, di WC, di lift, di lantai atas gedung atau juga di dalam mobilnya juga bisa, rasa takut ketahuan itu selalu ada, tapi kenikmatannya lain dari pada yang lain, pokoknya sensasinya lain.

Malamnya gue diajak ke pub. Setelah jam dua belas malam, gue ajak dia pulang. Dia kutuntun ke mobilku karena dia mulai mabuk akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman dan kuantarkan ke apartemennya. Gue bingung mengapa dia nggak pulang ke rumahnya sendiri.. mengapa kesini. Kuantar sampai ke dalam kamarnya di lantai 7, gue istirahat sejenak di sofanya. Dia bangun dan menghampiri gue untuk mengucapkan terima kasih dan selamat malam.. tapi tubuhnya jatuh dalam pelukan gue sehingga nafsu gue untuk meng'anu'nya mulai bangkit. Kuciumi dari kening, mata, hidung hingga mulut sensualnya disambutnya ciuman gue dengan permainan lidahnya yang sudah profesional.
Lama kami berciuman dan gue mulai meremas teteknya yang agak kenyal.. lalu kubuka resleting bajunya..kemudian kususupkan tanganku ke dalam behanya untuk meremas teteknya lagi dan memainkan putingnya.. sambil terus berciuman. Satu persatu pakaiannya jatuh ke lantai.. BH.. CD.. tapi kami masih berciuman. tanganku tak tinggal diam.. meremas diatas sesekali
memainkan puting dan meraba dan memainkan di bagian memeknya.. oi.. jembutnya yang menggoda.. lezatnya..

Memeknya telah banjir akibat otot memeknya mengeluarkan cairan karena rangsangan dari gue.. tangannya mulai membuka satu persatu pakaianku sampai kami berdua full bugil. Kusodok sodok jari tengahku ke dalam memeknya ..sshh.. oohh.. gung.. please.. sshh.. don't stop..aahh.. terus jariku telunjukku memainkan itilnya yang mulai menegang .. sshh.. aahh.. dan dia mulai merebahkan badannya di sofa kuciumi lagi putingnya dan kusodok-sodok lagi memeknya dengan dua jari.. sshh.. aahh..oohh
my goodd..sshh .. dia mulai mencari-cari kontolku yang sudah tegang sejak tadi.. dan mulai menghisap kontolku .. mulai dari kepala .. sshh .. aahh.. buu.. aahh.. sshh .. perlahan lahan mulutnya masuk dan melahap kontolku semuanya sshh ..hhmm.. kutambah jariku satu lagi hingga tiga yang masuk ke dalam memeknya sshh.. aachh.. tambah satu lagi hingga hanya jempol saja yang masih di luar memainkan itilnya
..sshh.. hhmm.. gue lepaskan kontolku dari mulutnya dan mulai kuarahkan ke bibir memeknya yang banjir.. perlahan lahan kudorong kontolku.. sshh.. oohh.. honey.. hhmm.. bibir bawahnya menggigit bibir atasnya.. kuangkat kedua pahanya dan kusandarkan di sandaran sofa yang sebelah kiri sedang yang kanan kuangkat.. dan bless.. aahh.. sshh.. kuayunkan perlahan lahan..
sshh.. oohh my god.. come on.. sshh..terus kuayunkan hingga kupercepat ayunanku .. sshh.. buu.. saya mau keluar buu..sshh.. keluarin di dalem aja sayang..ohh aahh.. kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku sambil terus menggoyangkan pantatnya sshh.. aahh..

Tiba-tiba dia menjerit histeris oohh..sshh.. sshh..sshh.. ternyata dia sudah keluar.. gue terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga mentok ke dasar memeknya sshh.. aahh.. dan aagghh.. crett.. crreett.. ccrreett..kutekan pantatku hingga kontolku menempel dasar memeknya.. dan keluarlah pejuku ke dalam liang memeknya
.. sshh.. bbrr.. saat terakhir pejuku keluar.. guepun lemas tetapi tidak gue cabut melainkan menaikan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas gue lihat bagaimana kontolku masuk ke dalam memeknya yang di kelilingi oleh jembutnya yang menggoda.. kubelai jembutnya sambil sesekali menyentuh itilnya. Ssshh.. aahh.. gue mulai mengayunkan kembali kontolku.. biar agak ngilu gue paksakan..kapan lagi.. sshh.. aahh.. hhmm.. gue meminta dia untuk posisi nungging dengan tidak melepaskan kontolku dalam memeknya.. kontolku terasa
dipelintir oleh memeknya.. terus kugenjot lagi ..sshh dan.. sshh.. dia mendorong pantatnya dan aachh.. lebih cepet honey ..sshh.. dia sudah keluar lagi
Gue masih asik mengoyang pantatku sambil meremas teteknya yang dari tadi gue biarkan.. sshh.. hhmm..aahh.. dan creett.. creett.. guepun menekan pantatku dan menarik pinggulnya hingga kontolku mentok lagi di dasar memeknya.. kami berdua
sama lemas..

Dia ambil sebatang rokok.. dinyalakannya dan dia hisap itu rokok.. persis seperti saat dia menghisap kontol gue.. kami duduk dan sama menikmati permainan tersebut sambil dia merokok kami saling mengobok-obok kemaluan masing-masing.. Kuangkat tubuhnya ke tempat tidur.. kami tidak membereskan pakaian kami yang masih berserakan di lantai ruang tamu.. gue putar jam bekerja tepat pukul 5 soalnya gue mau pulang.. Dia mulai merapatkan matanya sambil tangannya merangkul dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke tubuhku.. meskipun udara di rungan sudah dingin tetapi tubuh kami masih berkeringat akibat permainan tadi..
Pada kesempatan lain gue datang ke rumahnya nganterin surat-surat penting. Kebetulan siang itu dia lagi sendiri. "Oh kamu sayang.. ayo cepet masuk..ehhmm"katanya sambil nutup pintu. "Iya bu, saya cuma mau ngantar surat
ini "kataku.

Terus gue minta pamit pulang.. tapi.. "Aduh koq buru-buru amat sih.. ibu mau minta tolong lagi.. boleh khan .."katanya manja. Lalu, matanya merem melek sambil lidahnya dikeluarkan, gue udah tahu pasti dia pengen ngentot
lagi nich. Pokoknya udah nggak tahan deh. Langsung gue diajak dia masuk dan duduk di teras. Waktu itu dia pakai baju kulot putih transparan. Terlihat payudaranya yang montok dengan putingnya yang menyembul dari balik bajunya. Gue lihat dia lagi 'super' nafsu, lalu dia pancing gue untuk making love. Gue sih "A.I.S" saja.
Lalu kulot dan CD dilepaskan step by step, lalu memeknya gue raba-raba, dan kelentitnya gue diplintir sampai dia terangsang banget. Terus baju, celana dan CD gue diplorotin. Lalu kita duduk di lantai teras. Dalam posisi duduk santai kakiku selonjor, dia sedot-sedot kontolku sampai gue mendesah-desah dan kontolku
menjadi tegang dan keras. Dia kangkangi kakinya terus dia pegang kontolku yang udah keras sambil mengarahkan ke memeknya yang sudah basah dan merekah itu.

Aduh enaknya terus dia naik turun terus sambil digoyang-goyang terus dikocok terus sampai kenikmatan yang tak terhingga. Rasanya dia jadi lemas dan capai, tapi dia berusaha tidak mau udahan. Kayaknya teriak tertahan, mungkin dia takut kedengaran tetangga. Dia terus naik turun dan gue juga ngimbangi dari bawah, terus sampai akhirnya gue dan dia pelukan erat-erat karena dia sudah merasa hampir klimaks, dan nggak lama dia pun menegang dan akhirnya sama-sama puncak dan keluar. Pokoknya nikmat banget, dan badan gue juga terasa lemas tak bertenaga kepinginnya nggak mau lepas dari tubuhnya. Tanpa pakai celana dulu dia pergi ke kamar mandi. Pantatnya yang montok bergoyang kanan-kiri-kanan-kiri.. Kadang dia menundukkan tubuhnya sehingga posisinya nungging ke arah gue.. sehingga memeknya terlihat merekah.. ohh. Gue melotot lihat tingkahnya begitu seronok. Ah gue cuek aja. Yang penting.. uueennaakk.. ooii.. Byyee..

Tuesday, July 7, 2015

STLEESSSSSSS


Tante Sendiri Yang Kuperkosa.

Cerita Dewasa Pengalamanku Perkosa Tante Sendiri. Kejadian ini terjadi sekitar sebulan yang lalu. Saya berumur 23 tahun baru lulus dari salah satu universitas ternama di Jakarta. Dan saya berasal dari keluarga baik-baik. Kejadian ini dimulai ketika saya menginap di rumah om saya di daerah Bogor. Om saya telah menikah dan memiliki 2 anak lelaki yang lucu (umur 3 dan 5 tahun), serta memiliki istri yang cukup cantik (menurut saya) umurnya sekitar 27 tahun.

Awal kejadiannya adalah pada hari sabtu malam saya mendengar pertengkaran di rumah tersebut, yang tidak lain adalah om saya dengan tante saya. Ternyata penyakit ‘gatel’ om saya kambuh lagi yaitu sering pergi ke diskotik bersama temannya. Hal tersebut sangat menyakitkan tante saya, karena di sana om saya akan mabuk-mabukan dan terkadang pulangnya bisa pada hari Minggu malam. Entahlah apa yang dilakukan di sana bersama teman-temannya. Dan pada saat itu hanya aku bertiga saja di rumah: saya, Om Pram dan Tante Sis.

“Brak..” suara gelas pecah menghantam pintu, cukup membuat saya kaget, dan om saya dengan marah-marah berjalan keluar kamar. Dari dalam kamar terdengar tante saya berteriak, “Nggak usah pulang sekalian, cepet ceraikan aku.” Dalam hatiku berkata, “Wah ribut lagi.” Om Pram langsung berjalan keluar rumah, menstarter mobil Timornya dan pergi entah ke mana.

Di dalam kamar, aku mendengar Tante Sis menangis. Aku mau masuk ke dalam tapi takut kena damprat olehnya (kesalahan Om Pram dilimpahkan kepadaku). Tapi aku jadi penasaran juga. Takut nanti terjadi apa-apa terhadap Tante Sis. Maksudku akibat kecewa sama Om Pram dia langsung bunuh diri.

Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya. Dan kulihat dia menangis menunduk di depan meja rias. Aku berinisiatif masuk pelan-pelan sambil menghindari pecahan gelas yang tadi sempat dilemparkan oleh Tante Sis. Kuhampiri dia dan dengan pelan.
Aku bertanya, “Kenapa Tan? Om kambuh lagi?”
Dia tidak menjawab, hanya diam saja dan sesekali terdengar isak tangisnya. Cukup lama aku berdiri di belakangnya. Pada waktu itu aku hanya memandangnya dari belakang, dan kulihat ternyata Tante Sis mengenakan baju tidur yang cukup menggiurkan. Pada saat itu aku belum berpikiran macam-macam. Aku hanya berkesimpulan mungkin Tante Sis mengajak Om Pram, berdua saja di rumah, karena anak-anak mereka sedang pergi menginap di rumah adik Tante Sis. Dan mungkin juga Tante Sis mengajak Om bercinta (karena baju yang dikenakan cukup menggiurkan, daster tipis, dengan warna pink dan panjang sekitar 15 cm di atas lutut). Tetapi Om Pram tidak mau, dia lebih mementingkan teman-temannya dari pada Tante Sis.

Tiba-tiba Tante Sis berkata, “To, Om kamu kayaknya udah nggak sayang lagi sama Tante. Sekarang dia pergi bersama teman-temannya ke Stardust di Jakarta, ninggalin Tante sendirian di rumah, apa Tante udah nggak cakep lagi.” Ketika Tante Sis berkata demikian dia berbalik menatapku. Aku setengah kaget, ketika mataku tidak sengaja menatap buah dadanya (kira-kira berukuran 34). Di situ terlihat puting susunya yang tercetak dari daster yang dikenakannya. Aku lumayan kaget juga menyaksikan tubuh tanteku itu.

Aku terdiam sebentar dan aku ingat tadi Tante Sis menanyakan sesuatu, aku langsung mendekatinya (dengan harapan dapat melihat payudaranya lebih dekat lagi).
“Tante masih cantik kok, dan Om kan pergi sama temannya. Jadi nggak usah khawatir Tan!”
“Iya tapi temennya itu brengsek semua, mereka pasti mabuk-mabukan lagi dan main perempuan di sana.”
Aku jadi bingung menjawabnya. Secara refleks kupegang tangannya dan berkata, “Tenang aja Tan, Om nggak bakal macem-macem kok.” (tapi pikiranku sudah mulai macam-macam).
“Tapi Tante denger dia punya pacar di Jakarta, malahan Tante kemarin pergoki dia telponan ama cewek, kalo nggak salah namanya Sella.”
“Masak Om tega sih ninggalin Tante demi cewek yang baru kenal, mungkin itu temennya kali Tan, dan lagian Tante masih tetap cantik kok.”
Tanpa Tante Sis sadari tangan kananku sudah di atas paha Tante Sis karena tangan kiriku masih memegang tangannya. Perlahan-lahan pahanya kuusap secara halus, hal ini kulakukan karena aku berkesimpulan bahwa tanteku sudah lama tidak disentuh secara lembut oleh lelaki.

Tiba-tiba tanganku yang memegang pahanya ditepis oleh Tante Sis, dan berdiri dari duduknya, “To, saya tantemu saya harap kamu jangan kurang ajar sama Tante, sekarang Tante harap kamu keluar dari kamar tante sekarang juga!” Dengan nada marah Tante Sis mengusirku.
Cukup kaget juga aku mendengar itu, dan dengan perasaan malu aku berdiri dan meminta maaf, kepada Tante Sis karena kekurangajaranku. Aku berjalan pelan untuk keluar dari kamar tanteku. Sambil berjalan aku berpikir, aku benar-benar terangsang dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Sejak aku putus dengan pacarku, terus terang kebutuhan biologisku kusalurkan lewat tanganku.

Setelah sampai di depan pintu aku menoleh kepada Tante Sis lagi. Dia hanya berdiri menatapku, dengan nafas tersenggal-senggal (mungkin marah bercampur sedih menjadi satu). Aku membalikkan badan lagi dan di pikiranku aku harus mendapatkannya malam ini juga. Dengan masa bodoh aku menutup pintu kamar dari dalam dan menguncinya, lalu langsung berbalik menatap tanteku. Tante Sis cukup kaget melihat apa yang aku perbuat. Otakku sudah dipenuhi oleh nafsu binatang.

“Mau apa kamu To?” tanyanya dengan gugup bercampur kaget.
“Tante mungkin sekarang Om sedang bersenang-senang bersama pacar barunya, lebih baik kita juga bersenang-senang di sini, saya akan memuaskan Tante”. Dengan nafsu kutarik tubuh tanteku ke ranjang, dia meronta-ronta, tetapi karena postur tubuhku lebih besar (tinggiku 182 cm dan beratku 75 kg, sedangkan Tante Sis memiliki tinggi tubuh sekitar 165 cm dan berat kurang lebih 50 kg) aku dapat mendorongnya ke ranjang, lalu menindihnya.

“Lepasin Tante, Dito,” suara keluar dari mulutnya tapi aku sudah tidak peduli dengan rontaannya. Dasternya kusingkap ke atas. Ternyata Tante Sis tidak mengenakan celana dalam sehingga terpampang gundukan bukit kemaluannya yang menggiurkan, dan dengan kasar kutarik dasternya bagian atas hingga payudaranya terpampang di depanku. Dengan bernafsu aku langsung menghisap putingnya, tubuh tanteku masih meronta-ronta, dengan tidak sabar aku langsung merobek dasternya dan dengan nafsu kujilati seluruh tubuhnya terutama payudaranya, cukup harum tubuh tanteku.

Akibat rontaannya aku mengalami kesulitan untuk membuka pakaianku, tapi pelan-pelan aku dapat membuka baju dan celanaku. Sambil membuka baju dan celanaku itu, dengan bergantian tanganku mengusap bukit kemaluannya yang menurutku mulai basah (mungkin Tante Sis sudah mulai terangsang walaupun masih berkurang tetapi frekuensinya agak menurun sedikit).

Dengan tidak sabar aku langsung berusaha membenamkan kejantananku ke liang kewanitaannya. “To, jangan To, aku Tantemu tolong lepasin To, ampun, Tante minta ampun”. Aku sudah tidak peduli lagi rengekannya. Ketika lubang senggamanya kurasa sudah pas dengan dibantu cairan yang keluar dari liang kewanitaannya aku langsung menghujamkan senjataku.

“Auuhhh, sakit To, aduh.. Tante minta ampun… tolong To jangan.. lepasin Tante To..” Ketika mendengar rintihannya, aku jadi kasihan, tetapi senjataku sudah di dalam, “Maaf Tante, saya sudah tidak tahan dan punyaku sudah masuk ke dalam, saya akan berusaha membuat Tante menikmatinya, tolong Tante sekali ini saja, biarkan saya menyelesaikannya,” bisikku ke telinganya. Tante Sis hanya diam saja. Dan tidak berkata apa-apa.

Dengan pelan dan pasti aku mulai memompa kemaluanku naik turun, dan Tante Sis sudah tidak meronta lagi. Dia hanya diam pasrah dan kulihat air matanya berlinang keluar. Kucium keningnya dan bibirnya, sambil membisikkan, “Tante, Tante masih cantik dan tetap mengairahkan kok, saya sayang Tante, bila Om sudah tidak sayang lagi, biar Dito yang menyayangi Tante.” Tante Sis hanya diam saja, dan kurasakan pinggulnya pun ikut bergoyang seirama dengan goyanganku.

Kira-kira 10 menit aku merasakan liang kewanitaan tanteku semakin basah dan kakinya menyilang di atas pinggulku dan menekan kuat-kuat (mungkin dia sudah orgasme), dan tidak lama kemudian akupun mengeluarkan spermaku di dalam liang senggamanya. Setelah pemerkosaan itu kami hanya diam saja. Tidak berkata apa, hanya diam. Aku sendiri harus ngapain. Tanteku kembali menitikkan air matanya. Dan aku pamit kepadanya, untuk keluar kamarnya, aku terus merenung, mengapa bisa begini.

Itulah kisahku. Sejak kejadian itu hubunganku dengan tanteku menjadi renggang. Aku bingung dengan apa yang harus kulakukan. Sudah sebulan aku tidak lagi ke Bogor, karena ada perasaan malu. Tetapi Tante Sis tidak menceritakan kepada siapapun kejadian ini, dan kadang jika malam aku tidur, selalu terbayang kejadian waktu itu. Ingin rasanya aku melakukan kembali tetapi aku takut. Maaf aku tidak menceritakannya secara vulgar, karena ini terjadi begitu saja.

TAMAT

Monday, July 6, 2015

Sedih Mikirin THR


Cerita Perkosa Amoy Cantik Mahasiswi Perawan

namaku Yudi, umurku 29 tahun. Aku dari lahir sampai sekarang tinggal di Bandung. Dulu aku kuliah di universitas swasta terkenal di Bandung Utara. Sekarang aku kerja di salah satu pabrik garment di daerah Bandung Barat. Posisiku sebagai Manager Produksi, jadi ya mengurusi produksi melulu. Sebagai level manager, aku bersyukur aku diberi fasilitas yang kupikir lebih dari cukup (soalnya dari dulu aku biasa diajarkan hidup sederhana, walaupun bapakku tidak begitu miskin). Bos memberiku mobil Lancer Evo IV, rumah beserta isinya, HP dan sebagainya. Makanya aku betah-betahin kerja di pabrik itu. Aku kerja di pabrik itu kira-kira hampir 2 tahun sampai sekarang. Produksi garment ini lumayan terkenal di Indonesia, kebetulan juga produknya di ekspor ke mancanegara. Sebagai seorang laki-laki, kadang-kadang aku berpikir bahwa suatu saat nanti aku perlu pendamping. Tapi kadang-kadang juga aku malas berhubungan dengan cewek. Soalnya sudah 2 kali aku putus dengan cewekku. Dua-duanya Chinese. Alasannya klasik, nggak ada perhatian lagi. Ya sudah aku terima saja, mungkin ini takdirku mesti begini.

Suatu ketika salah satu mesin pabrik rusak. Padahal jika mesin mati satu, target produksi pasti bakal tidak terpenuhi. Biasanya sih ada di bagian divisi pembelian CQ bagian gudang, cuma tidak tahu kenapa stock spare part mesin itu tidak ada di gudang spare part. Aneh kupikir. Akhirnya aku minta staf divisi pembelian untuk order spare mesin ke supplier langganan pabrikku. Pokoknya kubilang, besok siang spare part itu harus sudah ada.

Walaupun pihak supplier belum bisa mengatakan sanggup, soalnya barang itu mesti pesan dulu ke Jepang. Biasanya paling cepat satu minggu. Karena aku tidak sabar, akhirnya kutelepon ke suppliernya. Padahal ini bukan wewenangku secara langsung, tapi kupikir ini inisiatifku sendiri. Di telepon aku minta, itu barang harus bisa datang paling lambat 2 hari (nggak masuk akal kupikir!). Waktu itu yang menerima cewek (wah suaranya oke punya!), tapi waktu itu aku tidak peduli mau cewek, mau cowok pokoknya yang ada dalam pikiranku barang itu harus ada secepatnya. Maklum ini untuk order ekspor. Besoknya kutelepon lagi, yang mengangkat cewek (yang kemarin kali ya?). Terus kubilang kapan kepastiannya, dia bilang lusa barang dijamin ada. Oke kupikir.

Lusanya memang barangnya sudah sampai di pabrikku. Waktu itu barang diantarnya pagi sekitar jam 10.30. Mesin yang rusak disetting ulang oleh bagian Maintenance/Montir. Jam 12.30 aku istirahat dulu sambil makan siang bersama dengan manager lainnya. Setelah makan siang, aku iseng-iseng telepon ke tempat supplier, siapa tahu yang mengangkat cewek itu. Biasa, namanya juga laki-laki. Ternyata cita-citaku tercapai, yang mengangkat ternyata dia. Singkatnya akhirnya aku tahu nama cewek itu. Namanya Vera. Feelingku mengatakan, pasti Vera orangnya cantik. Akhirnya lama-lama aku jadi sering menelepon Vera. Biasanya sih saat waktu istirahat. Bla.. bla… bla…. ternyata Vera satu almamater denganku cuma beda fakultas, dan wisudanya juga bersamaan denganku. Tapi kan dulu, aku tidak tahu. Oh iya, ternyata juga dia memberi tahu kepadaku bahwa dia itu Chinese, dan aku juga kasih tahu dengan dia bahwa aku orang pribumi.

Hampir sebulan aku hanya saling menelepon dengan dia, seringnya sih di kantor. Selama ada fasilitas kantor kumanfaatkan saja. Akhirnya aku punya inisiatif buat mengajak dia ketemu denganku. Daripada ngobrol ngalor ngidul tidak karuan. Tadinya sih dia tidak mau, takut mengecewakan kali ya? Ah, kalau aku sih PD saja lagi. Aku juga nggak jelek-jelek amat sih. Setelah aku melobi dia, kutetapkan hari dan tanggalnya, kalau tidak salah tanggal 18 September 1999. Di hari H-nya kujemput dia jam 5 sore, soalnya dia pulang kerja jam 5 sore. Waktu itu aku ijin pulang jam 4 sore ke Factory Managerku, alasannya keperluan keluarga. Sebelumnya kutelepon dulu ke kantor Vera, kujemput dia pakai mobil Lancer Evo IV D 234 XX silver smoke. Biar dia tidak kebingungan mencariku. Aku juga diberi tahu juga alamat kantornya. Akhirnya aku masuk ke pelataran parkir kantor Vera di daerah Kopo. Kulihat satu persatu karyawan yang bubaran, maklum kompleks Ruko. Kuparkir mobilku tepat di mulut pintu PT X, tapi jaraknya dari pintu sekitar 15 meter. Akhirnya aku melihat tinggal cewek sendirian lumayan cantik melihat mobil yang warnanya silver smoke. Kupikir itu pasti Vera. Aku juga bingung mau ngapain, turun atau diam di mobil saja. Norak sekali aku nih! Bodohnya keluar. Habis aku belum pernah kenalan dengan cara begini. Ah… lebih baik aku samperin saja.

Astaga, cantik sekali si Vera. Asli cantik sekali! aku nggak bohong. Kulitnya putih (khas Chinese), tingginya kira-kira 165 cm, cukup tinggi untuk ukuran cewek, rambutnya pendek di atas bahu, warna rambutnya hitam kecoklat-coklatan, matanya juga coklat, wah… seksi sekali, dia memaakai stelan blazer merah, dan bawahannya dia pakai celana panjang, dengan juga warnanya (satu stel deh pokoknya). Kontras dengan warna kulitnya yang putih. Umurnya beda setahun di bawahku. Ukuran yang lainnya seperti BH ukurannya 38B. Lumayan besar. Terus bagian pantatnya lumayan sekal dan besar kenyal.

“Hai…” kataku.
“Yudi ya?” katanya sambil salaman denganku.
“Iya…” kataku lagi.
“Ke mobil aja yuk… ” kataku lagi.
Akhirnya kami berdua masuk ke mobil. Kutanya dia sekarang mau ke mana? waktu itu sekitar jam 17.15-an. Ternyata kalau sudah ketemu pada diam-diaman, padahal kalau kami ngobrol via telepon seperti yang sudah kenal belasan tahun.

Selama perjalanan aku nggak mengerti mau ngapain, wangi parfumnya membuat aku mabok. Yang akhirnya kutahu dia pakai parfum produk Lancome. Sepertinya ini anak high class kalau tidak mau dibilang jet set. Dari awalnya kenalan aku tidak pernah untuk ngeseks dengan Vera. Ah.. sayang sekali kalau belum-belum aku sudah nakal, bisa-bisa dia mabur duluan. Akhirnya kuarahkan mobilku ke arah Jl. Setiabudi terus belok kiri, sampailah aku di cafe “The Peak”. Cafe mewah kawasan elite Bandung Utara. Lumayan mahal untuk ukuranku. Tapi aku belagu saja, seperti yang sudah sering ke situ. Pokoknya aku ngobrol dengan dia sambil berhadap-hadapan, sesekali aku melihat pemandangan kota Bandung yang sudah mulai dihiasi lampu-lampu. Asyik sekali, ini mungkin yang bikin cafe ini mahal. Kata teman-temanku cafe ini mahal karena “beli suasana”. Di situ aku ngobrol-ngobrol sampai jam 20.30. Senyumnya itu lho, bikin dia semakin cantik saja.

Akhirnya kuantarkan Vera pulang, rumahnya di kompleks perumahan elit di jalan Sukarno-Hatta (By Pass), biasanya yang menempati orang-orang Chinese kaya raya. Kaget juga sih aku, ternyata Vera anak orang kaya. Sampai juga aku di depan rumahnya. Astaga, rumahnya besar sekali. Kulihat mobil yang parkir di halaman rumahnya, BMW 528i. Katanya sih punya kakaknya. Pasti di garasinya ada lagi mobil bapaknya, dan benar yang di dalam garasi mobil bapaknya. Mercedes SL 500 (?), tipe yang dipakai Lady Di waktu kecelakaan dulu, kalau kupikir sih mobil yang seperti itu masih sedikit yang berkeliaran di Bandung.

Sesudah mengantar Vera, aku akhirnya pulang ke rumah inventarisku di bilangan Setra Duta. Sambil pulang aku berpikir, aku punya resiko besar buat pacaran dengan Vera. Resiko yang paling tinggi adalah ras. Kalau orangtuanya tahu, si Vera bergaul denganku yang notabene pribumi asli. Wah bisa celaka aku. Ah… cuek saja. Gimana nanti. Pokoknya the show must go on!

Besoknya, pagi-pagi dari kantor kutelepon ke kantor dia, yah.. buat say hello. Ternyata responnya positif. Tadinya sih takut dia kecewa setelah melihatku, atau dia yang berpikir begitu. Nggak tahu sih aku juga. Akhirnya aku jadi sering jalan dengan Vera. Jalan-jalan. Biasanya sih hari minggu, habisnya kalau hari biasa aku dan dia juga tidak selalu bisa. Oh iya, hari Sabtu aku dan dia nggak libur. Apalagi aku harus sering lembur.

Semakin aku sering ketemu dengan dia, aku jadi sayang dengan Vera, dan Vera juga begitu. Aku tahu Vera sayang denganku, soalnya dia juga bilang kok ke aku. Aku bertekad untuk menjadi pacarnya. Tapi ini semua hanya impianku. Suatu hari Vera bilang kepadaku, bahwa dia sudah cerita tentangku ke bapaknya dan ibunya. Dan sudah bisa kuduga sebelumnya, aku tidak diperkenankan berhubungan dengan dia lagi. Benar, kejadian deh. Waktu itu aku protes dengan Vera, cuma akhirnya aku juga mesti mengerti sama dia dan keluarganya juga.

Tapi aku salut dengan keberanian Vera untuk tetap berhubungan denganku. Dia tidak mau mengecewakanku. Dan itu memang terjadi selama kurang lebih 7-8 bulanan, istilahnya sih backstreet. Hari minggu kuajak jalan Vera, dan ternyata dia tidak menolak. Aku jemput dia di rumahnya, kebetulan orangtuanya sedang ke Jakarta, yang ada cuma kakaknya dengan pembantunya. Aku pergi makan siang di Miyazaki Dago. Pokoknya di situ kami ngobrol lagi. Aku tidak ingat apa yang kita bicarakan saat itu. Setelah bayar, kami langsung pergi. Aku bingung, mau dibawa ke mana ini anak. Akhirnya kutawarkan ke Vera main ke rumah inventarisku. Sesudah sampai kami langsung duduk di sofa, di ruang tengah, nonton film di RCTI, habis kalau VCD terus bosan. Kami duduk dekat banget. Aku duduk di sebelah kanan Vera. Kupegang tangannya dan kuelus sampai pangkal lengannya, sambil aku pura-pura nonton film. Ternyata dia diam saja.

Akhirnya kuberanikan diri untuk mencium pipi kanannya. Kupikir kalau dia keberatan paling-paling menamparku. Itu resikoku. Tapi sekali lagi dia hanya diam dan dengan matanya yang coklat menatapku penuh arti, yang artinya aku juga nggak tahu. Ingin dicium lagi kali, he he he. Kucium pipi kirinya, dan dia juga menciumku. Terus kucium dahinya, matanya, hidungnya dan terus ke bibirnya. Aku senang juga soalnya dia bilang bibirnya masih perawan, belum pernah dicium oleh laki-laki lain selain olehku barusan (aku percaya saja).

Lama-lama kulumat juga bibirnya, lidahku kumasukkan ke mulutnya dengan setengah memaksa. Mungkin benar kalau dia belum berpengalaman. Lidahku dengan lidah Vera mulai bersentuhan, kuhisap lidahnya dan dia juga gantian menghisap. Habis itu bibir bagian bawahnya kukulum habis-habisan dan di saat yang bersamaan Vera juga mulai mengulum bibirku di bagian atas. Kami melakukan kegiatan itu kira-kira 1/2 jam. Lama juga. Sesudah itu aku mulai mencium sambil menjilat lehernya yang putih bersih dan merangsang tentunya. Pokoknya aku melakukannya dengan sangat pelan, biar dia juga lebih menikmati. Dan kebetulan dia memakai kemeja. Sampai akhirnya kucium di bagian bawah lehernya, ingin lebih bawah lagi sih. Cuma mentok di kancing bajunya. Terus kubuka kancing yang mengganggu itu, dia tidak menolak. Kuciumi lagi, sejak tadi tanganku belum bergerilya, paling memegang tangannya. Aku tipe laki-laki sopan sih, nggak langsung tancap gas.

Dia hanya merem saja menikmati ciumanku sambil kadang-kadang mendesah, keenakan barangkali. Akhirnya semua kancing bajunya sudah kulepas, dia memakai BH warna cream (warna standard). Kulit perutnya putih sekali, bikin aku panas saja. Waktu itu BH-nya belum kubuka, seksi sekali dia dalam keadaan begini. Susunya tidak terlalu besar, menurutku sih cukup proporsional. Pas deh. Ukurannya aku tidak tahu, peduli amat. Yang penting masih bisa diremas.

“Ver…, kulepas ya…” kataku pelan-pelan, persis di samping telinganya. Dia tidak menjawab, cuma mengangguk. Matanya yang sayu menatapku. Akhirnya begitu sudah kulepas BH-nya, kuciumi puting susunya yang berwarna merah kecoklatan. Aku ciumi puting yang sebelah kiri, sambil tangan kananku meremas dengan lembut susunya yang sebelah kanan, tidak lupa kupilin-milin puting susunya. Kulakukan ini bergantian, susu yang kiri dan yang kanan. Kadang sesekali kulumat bibirnya. Ternyata, dia membalas dengan dahsyat. Padahal baru pertama kali. Desahannya semakin menjadi-jadi, merangsang sekali! Kembali lagi kuciumi susunya sambil terus ke bawah, ke perutnya, di situ kucupang habis-habisan. Banyak sekali stempel warna merah yang kubuat, kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih bersih. Karena tempat di sofa kurang lebar, akhirnya kuminta dia pindah ke karpet/permadani di bawah. Lebih lega dan lebih nyaman. Terus kuciumi lagi bibirnya, dia juga balas lebih gila lagi. Wah, muridku sudah pintar nih he.. he.. he.

Waktu itu aku masih memakai pakaian lengkap, aku memakai Polo Shirt. Sedangkan Vera sudah telanjang dada. Jadi ya biar adil akupun telanjang dada. Aku juga tidak malu karena tubuhku lumayan atletis, hasil fitnes selama setahun. Habis itu kuciumi lagi bibirnya, aku menelusuri ke leher, ke pundaknya, pokoknya tidak semili pun yang lolos dari jilatan dan ciumanku. Terus kuciumi lagi puting susunya, sambil kuremas-remas. Semakin diciumi, nafasnya semakin tidak beraturan, sambil aku sekali-sekali melihat ke arah dia, mukanya jadi merah sekali (seperti orang Jepang di musim salju) bibirnya juga yang agak membuka, seksi sekali. Benar lho, aku tidak mengarang!

Puas menciumi susunya, terus aku turun ke perutnya. Yah, mentok di celana jeans-nya. Kubuka saja, pasti dia tidak akan menolak kok. PD pokoknya. Akhirnya kancingnya kubuka, terus ritsluitingnya kubuka sampai habis. CD-nya sudah kelihatan sebagian, tipis, warnanya cream juga. Kuciumi pinggangnya, sambil jeans-nya kutarik pelan-pelan ke bawah. Mengerti juga dia, sambil mengangkat pantatnya, akhirnya kulucuti celananya. Pahanya itu, membuat laki-laki terangsang melihatnya. Apalagi sekarang si Vera cuma pakai CD saja. Busyet deh! Bulu kemaluannya tidak terlalu lebat, tipis-tipis saja tuh, pokoknya nikmat dilihat. Kuciumi di atas CD-nya, terus akhirnya semakin ke bawah. CD-nya sudah basah sekali. Kuciumi vaginanya, dia masih memakai CD. Sengaja aku tidak langsung melepasnya, sensasinya lain. Pokoknya slowly saja. Akhirnya kulepas juga CD-nya, si Vera sendiri sejak tadi cuma mendesah-desah tidak karuan, tapi nggak dibuat-buat lho. Begitu dilepas, langsung saja kuciumi dan jilati vaginanya, baunya khas dan rasanya gitu-gitu juga. Penisku sudah tegang sekali, terus kubuka saja jeans-ku. Aku ragu juga sih, apa dia mau kusetubuhi. Tapi akhirnya aku minta persetujuannya dulu. Walaupun ini semua tanpa proses oral. Bagiku tidak jadi masalah, lebih nikmat main saja langsung.

“Ver… masukin?” kataku deg-degan. Kalau ditolakkan malu juga. Ternyata dia mau juga. Wah asyik juga nih. Aku akhirnya bisa main dengan si Vera yang cantik. Padahal tadinya sih saya tidak bernah berpikr ke arah situ. Paling maksimal petting, seperti mantan-mantanku yang dulu. Akhirnya pelan-pelan pahanya kukangkangin, dan penisku yang sejak tadi sudah tegang sekali mulai memasuki vaginanya. Susah sekali, masih perawan kupikir. Pelan-pelan dan sedikit-sedikit kutekan kepala penisku, terus dan terus…. “Ahh…. sakit Yud….” kata Vera antara setengah sadar dan tidak kepadaku.

Akhirnya masuk juga seluruh batang penisku yang panjangnya sekitar 17 cm (lumayan lah untuk ukuran standard orang Indonesia). Terus kukocok penis ke dalam vagina si Vera, nikmat sekali vagina si Vera. Sambil kukocok terus, kuciumi bibirnya, of course dia juga membalas menciumku dengan sangat ganas. Sepertinya kulihat Vera sudah mau orgasme, sambil terus menyebut namaku.

“Tahan ya Ver, aku juga udah mau keluar”, kataku. Kira-kira setelah menyetubuhinya sekitar 15 menit. Lama-lama si Vera sudah tidak tahan, aku juga sudah tidak tahan. Spermaku sudah siap menembak. Kuambil keputusan yang singkat waktu itu, kubuang saja ke dalam vaginanya. Paling-paling juga hamil. Yang ternyata tidak! Akhirnya aku dan Vera sama-sama sampai klimaksnya, barengan lho. Sensasinya benar-benar tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Aku langsung dekap tubuhnya, kucium bibirnya, mesra sekali. Penisku sengaja belum kucabut, kubiarkan saja mengecil sendiri di dalam vaginanya.

Aku bisikan di telinga Vera, “Wo ai ni, Ver…” kataku sok Mandarin. Vera hanya tersenyum sambil mencium bibirku. Aduh mesra sekali. Sambil menulis ini aku jadi ingat kejadian itu. Sesudah itu aku dan Vera beres-beres. Kulihat acara di RCTI acaranya waktu itu Clear Top 10, wah lama juga aku bercinta dengan dia.

Kejadian ini berlangsung terus sampai kira-kira 5 kali di tempat yang sama. Orang tua Vera tidak tahu terhadap perbuatan anaknya. Maklum, Vera membohongi terus, demi kepingin ketemu aku atau mungkin juga ingin ML denganku. Walaupun aku telah merawaninya hari Minggu itu, tapi hubungan kami belum bisa dianggap sebagai pacaran. Kalau aku sih menganggap dia pacarku, tapi dia masih belum menganggapku pacarnya, takut sama orangtuanya. Kupikir Vera itu HTI (Hanya Teman Intim / Hubungan Tanpa Ikatan).

Pembaca, akhirnya suatu waktu di akhir bulan April 2000, Vera bicara kepadaku, bahwa dia capai dengan keadaan ini. Mesti membohongi orangtuanya, kalau pergi denganku juga tidak tentram, takut ketahuan saudaranya kalau sedang jalan-jalan denganku. Waktu itu aku belum bisa menerima, dan aku protes. Dia bilang, sebenarnya dia sayang sekali padaku, tidak mau kehilangan aku, tidak mau meninggalkan aku, aku yang pertama buat dia… tapi dia tidak sanggup menghadapi semua ini. Yang jelas lingkungan dia dan lingkungan pergaulanku lain. Ternyata semua tinggal kenangan. Aku tidak pernah menyinggung soal keperawanan dia, nggak etis.

Sampai sekarang aku masih sayang pada Vera, aku tidak akan pernah melupakan dia dan Vera juga bilang padaku, dia tidak akan pernah melupakanku dan dia tidak ingin dilupakan olehku. Terakhir, dia memberiku Compact Disc album Shania Twain, Vera bilang dengerin “You’re Still The One” dan jam tangan merek Omega Sport (aku tahu ini jam mahal). Iklannya kalau tidak salah Mika Hakkinen atau Michael Schumacher ya, aku lupa, cuma aku pernah lihat. “Yud, pakai ya! ke manapun kamu pergi, biar ingat dengan Vera”, kata dia sambil mencium bibirku, untuk yang terakhir kalinya. Matanya basah, aku yakin dia sayang sekali padaku. Dia baik sekali denganku, perhatian sama aku, kalau mau aku bandingkan dengan 2 cewekku terdahulu. Cuma sayang kami berdua dipisahkan oleh ras yang berbeda. Dia meninggalkanku karena kondisi yang memaksa. Sampai sekarang kalau aku kerja, aku selalu memakai jam itu, kadang-kadang aku ingin telepon dia, yah cuma ingin tanya kabarnya. Cuma aku takut ini mengganggu dia. Mungkin dia sibuk dengan pekerjaannya di kantornya di bilangan Ruko Kopo

Saturday, July 4, 2015

Nenek Yang Pikun

Usiaku menginjak 16 tahun ketika nenek tinggal di rumahku. Semenjak kakek meninggal beberapa tahun yang lalu nenek tinggal sendirian di rumah besarnya ditemani beberapa pembantu dan pengurus rumah. Namun setelah nenek mengalami gangguan pada daya ingatnya (pikun), orang tuaku memutuskan untuk membawa nenek ke rumah karena selalu khawatir kalau ditunggui oleh orang lain di tempat terpisah. Karena pikunnya sudah berat, orang tuaku berpesan kepada kami agar menjaga nenek ekstra hati-hati, meskipun kita sudah menyediakan seorang suster.

Usia nenek kira-kira 60 tahun, tapi kondisinya tidak seperti kebanyakan manula, nenek pandai merawat diri karena beliau dulunya isteri seorang pejabat tinggi. Badannya langsing dan masih kelihatan segar, meskipun tidak mirip, boleh dikatakan tipenya Titiek Puspa lah. Sudah tentu waktu mudanya nenek cantik sekali, seperti yang saya lihat di foto-fotonya.

Penyakit nenek yang paling parah adalah kondisinya yang pikun, sampai-sampai tidak mengenali kita semuanya. Kesenangannya, setiap hari cerita tentang masa-masa lalu seolah-olah dia sedang terlibat pembicaraan dengan orang dulu yang dikenalnya. Untungnya secara fisik masih sehat walafiat. Dia masih bisa mengurusi dirinya sehari-hari. Masalah paling berat adalah harus mengawasi dia sepanjang waktu, seperti mengawasi balita.

Nenek adalah orang yang perfeksionis dalam hal penampilanya. Kelihatanya sebagian besar waktunya habis untuk mematut/merias dirinya. Tiap pagi dia turun dari kamarnya di lantai atas untuk sarapan, terus mandi kemudian mulai me-make up dirinya. Menurut alam pikirannya dia berada pada masa 25 tahun ke belakang ketika sedang tour bersama suaminya. Rumahku dianggapnya hotel yang dia tinggali selagi tour. Berkali-kali kita harus mencegatnya di pintu depan, yang katanya mau keluar hotel dulu keliling kota.

Cerita selanjutnya, kita sudah terbiasa dengan segala kerepotan mengurusi nenek pikun. Sampai suatu hari segala tanggung jawab menjaga nenek tertumpah semuanya kepadaku. Aku baru saja pulang dari rumah Yanti, pacarku. Lama-lama kepingin juga merasakan vagina perawan. Usiaku saat itu 19 tahun. Yanti sudah mau saat kuajak ke pangandaran liburan ini. Wah.. pokoknya pikiranku sudah penuh dengan vagina perawannya yanti.

Baru saja aku masuk rumah, ayah sudah memanggilku lalu ngomong, seperti sudah direncanakan ayah dan ibuku akan menghadiri pernikahan anak kliennya di Singapora selama seminggu, tapi Mbak Wien suster nenekku mendadak pulang kampung karena ibunya meninggal. jadinya sebagai orang satu-satunya di rumah aku yang harus menjaga nenek sendirian.

Kesel sekali hatiku, hancur deh liburanku tapi mau gimana lagi, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena keadaanya mendesak. Meskipun di depan ayahku manggut-manggut tapi hatiku gondok sekali. Gagal total bulan maduku bersama Yanti, padahal sudah kurencanakan masak-masak.

Untuk persiapan menjaga nenek 24 jam setiap hari dalam seminggu, aku beli makanan dan minumana secukupnya, dan tidak lupa aku sewa VCD porno banyak sekali. Ayah dan ibuku berangkat setelah makan siang sementara Mbak Wien sudah berangkat sejak kemaren sore.

Aku cek nenek di kamarnya, kemudian aku ke ruang tengah nonton VDC sambil makan makanan kecil. Tak terasa waktu sudah sore dan hampir gelap, karena kebanyakan nonton VCD porno, aku jadi horny sekali, apalagi ingat Yanti, wah.. kapalaku serasa mau pecah karena menahan nafsu. Akhirnya aku kocok-kocok sendiri penisku. Aku masih duduk di depan TV sambil mengocok penisku ketika kulihat nenek turun dari kamarnya. Wow..!, cantiknya.. Dia memakai gaun malam warna biru yang ketat sehingga tampak semakin seksi, rambutnya tertata rapi, sepertinya butuh waktu yang cukup lama untuk merias dirinya seperti itu. Kulihat penampilan nenek malam itu sangat istimewa.

"Saya akan pergi makan malam bersama suami saya", katanya, sambil ngeloyor menuju pintu depan.
Tadinya akan kubiarkan saja dia pergi. Tapi kuurungkan niatku itu, kiamat tuh kalau sampai nenek hilang, cepat kuhampiri dan kupegang tangannya.
"Lepaskan aku anak muda", katanya marah.
"Akan kulaporkan kamu kepada pimpinan hotel ini."
Sambil berkata begitu, dia menepiskan tangannya sambil tetap mencoba melangkah ke pintu depan. Untung tangannya kupegang kuat sekali. Kucoba memberikan penjelasan, seperti yang sudah-sudah tapi tidak berhasil. Alam pikirannya masih tentang dunia masa lalunya dan tak pernah mengenali lagi alam nyata sekarang ini.

Secara tiba-tiba dia meronta kuat sekali dan terlepas dari peganganku. Kemudian berlari ke arah pintu depan. Secepat kilat aku mengejarnya. Kukunci pintu depan. Setengah kuseret kutarik nenek kembali ke kamarnya. Sambil menaiki tangga dia ngomel-ngomel sambil mukuli punggungku. Biasanya kubujuk dia sambil meladeni ocehannya tentunya sambil berpura-pura jadi orang pikun juga. Tapi kali ini lagi nggak mood, berhubung aku masih dongkol dan nggerundel.

Begitu sampai di kamarnya, dengan agak keras kudorong dia ke tempat tidurnya. Karena kudorong tiba-tiba dia agak terjengkang kemudian terguling di ranjangnya sambil kedua kakinya terangkat ke atas. Ketika itulah gaun bawahnya merosot sampai pinggangnya. Ketika itu kulihat celana dalam nenek berwarna hitam, kakinya masih padat dan putih mulus, para pembaca juga nggak bakalan nyangka kalau itu paha manula.

"Keterlaluan", tangisnya. "Aku akan laporkan kamu sama manajemen hotel ini", katanya lagi sambil merapikan bajunya. Aku tidak tahu apa yang terjadi, mungkin karena sedang horny berat. Kutarik lagi bajunya sambil kucoba melepaskan ke atas melalui kepalanya. Setelah itu tanganku merayap ke bawah lagi, Kutarik celana dalamnya perlahan-lahan sampai akhirnya lepas di ujung kakinya.

Nenek kelihatannya shock beberapa saat dan hanya diam terbaring di ranjangnya. Aku berdiri sambil terus perhatikan vaginanya. Penisku sudah keras sekali, apalagi bayanganku tentang rencana liburan bersama Yanti berkecamuk lagi. Cepat-cepat kubuka seluruh pakaianku, kemudian naik ke atas ranjang. Aku berlutut diantara kedua kakinya. Tanganku mulai mengelus-elus pahanya, kemudian perlahan-lahan kuelus vaginanya. Ooohh.. tubuhku bagaikan dialiri strum ratusan watt, menggelepar-gelepar sambil leherku tercekat menelan ludah.

Meskipun sudah pikun, sepertinya dia mulai menyadari apa yang sedang terjadi. Dia berusaha melepaskan diri. Kudekap dia erat-erat. Dia meronta-ronta minta dilepaskan ketika kutindih tubuhnya. Sambil tangan kananku mendekapnya, kupegang penisku dengan tangan kiri, lalu kuarahkan dan kutempelkan di bibir vaginanya lalu perlahan-lahan mulai kutekan.

Dia mengerang. Mula-mula kugenjot pelan sekali. Kudorong semakin dalam setiap kali kutekan. "Ooohh.. eenak sekali". Vaginanya semakin basah. Tiba-tiba tangannya terlepas kemudian menarik kepalaku, dan menciumku dengan sangat dalam sekali.
"Oh Mas Satro..! Aku selalu mencintaimu", diantara desahannya sambil menangis.
Dalam fikiranya dia sedang bersetubuh dengan suaminya (kakekku).
"Aku minta dari belakang seperti yang biasa kita lakukan", dia memohon.

Kulonggarkan dekapanku dan kubiarkan dia berbalik kemudian nungging. Kuarahkan penisku ke vaginanya.
"Ooohh.. sshh", semakin nikmat, sepertinya semakin sempit dan menjepit. Kita bersenggama dengan doggy style. Setiap kali kugenjot dan kudorong dia mengerang dan mendesah serta tubuhnya mengejang-ngejang.
"Oh Mas Sastroo..! aku mau kelluarhh.. shh.."

Kita orgasme secara bersamaan. Kutekan dalam sekali dan kusemprtokan seluruh air maniku sampai ke dasar-dasarnya. Kita berbaring kelelahan beberapa saat. Tiba-tiba tangannya mengelus-elus penisku. "Oh.. shh" aku tegang lagi. Kuraba dan kuelus seluruh lekuk tubuhnya BH-nya yang berwarna hitam kulepaskan dan kini semua pakaianya teronggok di lantai, kita betul-betul bugil saat itu. Kamipun bersetubuh lagi. Bermacam-macam gaya kami praktekkan hari itu hingga aku merasa puas menyetubuhi nenekku sendiri. Kejadian itu berlangsung hingga seminggu sampai orang tuaku kembali dari Singapura. Setelah kedua orang tuaku kembali dari Singapura saya tidak pernah lagi menyetubuhi nenekku tapi sebagai gantinya aku setubuhi Yanti, pacarku.

FLASHLIGHT Cute Kid with Jessie J

Friday, July 3, 2015

Cerita Dewasa: Perawan ku Di ambil Sama Adek Kandung Gue Dan Teman Teman nya

Cerita panas – halo semua, perkenalkan namaku Vina, aku mau menceritakan sebuah cerita dewasa yang tragis, sebenarnya aku tidak ingin menceritakannya tapi mau bagaimana lagi, semua itu membuat hatiku hancur jika tidak segera kuceritakan….
Pengalaman ini sungguh-sungguh terjadi dengan adikku yang bernama Rafi, ia masih 17 tahun kelas 2 SMU Negeri, ia orangnya ceria, lucu, nggak pemarah, dan enak diajak ngobrol, jadi kukira ia orang yang baik dan menyenangkan, tapi ternyata juga mempunyai sifat yang mengerikan pula jika emosinya meledak, dan mempunyai nafsu birahi yang besar, apalagi jika terangsang sesuatu yang berhubungan dengan sex meskipun itu dari saudaranya sendiri atau dengan kata istilah lain “phsyco”.
Inilah cerita dewasa panas yang paling seru. Suatu hari, ketika aku pulang kuliah sore, aku menyempatkan diri ke kamar adikku mau mencari buku komik kesukaanku yang baru dipinjam tiga hari oleh adikku. Saat mencari-cari aku tidak sengaja menemukan beberapa VCD porno di meja belajarnya dicampur dengan CD-CD PSnya, aku kaget bukan main, karena tidak menyangka adikku suka nonton film-film porno, aku juga curiga akhir-akhir ini, ia pendiam, dan jarang ngobrol denganku, dan yang paling mencurigakan adalah ia barusan mengisi film kamera digitalnya dengan alasan mau memfoto-foto gadis yang mau diincarnya selama ini, aku tidak menyangka gadis yang dia incar selama ini adalah aku sendiri, saudara kandungnya. Tetapi karena orang tuaku sedang keluar kota, aku jadi tidak bisa memberitahu mereka tentang VCD pornonya selama ini, jadi aku biarkan saja.
Besoknya, saat aku hendak pergi kuliah pukul setengah satu siang, dan kebetulan hari itu adikku sudah pulang dari sekolah, ia mengajak 3 orang temannya masuk ke dalam rumah dan nonton TV bersama, mereka si-A yang bertubuh kekar dan berkulit hitam legam, si-B yang berbadan gemuk tapi agak pendek, dan si-C yang kelihatan paling tua karena berbrewok agak lebat, mungkin umurnya sama denganku atau bahkan lebih tua. Aku tidak pernah melihat mereka sebelumnya.
Saat aku mau berangkat, aku sempat curiga dengan sikap adikku karena dia melihatku terus-menerus dan nafasnya juga agak terengah-engah, aku hanya mengira ia cuma kecapean pulang dari sekolah, ternyata tidak sebab tiga temannya tidak pada merasa kecapaian. Ia terus memandangi tubuhku dari atas kebawah, aku jadi agak takut apakah dia merasa terangsang melihat tubuh dan bajuku yang seksi, sebab aku memakai hem ketat putih lengan pendek, BHku yang berbentuk tali dan berwarna hitam untuk menutupi payudaraku yang berukuran 36B terlihat jelas karena memang agak transparan. Dan aku memakai celana jeans sangat ketat dengan sebagian CDku nampak, dan pantatku yang bulat dan sering diremas oleh kondektur bis saat naik dan turun dari bis kota terlihat lebih menonjol, apalagi kulitku juga putih bersih karena aku keturunan Cina di ayahku dan ibuku orang bandung.
Aku memakai baju seksi ini karena aku mau tampil menarik di depan pacarku yang namanya Vandy yang baru 3 hari jadian. Saat mengambil kunci motorku, aku semakin penasaran karena teman-teman adikku memberikan uang ratusan ribu kepada adikku dan juga ikut memandangi tubuhku saat aku jalan di dekat mereka. Aku menduga mereka merasa terangsang oleh bau parfumku yang memang agak menyengat dan bertujuan untuk memberi rangsangan kepada cowok.
Saat aku hendak membuka pintu, dari belakang secara tiba-tiba aku disekap oleh tangan yang hitam, agak bau dan kotor, ternyata tangannya si-A teman adikku, aku kaget dan berontak tetapi sia-sia karena dia lebih tinggi dariku dan badannya juga lebih besar berkulit hitam dan karena aku melawan terus aku dipukul perutku oleh Rafi(adikku) sendiri, sehingga aku jadi lemas. Kemudian si-B teman adikku yang lain mengangkat kedua kakiku dan menggendongku bersama si-A ke ruang TV, sementara si-C mengeluarkan VCD BFnya dari dalam tas, kemudian menyetelnya ke TV, mereka tersenyum-senyum, apalagi adikku lebih gembira sambil menghitung uang dari tema-temannya, aku sudah mengerti itu pasti uang untuk menikmati tubuhku yang masih suci ini untuk diperkosa bersama-sama oleh mereka.
Aku sudah pasrah hanya bisa meneteskan air mata ketika bajuku mulai dilepas kancing bajuku satu-persatu sambil diraba-raba dan diremas-remas payudaraku oleh mereka, sementara wajahku diciumi, dijilati dan sedikit digigiti hidungku yang memang lebih mancung dari hidung adikku ini oleh Rafi, si-B melepaskan ikat pinggangku dan melepaskan celana jeansku, kemudian ia melucuti celana dalamku perlahan-lahan sambil meraba-raba pahaku,
“Wow paha Mbak putih dan mulus banget hmm.. Harum lagi”
Sementara bagian atas, si-A sudah tidak sabar dan langsung memotong-motong tali BHku dengan gunting, akhirnya aku telanjang bulat, mereka memandangiku seperti hewan kelaparan yang hendak memangsa buruannya sambil membuka seragam SMU Negeri mereka. Adikku langsung menerkam aku, aku hanya bisa memohon.
“Jangan Dik, aku ini Mbakmu..”
Tapi dia sudah tidak sabar dan langsung meremas-remas payudaraku yang masih kencang dan putih bersih ini, lalu ia menggigit putingku yang belum pernah tersentuh lelaki lain hingga memerah, dibagian bawah kakiku si-C menggerayangiku dengan menjilati dan menggigiti “bulu-bulu”ku yang masih lebat.
Adikku melumat bibirku, lalu kebawah sambil menjilat-jilat kulit tubuhku sampai ke alat vitalku dan melumat vaginaku yang masih suci itu, aku hanya bisa menangis, lalu adikku mulai menegakkan penisnya sepanjang 18 cm itu ke atas vaginaku, dan bicara.
“Ok Mbak waktunya ngambil keperawananmu Mbak.. He he he”
“Jangan Fi, pleass.. Ooch.. Aduh.. Aauw sakit fi” belum selesai aku bicara sudah dimasuki penis adikku.
“Aach.. Uuch masih seret tapi enak.. Bener Mbak, vaginamu ini Mbak!!”
Meski agak sulit menembus vaginaku karena masih perawan, tapi ia terus memaksa sekuat-kuatnya.
“Aach.. Waow nikmatnya bukan main vaginamu Mbak.. Ooch.. Yes!!” aku merasa kesakitan
“Aach.. Uuch.. Udah Dik, sakit!”
Saat aku menjerit-jerit tiba-tiba mulutku disumbat penis yang lumayan besar, panjang, berwarna hitam dan bau air kencing ternyata itu penisnya si-A.
“Ayo Mbak diemut nih kontolku ha.. Ha.. Ha,” aku hanya menangis terus, karena kedua mulutku (atas-bawah) dihunjam penis yang besar-besar.
“Mmph.. Mmpphh”
Selama 10 menit Rafi mengeluarkan penisnya dan bergantian dengan 3 orang temannya, dan akhirnya selama setengah jam mereka menyemprotkan sperma mereka ke lubang vaginaku, hanya si-B yang mengeluarkan spermanya ke mulutku. Dan mereka merasa senang dan puas melihat aku menderita, setelah puas mereka mengikat tangan dan kakiku agar tidak kabur meskipun aku juga tidak mungkin bisa lari karena tubuhku sudah sangat lemas, dan mereka istirahat sambil merokok, minum-minuman penguat tenaga, kukira semua penderitaan ini sudah selesai.
Satu jam kemudian setelah mereka merasa kuat karena minum jamu dan penguat tenaga lainnya, mereka melepaskan semua tali yang mengikatku, kemudian memperkosaku lagi secara lebih brutal, si-C meletakkan aku di atasnya dengan posisi telentang dan langsung menghunjam lubang anusku dengan penisnya sambil meremas-remas payudaraku dari bawah yang sudah mengencang kuat.
“Aach.. Ooch duburmu seret Mbak, tapi wuenak tenan,”
Aku hanya dapat menjerit kesakitan sambil menangis.
“Aach.. Jangan.. Ooch.. Sakit Mas”
Lalu adikku menghampiriku, dia berada tepat diatasku dan mengangkat kedua kakiku supaya mudah posisinya dan langsung memasukkan penisnya yang sudah menegang akibat efek minuman tadi ke vaginaku yang masih mengeluarkan sedikit darah keperawanan, sambil berebutan dengan si-C yang sama-sama sedang meremas-remas payudaraku yang semakin mengencang. Aku hanya bisa mengerang kesakitan.
“Aach.. Uuch.. Jangan Raf, kumohon sudah aja.. Aach sakit.. Oochh!!” saat mulutku menganga menjerit tiba-tiba disumbat oleh penis si-A.
“Mmph.. Mmpphh”
Aku tidak bisa menjerit, semua lubang ditubuhku seperti mulut, vagina, dan anusku sudah disumbat penis-penis berukuran besar dan panjang, karena ini pemerkosaan kedua jadi tidak selama yang pertama ‘hanya’ 15-20 menit, sampai mereka menyemprotkan sperma mereka bersamaan.
Tapi karena si-B belum “menyerangku” dalam aksi keduanya, ia bergantian dengan adikku yang sudah lemas, ia menyuruhku berganti posisi dengan berlutut di sofa, ia mulai menjilat-jilat dan menampar-nampar pentatku ini berkali-kali hingga memerah.
“Wow pantat Mbak gede juga, mulus lagi”
Karena vaginaku masih terbuka ia langsung menghunjam keras secara cepat sambil menarik-narik putingku selama kurang lebih 15 menit.
“Aachh.. Uuch.. Sakit Mas udah dong Mas, aku dah cape sekali nih!”
Dan tubuhku yang sudah lemas ini dibalik dalam posisi telentang, lalu ia mengocokkan penisnya dan mengeluarkan spermanya tepat diatas dadaku dan meratakan dengan kedua tangannya sambil meraba-raba tubuhku. Kini seluruh tubuhku berlumuran sperma seperti mandi sperma dari wajah hingga pantat dan pinggul.
Setelah merasa puas, adikku mengambil kamera digital dan memfotoku berkali-kali dengan posisi berbeda-beda dalam keadaan telanjang bulat, basah berlumuran sperma dan memasukkan ke komputer untuk dikirim ke internet dengan cara mendownload ke sebuah website. Dan mengancamku untuk tidak buka mulut kepada siapapun dan kalau bocor rahasia ini, akan disebar foto-foto bugilku ke kampusku termasuk pacarku melalui email teman-temanku baik cowok maupun cewek, ia mengetahui email teman-temanku karena sudah membaca-baca buku catatan harianku, akhirnya aku pilih diam saja.
Empat hari sesudah itu, adikku pulang bersama mereka lagi dan mengajak lima orang teman lain untuk memperkosaku lagi, rupanya mereka sudah mulai ketagihan dengan tubuhku ini, itu sudah pasti karena tubuhku ini “hanya” dijual murah oleh adikku, setiap orang membayar adikku Rp 50.000 untuk memperkosaku tanpa kondom sepuas-puasnya tapi jika memakai kondom hanya membayar Rp 35.000, aku hanya mendapat upah 10% dari bayaran tadi.
Totalnya delapan orang tanpa adikku, karena adikku cuma menerima uang dari teman-temannya dan menghitungnya. Mereka berdelapan memperkosaku secara bergantian dan kadang bersamaan dengan lebih menyakitkan karena mereka juga menyiksaku secara hardcore (terus terang aku mengetahui arti hardcore setelah tragedi ini), adikku tidak ikut memperkosaku karena setiap malam ia menyetubuhiku terus dengan berbagai macam gaya yang ia tonton di VCD pornonya.
Seminggu bisa empat sampai lima kali aku diperkosa teman-teman adikku, kadang sendirian kadang berkelompok, siang dan sore. Tetapi malam harinya oleh adikku sendiri.
Untuk itu kepada pacarku jika membaca Cerita Sedarah Diperkosa Adik Kandung ini, aku mohon maaf karena telah berbohong kalau aku masih perawan. Sekian terimakasih. Dan untuk pembaca yang ingin “merasakan” aku silahkan hubungi emailku, karena aku sekarang juga melayani orang lain.

Sahur Woiiiiiiiiiii !!!!!!!!!!!!!!!!!!


Thursday, July 2, 2015

Membayangi Elpiji 3KG Dengan Melon


Diajari Ngewe Sama Bibi Cuci Baju

Ini adalah ceritaku saat pertama kali mengenal sex dan berhubungan dengan wanita, kebetulan wanita tersebut berusia jauh lebih tua dari usiaku bahkan dari usia ibuku. Karena pengalaman pertama kali mendapat kenikmatan hubungan seksual dengan wanita berumur telah membentuk aku menjadi laki-laki yang Oedipus complex atau menyukai wanita yang berusia jauh diatas aku. Kisah selengkapnya berikut ini….
Saat itu aku berusia sekitar 14-15 tahun dan duduk di bangku SMP di akhir dekade 80’an (ah jadi ketauan kalau aku sekarang udah tuir), o iya perkenalkan namaku Anto (samaran) tinggal di komplek perumahan di pinggiran Jakarta. Aku adalah anak tunggal, sedangkan kedua orang tuaku bekerja di Jakarta.
Sehari-hari aku ditemani tukang cuci atau pembantu yang pulang hari bernama Mak Acah berperawakan tinggi semampai sepasang buah dadanya pun besar dan terlihat masih montok.
Kutaksir usianya sekitar 59-60an, seorang janda yang memiliki satu orang anak perempuan bernama mpok Marni yang juga sudah memiliki anak perempuan yang usianya dua tahun diatas aku dari perkawinannya dengan bang Uci sopir Bajaj di Tenabang. Berawal dari kebiasaan menonton film porno sepulang di rumah sahabatku Panji membuat aku seringkali menuntaskan dengan beronani sesampainya dirumah. Siang itu sepulang sekolah dan menonton film porno aku tergesa-gesa pulang ke rumah dengan maksud hendak segera menuntaskan hasrat seksualku dengan onani. Kudapati mak Acah sedang mencuci baju kami di kamar mandi (kebetulan kami hanya memiliki satu kamar mandi). Aku merasa tidak sabar jika harus menunggu mak Acah selesai mencuci, maka aku pura-pura mau buang air supaya mak Acah keluar dahulu dari kamar mandi. Akupun segera menuntaskan hasratku dengan onani sambil melihat kartu remi bergambar wanita telanjang, setelah hajatku tuntas mak Acah kembali masuk ke kamar mandi untuk menyelesaikan mencuci baju. Aku sedang mendengarkan radio saat mak Acah masuk ke kamarku lalu duduk di tempat tidurku sambil berkata
MA:“Anto kamu tadi ngocok di kamar mandi ya ?”. Aku kaget dan malu mendapat petanyaan yang tiba-tiba seperti itu.
Aku: ..eng.. iya mak, kok emak tau ? (sambil mukaku merah karena malu).
MA: iya orang pejuh kamu tadi masih licin di kamar mandi. Mak perahatiin kamu kalau pulang sekolah mesti neloco, ngga bagus tau…. Bisa ngerusk mata kamu.
Aku: masa sih mak ? (penuh rasa ingin tahu dan ketakutan).
MA: ngeloco itu ngeluarin pejuh yang dipaksa’in, pas kamu keluar pasti kamu merem. Itu yang bikin nanti mata kamu rusak. (..waduh bener juga nih dalam hati, padahal itu cuma tipu2 dia aja…).
Aku: masa sih mak ?
MA: masa, masa, kalo dibilangin (dengan logat betawi kentalnya), kalo mau ngeluarin pejuh entu kudu bari megang atawa ngeliat punyanya perempuan To…., sini emak ajarin kamu….
(sambil nyuruh aku duduk di tempat tidur). Aku hanya pasrah karena malu, takut dan rasa ingin tahu campur aduk jadi satu. Setelah aku duduk dan membuka celana pendek biruku, mak Acah menyodorkan teteknya yang besar kemukaku sambil tangannya mengelus-ngelus si otong.
MA: ..pegang…., terus isep tetek emak, nih pegang juga memek emak ya.
Akupun menuruti perintahnya dengan hati girang karena baru kali itu melihat dan meraba langsung organ intim wanita. Dalam hitungan detik si otong yang belum lama baru lemes sudah tegang lagi saking senengnya.
"Iyaa… maenin pentil emak pake lidah kamu, terus colok-colok memek emak…" katanya.
Sekitar 3 menit memainkan memek dan teteknya, Mak Acah menyuruh aku tiduran.
MA: kamu tiduran deh punya kamu udah keras banget, emak ajarin cara yang bener ngeluarin pejuhnya..
Akupun menuruti saja apa yang diperintahkannya sambil tidak lama mak Acah menduduki kemaluan dengan terlebih dahulu memasukan kemaluan remajaku yang tidak seberapa besar (maklum, saat itu aku masih ABG).
Rasanya nikmat bagai di awang-awang, jauh lebih licin dan hangat ketimbang kalau aku onani dengan menggunakan sabun. Sekitar sepuluh kali mak Acah naik turun diatas kontolku, kontolkupun muntah. Maklum saja ini adalah pengalaman pertamaku. Mak Acah segera mengelap kontolku dari sisa lendir sperma yang bercampur cairan kemauannya dengan celana dalam yang rupanya sudah sedari tadi dikantungi di saku daster lusuhnya.
“Enak kan ?” ujarnya.
"Iya mak", jawabku.
Besok-besok lagi kalau kamu pengen mending ngomong aja sama emak, biar emak bantuin ya…
Aku pun mengangguk sambil bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dari lendir yang masih terasa lengket di sekitar kemaluannku.
Beres menuntaskan hasrat, aku tertidur karena lemas akibat dua kali mengeluarkan sperma dalam waktu tidak lebih dari setengah jam.
Ada perasaan lega, puas dan penyesalan yang amat sangat karena aku sadar telah melakukan perbuatan tersebut.
Mak Acah melanjutkan membereskan rumah dan memasak untuk makan malam keluarga kami.
Esoknya, sepulang sekolah sengaja aku tidak mampir untuk menonton film porno di rumah Panji.
Pikirku aku tidak mau mengulangi pebuatan dosa yang teramat besar seperti hari kemarinnya.
Di rumah aku melihat Mak Acah sedang memcuci baju, sedangkan aku segera tidur setelah sebelumya makan dan mengganti baju putihku dengan kaus.
Hari ini tidak terjadi apa-apa, syukurlah dalam hatiku. Hari berikutnya (kebetulan hari Jum’at), aku tidak dapat menghilangkan keinginank untuk bisa berhubungan kembali dengan Mak Acah.
Di sekolahpun sulit sekali aku berkonsentrasi dari membayangkan tetek besar mak Acah dan memek tuanya yang rimbun. Aku berniat ingin segera tiba di rumah. Segera setelah jam belajar berakhir aku pulang dan kudapati rumahku masih terkunci. Memang biasanya Mak Acah datang ke rumahku sekitar pukul satu siang. Aku urung masuk tapi berbalik ke rumah Mak Acah yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari kediamanku dengan alasan pinjam kunci, aku bilang kunciku lupa tertinggal di dalam rumah. Setelah aku bicara setengah berbisik rupanya Mak Acah mengerti kalau aku sedang kebelet ingin berhubungan badan, sambil memberikan kunci rumah yang biasa dipegangnya,
dia bilang: “ ya udah nih kucinya emak juga sebentar lagi ke sono, nyelesein goreng kerupuk dulu ya…”. Aku menanti dengan gelisah kedatangan Mak Acah. Tak lama berselang Mak Acahpun datang sambil tak lupa menguci pintu depan rumah kami.
"Udah ngebet ya To ?" tanyanya, aku mengiyakan sambil menarik mak Acah ke dalam kamar.
Hari ini penampilan Mak Acah tidak seperti biasanya, ada harum deodoran murahan di tubuhnya. Setelah aku periksa, BH dan celana dalamnyapun tidak lagi lusuh dan dekil seperti kemarin. Akupun semakin terangsang untuk segera membuka BH dan menyusu di teteknya yang besar.
"Sekarang jangan keburu-buru kaya kemaren To" ujarnya.
Aku mengangguk sekedar mengiyakan sambil tanganku sibuk ngobel-ngobel memeknya yang masih terbungkus CD.
"Hari ini emak mau ngajarin yang laen, kontol kamu pernah diisep ngga?" Tanya mak Acah.
"Kayak di filem Be-Ef ya Mak ?" kataku balik bertanya.
Mak Acah tidak menjawab, namun tangannya sibuk membuka baju seragamku hingga aku bugil.
Sesaat kemudian kurasakan kontolku yang memang sudah ngaceng sedari tadi dihisap dan dikulum oleh bibirnya. Sensasinya jauh lebih nikmat ketimbang hari kemarin, aku hanya dapat mematung merasakan permainan lidah dan bibirnya yang menghisap kemaluanku. Tak berapa lama spermaku keluar diiringi desahan nikmat dari bibirku. Mak Acah dengan telaten terus menghisap dan menjilat helm nazi si otong. Air maniku memenuhi rongga mulutnya, sebagian mungkin tertelan dan sebagian lagi dilapnya dengan seragam putihku yang berserakan di lantai. Akupun terduduk puas dan lemas tak terkirakan.
"Tuh kan, kamu buru-buru banget" ujarnya.
"Udah kebelet mak" jawabku sekenanya.
"Ya udah kamu ganti baju terus makan, emak mau ngerendemin baju kotor. Entar kalau kamu udah kepingin lagi baru kita ngewe pungkasnya".
Selesai makan dan istirahat sejenak di kamar rupanya si otong udah kepingin lagi, kupanggil si emak yang saat itu sedang menyapu teras depan. "Mak sini mak, udah kepingin lagi nih…ucapku,
 "Ah cucu emak, emang kamu ngga Jum’atan ?" tanyanya.
Aku menggeleng sambil menarik si emak untuk direbahkan diatas tempat tidur.
"Jangan-buru-buru To… emak juga kudu dipuasin" ujarnya.
Aku: "dipuasin bagemana mak ?"
MA: "…nih emak ajarin…" Sambil meloloskan celana dalamnya dalam posisi terlentang diatas tempat tidurku.
MA: "emak tadi udah jilatinpunya kamu, sekarang giliran kamu jilatin memek emak ya…"
Berbekal pengalaman menonton BF dan arah si emak aku menuruti perintahnya. Mula-mula Cuma kupegang dan kucolok saja memek mak Acah, namun mak Acah memintaku untuk menjilati tonjolan daging kecl dan jengger ayam disekililng memeknya. Aku menurut, ada bau khas yang baru kali ini aku rasakan bercampur dengan wangi sabun mandi (rupanya si emak sudah mencuci bersih terlebih dahulu memeknya). Lama-lama aku terbiasa dengan aroma yang kucium dan terasa memek si emak makin basah oleh ludahku bercampur cairan kental khas organ intim wanita.
Aku hanya mengikuti apa yang diperintahkan si emak dengan diselingi desahan mesumnya. Kurang lebih lima menit tubuh si emak mengejang sambil tengannya mendekap kepalaku agar tetap menempel di memeknya. Rupanya si emak sudah orgasme, saat itu aku belum mengerti.
Sejurus kemudian emak meraih kontolku yang sudah mulai mengeras kembali.
Dengan telaten dia menciumi dan mengulum kontolku hingga betul-betul terasa keras.
Setelah dirasa tegang, emak mengarahkan kontolku kememeknya sambil memerintahkan aku untuk bergerak maju mudur.
Nikmatnya benar-benar sensasional walau terasa betul kalau memek si emak becek oleh lendir sisa dia orgasme.
Kali ini permainanku cukup lama hingga cukup memuaskan si emak dengan kembali orgasme berbarengan dengan mucratnya lahar panas dari kontolku.
Kami menyudahi permainan ini dengan sama-sama puas, akupun tertidur setelah memakai pakaian dan mencuci kontol sebelumnya.
Sekitar pukul setengah empat aku dibangunkan oleh emak yang sudah selesai mengerjakan pekerjaan dirumahku,
"mau ngewe lagi ngga nTo ?" emak bertanya kepadaku.
Aku mengiyakan dan memulai pelajaran ngewe gaya dogy. Emak tidak mencapai orgasme, maklum aku masih cupu sehingga tidak bisa menahan nafsu.
Kata emak: "ngga apa-apa, nanti juga lama-lama aku pintar pungkasnya".
Emakpun pulang dan aku mandi dengan penuh kepuasan.
Sejak saat itu kami rutin melakukan hubungan intim.
Setidaknya seminggu empat kali kami melakukannya, kebetulan emak sudah menopause sehingga jadwal kami tidak pernah terganggu.

Diperkosa Kakak Kandung Sendiri

Sebut saja namaku Rini, saat kutulis cerita ini aku berusia 25 tahun dan kejadian itu telah 4 tahun yang lalu, aku mempunyai kakak kembar laki-laki, sebut saja namanya Tanto dan Yanto dan ayahku adalah salah satu staff kedutaan di Belanda.
Di rumahku aku tinggal hanya berempat, aku, dua kakak kembarku dan Mbok Ijah yang sudah ikut keluargaku semenjak usianya 12 tahun dan pada saat itu usiaku 9 tahun, kakak-kakakku berusia 11 tahun. Dan kedua orang tuaku sedang tidak pulang ke Indonesia.
Kejadian itu saat aku berusia 21 tahun dan kakak-kakakku Tanto dan Yanto berusia 23 tahun. Saat itu tanggal 12 Oktober 1996, aku pulang kuliah dan melihat kakak-kakakku nonton film BF bersama Mbok Ijah, Tanto di kanan dan Yanto di kiri. Aku tidak tahu apa yang mereka perbuat, perlahan-lahan aku ingin melihat apa yang mereka lakukan, aku keluar rumah lagi dan masuk melalui jendela kamar Mbok Ijah, yang kebetulan tidak dikunci.
Aku masuk perlahan-lahan, dan aku menuju ruang tengah di mana kedua kakakku dan Mbok Ijah. Astaga! aku melihat Mbok Ijah sedang dipegangi oleh kedua kakakku, dengan mulut terkatup hampir berteriak, kulihat Mbok Ijah mengerang-erang seperti orang berlari 100 km. Hampir saja aku ketahuan oleh kedua kakakku.
Tangan kanan Kak Tanto memegang payudara Mbok Ijah dan tangan kirinya masuk ke dalam lubang kemaluan Mbok Ijah, begitu pula dengan Kak Yanto, tangan kirinya memegang payudara Mbok Ijah dan tangan kanannya juga masuk ke dalam liang kemaluan Mbok Ijah. Terlihat dua tangan yang masuk ke dalam liang kewanitaan Mbok Ijah dipercepat oleh kedua kakakku.
"Den.. Den sudah, Mboo..ok sudah nggak kuat.. udah Aden.. Aden berdua."
"Terus Mbok, kan belum main yang lebih enak seperti film itu", kata Kak Tanto bersemangat.
Mbok Ijah sudah terlihat lemas dan diangkat ke atas, sedangkan di bawah Kak Tanto dan Kak Yanto membelakangi pantat Mbok Ijah. "Astaga, apa yang diperbuat oleh kedua kakakku itu", kataku dalam hati.
Ternyata kemaluan Kak Tanto besar juga dan kemaluan Kak Yanto begitu pula.
"Ayo, To kamu memek dan saya dubur", kata Kak Yanto.
"Iya, kamu kan kemarin udah di memek sekarang di dubur, yah" kata Kak Tanto.
"Okelah, ayo To mulai", mereka berdua menekan Mbok Ijah yang sudah lemas, Kak Yanto menekan dari atas dan Kak Tanto menekan dari bawah. "Heck.. heck", bunyi suara Mbok Ijah yang sedikit sesak nafas.
"Ayo, To percepat dong."
"Gampang Yan sebentar lagi nih."
Tiba-tiba kakakku, Tanto melihat rambutku yang sedikit ketahuan dibalik tembok. "Siapa, siapa di situ?" tanya Kak Tanto sambil berteriak dan melepaskan permainannya dengan Mbok Ijah, begitu juga dengan Kak Yanto yang sudah sejak tadi menarik batang kemaluannya dari dubur Mbok Ijah. Mbok Ijah dibaringkan di sofa dengan tubuh telanjang bulat dan mereka berdua menghampiriku yang ketakutan tidak bisa lari lagi.
"Ooo, jadi kamu dari tadi ngintip kakak berdua main dengan Mbok Ijah", kata Kak Yanto.
"Kamu harus diberi hukuman telah ngintip-ngintip kita berdua", kata Kak Tanto.
Setelah berbicara seperti itu tanganku dipegang oleh Kak Tanto dan Kak Yanto di bawa ke kamar mereka berdua. Dalam kamar mereka, aku diminta berdiri di depan pintu kamar mereka.
"Berdiri kamu di situ", Kak Tanto meminta sambil menghardikku.
"Buka baju kamu dan celana blue jeans kamu, cepat.." Kak Yanto menimpali.
"Jangan.. jangan Kak, Saya kan adik kakak berdua.."
"Mau dibuka sendiri, atau kita berdua yang membuka", kata Kak Tanto sambil menghampiriku.
"I..ya, saya buka sendiri", kataku ketakutan.
Perlahan-lahan aku membuka bajuku dan celana blue jeans-ku, dan Kak Tanto mengunci pintu kamar serta Kak Yanto menyetel lagu House Music dengan voleme tinggi.
"Ayo, nari sambil sedikit-dikit dibuka BH dan CD kamu", Kak Yanto memintaku sambil memegang penggaris besi miliknya.
"I..ya, i..ya, tapi jangan dipukul", kataku.
Aku menari perlahan-lahan mengikuti irama House Music dan perlahan-lahan kubuka BH-ku dan CD-ku. Setelah selesai kubuka semua, aku diminta berhenti untuk menari. Aku diseret ke atas tempat tidurnya dan aku disuruh telentang dengan kaki terbuka. Kak Tanto mulai menciumi payudaraku yang memang cukup besar dengan ukuran 32 dan Kak Yanto mulai menjilati perutku sampai pusar dan mengarah ke kemaluanku.
"Jangan.. jangan.. jangan Kak.." Teriakanku dikalahkan dengan bunyi House Music yang keras.
"Udah, jangan macam-macam kamu", Hardik Kak Yanto.
Kak Tanto terus memainkan payudaraku dan menarik-narik dengan bibirnya, sementara Kak Yanto telah menjilati bibir-bibir kemaluanku. Aku merasakan betapa gelinya dan terangsangnya diriku, kutahan perasaan itu hingga aku hanya bisa menggeliat-geliat sembari menutup mataku dan terasa air mataku menetes. Tanpa kusadari Kak Yanto dan Kak Tanto telah bermain di liang kewanitaanku, mereka berdua bergantian menjilatinya. Kak Tanto berada di atasku dengan kemaluannya menuju wajahku dan Kak Yanto berdiri tegak dan terasa kemaluannya menyentuh gerbang kewanitaanku.
"Buka mulut.." pinta Kak Tanto, tanpa disadari aku mengikuti perintahnya dan tiba-tiba aku didorong oleh kemaluan kakakku dari mulut dan liang kewanitaanku. Terasa kemaluan Kak Tanto sampai pada pangkal tenggorokanku dan kemaluan Kak Yanto mulai masuk ke dalam kemaluanku. "Hm.. hm.. hm.." hanya kata-kata itu yang bisa kuucapkan. Terasa mau muntah dan pedih serta perih sekali liang kewanitaanku. Setelah sekali tekan mereka tukar posisi, giliran Kak Yanto yang berada di atas kepalaku dan Kak Tanto berada di bawahku. Mereka mengulanginya lagi seperti hentakan pertama.
Setelah mereka melakukan dua kali hentakan berselang seling, Kak Tanto tiduran di sampingku dan Kak Yanto tetap berdiri. Tubuhku dimiringkan dan mereka mulai lagi dengan liang kewanitaanku. Liang kewanitaanku dimasuki oleh batang kejantanan Kak Tanto dari depan dan batang kejantanan Kak Yanto dari belakang. "Creek.. creek.." bunyi kemaluan kedua kakakku masuk ke dalam liang kewanitaanku dan saat itu aku merasakan adanya sesuatu yang robek dan perih serta pedih sekali, hingga aku tidak dapat lagi mengeluarkan suara.
Setelah kemaluan kakak-kakakku masuk, mereka bergerak cepat sekali. "Ugh.. ugh.. ugh.. ayoo.. terus", dan setelah sekitar 10 menit lamanya aku hanya merasakan adanya cairan yang banyak menyemprot ke dalam liang kewanitaanku. Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi dan aku pingsan seketika.
Setelah aku sadar, aku tidur dengan Mbok Ijah yang telah diberi obat tidur oleh kakak-kakakku. Aku melihat kemaluanku menancap sejenis mainan seperti kemaluan kakakku satu ujung masuk ke kemaluan Mbok Ijah dan satu ujungnya masuk ke dalam kemaluanku. Perlahan-lahan kulepaskan barang itu dan aku turun dari tempat tidurku berjalan gontai menuju ruang tengah. Sesampainya di ruang tengah aku dicemooh oleh kakak-kakakku berdua.
"Wah, To adik kita lesbian", kata Kak Yanto.
"Iyah, laporin aja sama ayah, biar kapok.." kata Kak Tanto.
"Jangan.. jangan dilaporin Kak", kataku mengiba.
"Oke, kalau kamu nggak mau dilaporin.. Kamu kan sudah diphoto oleh kita berdua", sambil menunjukan kamera Kak Yanto dan Kak Tanto mengancamku.
"Kamu harus melayani kita berdua setiap jam dan dalam waktu satu minggu ini, dan kamu haruslah libur kuliah", kata Kak Tanto, "Bila aku tidak mau diceritakan tentang tidurku bersama dengan Mbok Ijah."
"I..ya, I..yah tapi pake pengaman yah, Rini nggak mau hamil", kataku memelas.
"Oke, mau pake pengaman kek, nggak kek, pokoknya loe harus ngelayani kita berdua", kata Kak Yanto.
Terpaksa pada saat itu hingga seminggu aku bolos kuliah dan aku melayani kedua kakakku yang sudah tidak ingat lagi bahwa aku ini adik kandungnya. Dan setelah seminggu aku diberi photo serta klisenya waktu aku tidur dengan Mbok Ijah dengan pose lesbian. Kutanyakan kepada Mbok Ijah kenapa mau seperti itu, ternyata ia dipaksa untuk meminum sirup buatan Kak Tanto sehingga menjadi lemas dan tertidur. Dan mereka masih sempat memperlihatkan photo mereka berdua bermain dengan adik kandungnya, dengan pose-pose yang heboh dan saat itu pula aku pingsan.

Wednesday, July 1, 2015

PEMENANG JUARA JACKPOT TURN OVER BULAN JUNI

Pemenang Tournament Jackpot Turnover JituPoker untuk Bulan JUNI 2015 :
Juara 1 : a65 AMAQLAN ( 3.000.000 )
Juara 2 : a65 TORRES ( 2.000.000)
Juara 3 : a65 LEPAS ( 1.000.000 )
Juara 4 : a65 BYBY82 ( 500.000 )
Juara 5 : a65 BOLT ( 500.000 )
Selamat Untuk Para Pemenang dan Semoga sukses selaluuntuk pengecekan pemenang bisa di lihat dari Jitupoker.asia.dan hadiah sudah di masukan ke id masing masing.
Contact Us :
No hp : +85517696735
Pin BB : 2b14236c
Yahoo : Agent.jitupoker@yahoo.com
live chat : www.jitupoker.net...www.jitudomino.com...www.jitudomino.net.Terima kasih.salam admin,Jitupoker

Banyak Orang Alim Mendadak